Oleh: Triani dan Sri Arthauli Rezeki/EQ

Pada hari Minggu 5 September 2021, telah dilaksanakan salah satu rangkaian acara Gadjah Mada Accounting Days (GMAD), yaitu Accounting Talk (A-Talk) 2021 melalui Youtube. Accounting Talk tahun ini mengangkat tema “Companies vs Crises: Call for Rapid Responsible Transformation” yang dibuka langsung oleh Richard Geofanny selaku Project Officer GMAD, Choirunnisa Arifa selaku Kaprodi Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, dan Eko Suwardi selaku Dekan FEB UGM. Terdapat dua rangkaian acara pada A-Talk tahun ini, yaitu webinar dengan subtema “Accounting Role: Providing Relevant and Timely Information for Corporate Investment” dan talkshow dengan tema “Small Business Survival: Maximizing Financial Growth from Accounting Perspective.” Tahun ini, Wuri Handayani diamanahi sebagai moderator pada acara webinar dan Annisa Hayatun pada acara talkshow.

Pada sesi webinar, materi pertama disampaikan oleh Herry Setiadie selaku Partner of Pricewaterhouse Cooper (PwC) Indonesia. Herry menyampaikan bahwa salah satu hal penting yang berperan terhadap keberlangsungan perusahaan adalah seorang akuntan. Menurutnya, accounting is business language yang diperlukan untuk mengolah berbagai data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan setiap perusahaan. Beliau juga menyebutkan bahwa akuntan sebagai pengolah data dan informasi berperan penting untuk menyajikan data tersebut kepada para investor. Banyak data yang tersedia tetapi tidak semua relevan. Di sinilah peran akuntan dibutuhkan agar informasi tersebut bisa tepat guna. 

Pembicara selanjutnya adalah Nova Kurniawan. Beliau merupakan Senior Manager of Finance Business Partner di PT Semen Indonesia. Nova mengatakan bahwa pandemi memberikan dampak negatif yang cukup signifikan bagi industri transportasi dan akomodasi. Namun, dilihat dari sisi makro, industri komunikasi dan telekomunikasi serta healthcare mendapatkan dampak positif walaupun kenaikannya tidak terlalu signifikan. Menurut Nova, dalam mengambil keputusan, investor melihat laporan keuangan yang disajikan oleh akuntan.

Pada sesi talkshow, Yolanda Agatha selaku pemilik Salad Nyoo mengatakan bisnis yang digelutinya mengalami penurunan penjualan ketika awal pandemi. Seiring dengan meningkatnya keinginan masyarakat untuk mengubah pola hidup sehat, Salad Nyoo perlahan-lahan dapat berkembang. Teknologi memiliki peranan penting dalam menunjang bisnis terutama dalam pencatatan keuangan. Beliau juga menjelaskan bahwa kita harus dapat beradaptasi dengan kondisi kondisi pandemi pada saat ini.. 

Selanjutnya, Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Severinus Indra Wijaya, menjelaskan bahwa potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat besar terhadap pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia. Hal tersebut menjadi latar belakang dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) yang dapat digunakan oleh UMKM sebagai standar pelaporan keuangan. 

CEO dan Co-founder CrediBook, Gabriel Frans, memaparkan bahwa digitalisasi sangat penting pada era sekarang ini untuk memudahkan proses bisnis. Beliau menegaskan bahwa diperlukan pendekatan yang tepat untuk mengedukasi financial literacy dan digital literacy kepada masyarakat. Usaha yang sedang ia jalani, yaitu Credibook dapat memudahkan masyarakat untuk mencatat laporan keuangan secara digital. 

Setelah sesi talkshow, acara dilanjutkan dengan pengumuman pemenang Jogjakarta National Conference (JNC) dan National Accounting Olympiad (NAO) 2021. Tim Wall Street berhasil menjadi pemenang JNC dan Tim Ceria menjadi pemenang NAO tahun ini. Pengumuman pemenang tersebut sekaligus menjadi penutup rangkaian acara GMAD tahun ini.