Penulis: Hana Hafizhah, Marcellinus Krisnado/EQ
Editor: Handri Regina/EQ
Layouter: Vidhyazputri Belva Aqila/EQ
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (BEM FEB UGM) sukses menyelenggarakan laga basket tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) bertajuk Economics Hoopfest 2025. Kompetisi ini digelar selama tiga hari, pada tanggal 9, 12, dan 14 Mei 2025. Acara ini menjadi wadah bagi siswa Yogyakarta untuk menunjukan prestasi sekaligus mempererat persaingan sehat antar sekolah. Bertempat di Sport Hall Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Economics Hoopfest 2025 mempertemukan delapan SMA di Yogyakarta untuk bertanding memperebutkan juara pertama.
Dengan mengusung konsep “90s Retro American Basketball Culture“, Economic Hoopfest 2025 berupaya mencerminkan semangat era keemasan basket, di mana gaya, budaya, dan kompetisi menyatu menjadi satu kesatuan yang ikonik. Rainier, Chief Executive Officer (CEO) Economics Hoopfest 2025, mengungkap bahwa konsep retro dipilih untuk menciptakan identitas unik yang membedakan dengan kompetisi serupa. “Kalian bisa lihat dari cara kami mendekor dan mengemas acara ini dengan tema itu (retro),” jelas Rainier, merujuk pada desain baju panitia dan feeds Instagram resmi Economic Hoopfest 2025 yang bertemakan retro.
Pada hari terakhir Economics Hoopfest 2025 (14/5), seluruh peserta menunjukan performa terbaik mereka dalam perebutan tiga besar kompetisi. Menurut Qeisha, salah satu pengunjung acara, Economics Hoopfest 2025 hari ketiga ini merupakan hari yang dinanti-nanti karena menjadi penentu siapa yang keluar sebagai pemenang utama setelah tiga hari masa pelaksanaan. Acara dimulai dengan pertandingan small final memperebutkan juara ketiga antara SMA Budi Mulia Dua dan SMA Kolese De Britto. Skor akhir 27-14 mengantarkan SMA Budi Mulia Dua menyabet juara ketiga. Laga dilanjutkan dengan duel sengit antara SMA Negeri 4 Yogyakarta melawan SMA Olifant dalam babak final mengincar juara pertama. Pertandingan puncak ini menjadi klimaks Economics Hoopfest 2025 bergaya retro itu, di mana SMA Olifant dinyatakan sebagai pemenang utama setelah berhasil mengungguli SMA Negeri 4 Yogyakarta dengan skor tipis 28-24.
Economics Hoopfest 2025 resmi berakhir dengan sesi awarding sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras para peserta selama kompetisi. Penyerahan trofi dan hadiah dilakukan secara bertahap, dimulai dari SMA Budi Mulia Dua sebagai juara ketiga, disusul SMA Negeri 4 Yogyakarta sebagai runner-up, dan dilanjutkan SMA Olifant, sang juara Economics Hoopfest 2025. Sesi awarding ditutup dengan penghargaan kepada Most Valuable Player (MVP) dari SMA Olifant, yakni Yowel Son Vandera.
Salah satu pemain dari tim SMA Olifant, Nanda, mengungkapkan rasa syukurnya atas kemenangan mereka di final. Ia tidak menyangka timnya bisa menjadi juara, mengingat latihan hanya berlangsung selama tiga minggu sebelum diselenggarakannya Economics Hoopfest 2025. Itupun dengan latihan tidak intensif karena sering berbenturan dengan jadwal lain para pemain. Menurutnya, kunci utama kemenangan mereka adalah kekompakan, kesamaan visi, dan mindset. “Kalau mindset-nya jelek, pasti mainnya jelek,” terang Nanda.
Meski baru diadakan tahun ini, Economics Hoopfest 2025 sukses mencuri perhatian. Antusiasme peserta dan penonton terlihat nyata, dengan kehadiran delapan SMA berkompetisi dan total 389 penonton yang memadati Sport Hall GIK UGM selama masa pelaksanaan. Nanda mengaku jika diberikan kesempatan mengikuti Economics Hoopfest lagi, ia akan menyetujuinya tanpa pikir panjang. “Karena menurut kita sebagai atlet, ya, waktu ada event itu, ya, pentas kita,” papar Nanda. Di sisi lain, Rainier juga berharap Economics Hoopfest tahun-tahun berikutnya bisa melibatkan lebih banyak sekolah dan menjadi acara yang lebih baik lagi. “Semoga bisa dipertingkat lagi, lebih better karena selalu ada room for improvement,” pungkas Rainier.