WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Rilis Pers: Festival Kebun Raya Gelanggang

Gedung Gelanggang Mahasiswa UGM telah dirobohkan sejak bulan Agustus 2020. Setelah tindakan ini dilakukan dan ditambah dengan situasi pandemi, berbagai UKM yang tadinya menempati Gelanggang Mahasiswa diminta untuk mengosongkan tempat tersebut. Berbagai UKM melakukannya walaupun terkesan terpaksa. Kemudian, munculah inisiasi dari pihak rektorat untuk membangun gedung “New Gelanggang” dengan konsep Super Creative Hub. Dalam proyek ini, pihak rektorat bekerjasama dan didukung oleh beberapa stakeholder lain, dua diantaranya adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta pihak pengembang.

Sebenarnya, rencana renovasi sudah bergulir sejak 2015. Namun hingga saat ini kelanjutan proses pembangunan gedung ini belum memenuhi titik terang. Walaupun sudah dihadirkan alternatif solusi bagi kegiatan UKM oleh rektorat, namun nyatanya di lapangan terdapat banyak kendala yang melanda mereka. Ditambah beberapa permasalah kunci yang menjadi penting untuk dikritisi. Pertama, tidak transparan dan ketidaktegasan rektorat perihal keberlanjutan pembangunan gedung “New Gelanggang”. Hal ini dibuktikan pada minimnya transparansi keuangan dan timeline pembangunan “New Gelanggang” terhadap mahasiswa.

Kedua, kurangnya pelibatan mahasiswa dalam berbagai proses perumusan kebijakan terkait pembangunan gedung tersebut. Terakhir, ketidakjelasan timeline pembangunan yang dibuktikan dengan mundurnya timeline pembangunan yang telah direncakan tanpa batas yang jelas.

Berangkat dari hal di atas, Panitia Kerja Pembangunan Fasilitas Kemahasiswaan (PFK) UGM yang terdiri dari perwakilan berbagai organisasi, diantaranya BK MWA UM, Forkom UKM UGM, Aliansi Mahasiswa UGM, BEM KM UGM, serta Formad UGM menginisiasi sebuah aksi dengan tajuk “Festival Kebun Raya Gelanggang” yang mengangkat hashtag #UniversitasGemarMangkrak dan #PemberiHarapanPembangunan. Aksi kreatif ini dimulai sejak tangal 28 Oktober 2021 dengan puncak aksi pada tanggal 30 Oktober 2021. Aksi puncak akan dimulai pukul 12.00 WIB dengan titik kumpul berada di Bunderan UGM.

Rangkaian aksi ini akan diawali dengan aksi mural sebagai bentuk kritik ketidakjelasan rektorat dalam menangani pembanguan ini. Aksi mural juga dilakukan di tengah konteks maraknya isu pembungkaman penyampaian pendapat dimuka umum melalui seni mural. Kegiatan ini diikuti oleh kawan-kawan dari berbagai macam ormawa dengan melukiskan mural yang mencerminkan kondisi ketidakpastian pembangunan saat ini. Setelah gambar mural tersebut selesai, selanjutnya akan digunakan sebagai sarana mahasiswa UGM untuk melakukan kampanye di sosial media terkait permasalahan pembangunan ini. Kampanye ini akan membawa tagar #UniversitasGemarMangkrak dan #PemberiHarapanPembangunan dengan maksud menyebarluaskan permasalahan pembangunan ini ke kalangan publik bahwa UGM sedang tidak baik-baik saja.

Kegiatan selanjutnya, yakni pada hari puncak 30 Oktober 2021, dilanjutkan dengan aksi menanam bersama di Kebun Raya Gelanggang (Gelanggang UGM lama). Aksi tanam ini akan menggunakan tanaman-tanaman konsumsi yang nantinya saat panen akan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan dan siapapun boleh mengambil hasil panennya nanti. Penanaman ini dilakukan atas dasar lahan gelanggang yang kosong dan terbengkalai ini sudah tidak bermanfaat selama kurang lebih 1,5 tahun. Padahal saat bangunan gelanggang mahasiswa masih berdiri kokoh, di lahan ini banyak manfaat yang diterima bagi semua kalangan, tak hanya mahasiswa UGM saja.

Aksi tanam ini juga sebagai simbolisasi bahwa semangat kebermanfaatan yang ada di Gelanggang ini masih hidup hingga sekarang walaupun bangunannya sudah rata dengan tanah. Di akhir rangkaian aksi, ada Doa Bersama 5 Agama. Doa ini bermaksud untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar usaha yang telah dilakukan tidak sia-sia dan rektorat segera mendengarkan tuntutan dari seluruh masa aksi. Doa Bersama 5 agama ini juga sebagai simbol keberagaman yang hidup berdampingan di antara mahasiswa UGM.

Atas permasalahan pembangunan diatas maka pada aksi ini kami, mahasiswa Universitas Gadjah Mada menuntut kepada pihak Rektorat untuk:

Tuntutan Pembangunan Fasilitas Kampus

  1. Menuntut Pihak Rektorat untuk meberikan Transparansi dan Melibatkan Mahasiswa dalam Perencanaan, Pembangunan, dan Pemgawasan dalam Hal Pembangunan Fasilitas Kampus;
  2. Mendesak Pihak Rektorat untuk mendasari Pembangunan Fasilitas Kampus sesuai dengan marwah, esensi, dan kegunaan Fasilitas bagi Mahasiswa; dan
  3. Mendesak pihak Rektorat untuk mepertegas Timeline Pembangunan Fasilitas Kampus secara Terukur dan pasti, guna Mengaktifkan kembali Aktivitas Mahasiswa sebagaimana amanah, marwah, dan Hak Mahasiswa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Solverwp- WordPress Theme and Plugin