WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Dari 1001 Fasilitas FEB, Adakah Titik Lemahnya?

Oleh: Kevin Pratomo dan Hanna Fakhira/EQ
Editor: Kefas Prajna
Ilustrasi oleh: Naelufara dan Najwa Zahra/EQ

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) adalah fakultas yang berdiri layaknya Achilles yang perkasa. Pedang yang terasah, perisai yang kokoh, dan baju zirah yang melindungi seluruh badannya, tetapi lupa menggunakan pelindung untuk tumitnya yang merupakan kelemahan terbesarnya. Dalam hal ini FEB UGM memiliki bermacam-macam fasilitas untuk menunjang kegiatan mahasiswa, tetapi melupakan sebuah hal penting yaitu tempat parkir yang memadai untuk mahasiswanya. 

FEB UGM, fakultas dengan identitas borjuis-nya, memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang relatif lengkap. Kelengkapan ini berhasil menunjang kurang lebih 5500 mahasiswa di berbagai aktivitas. Salah satu kelengkapannya yakni student lounge yang berlokasi di lantai dua sayap timur, student lounge merupakan area multifungsi untuk para mahasiswa. Area ini dapat digunakan mahasiswa untuk belajar, berdiskusi, bahkan para mahasiswa diperbolehkan untuk membawa makanan. Beralih dari student lounge, FEB UGM memiliki perpustakaan tiga lantai dengan koleksi buku yang aktual serta terdapat BI Corner dan ADB Corner untuk mendukung kenyamanan mahasiswa. Perpustakaan juga dilengkapi dengan sistem keamanan yang andal, pengunjung wajib  memiliki akun SIMASTER yang nantinya digunakan untuk check-in saat berkunjung ke jendela dunia tiga lantai ini. Bagaikan masakan tanpa garam, tentu terasa kurang bila tidak ada kantin di sebuah fakultas. Kantin FEB dikenal dengan nama kantin EB (enak bergizi). Kantin EB menyediakan berbagai macam hidangan mulai dari nasi padang, ayam geprek, ketoprak, hingga masakan rumah. Rasa berkualitas dengan harga pelajar, tentu hal ini mengundang banyak pengunjung datang dari berbagai fakultas untuk mencicipi hidangan kantin EB. Selain rasa dan harganya yang menjual, kantin ini turut menyediakan kenyamanan berupa tempat makan indoor dan outdoor, terlebih bagian outdoor yang mengarah langsung pada Grha Sabha Pramana (GSP).

Selepas makan berat di kantin, kurang rasanya bila belum merasakan hidangan penutup ataupun sekadar minum kopi. Tenang saja, FEB UGM menyediakan tiga kafe untuk sekadar menikmati minuman sembari berbincang. Pertama ada EB Cafe by Nala, kedai kopi ini didirikan oleh mahasiswa FEB UGM. Karyawan paruh waktu di EB Nala pun berasal dari mahasiswa FEB UGM, hal ini bisa dijadikan sebagai ladang mencari penghasilan ataupun pengalaman part time. Kedua terdapat Ancala, berbeda dengan EB, kedai ini menyediakan minuman berbahan dasar bunga dan rempah yang dikemas secara modern hingga menimbulkan cita rasa baru layaknya minuman kafe. Kedai ini disponsori oleh bank CIMB, didalamnya terdapat lounge dan mesin ATM CIMB. Ketiga terdapat Bhumi Cafe yang baru saja didirikan pada Desember silam, kafe ini disponsori oleh bank BNI dan tentunya terdapat mesin ATM BNI di dalamnya. Jika Ancala tidak menyediakan makanan, berbeda dengan Bhumi Cafe dan EB Cafe yang menyediakan makanan ringan hingga berat.

Penjelasan di atas membuktikan bahwa fasilitas di FEB UGM relatif lengkap. Namun, dari sekian banyak fasilitas tersebut, FEB UGM masih belum memiliki fasilitas kantung parkir bagi mahasiswa yang memadai. Fasilitas kantung parkir hanya tersedia untuk para dosen dan karyawan. Patut diakui bahwa fasilitas parkir untuk dosen dan karyawan adalah hal yang esensial, tetapi alangkah baiknya bila mahasiswa juga ikut diakomodasi karena fasilitas parkir bagi mahasiswa juga tidak kalah penting. 

Berdasarkan survei yang penulis laksanakan, 85% mahasiswa FEB UGM menggunakan kendaraan pribadi untuk keperluan transportasi ke kampus. Dari 85% tersebut, 81% menggunakan sepeda motor dan 4% menggunakan mobil. Bagi 4% pengguna mobil mereka merasa tidak memerlukan fasilitas parkir karena kebutuhan tersebut sudah terpenuhi dengan adanya lahan besar di depan FEB UGM yaitu lapangan GSP dan lahan pekarangan di sekitarnya. Hal berbeda disampaikan oleh 81% pengguna sepeda motor, mereka merasa tempat parkir yang saat ini letaknya cukup jauh dan tidak dapat mengakomodasi dengan baik. Absennya fasilitas parkir bagi mahasiswa FEB UGM membuat mahasiswa pengguna sepeda motor harus parkir di tempat parkir “pujale” (pusat jajanan lembah) atau kantung parkir perpustakaan pusat. Setelah memarkirkan kendaraan, para mahasiswa harus berjalan kaki sekitar 200 meter untuk menuju kampus FEB UGM.

Apabila segera diadakan fasilitas kantung parkir di FEB UGM, para mahasiswa akan menghemat waktu dan juga tenaga. Mereka juga akan terhindar dari kesulitan-kesulitan yang kerap muncul saat cuaca hujan turun di fasilitas yang ada sekarang seperti kesusahan menemukan lapangan parkir dan harus melewati hujan sejauh 200 meter untuk pergi ke kelas. Kemudahan yang akan didapatkan ini tentu akan menjaga motivasi baik mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kuliah. 

Selama beberapa semester belakang, poin ini telah menjadi aspirasi yang disuarakan oleh berbagai pihak seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa, serta organisasi pers dengan artikel-artikelnya. Sejauh ini belum ada tanggapan ataupun respon mengenai hal yang sebenarnya memiliki urgensi tinggi ini.  Dengan adanya artikel ini diharapkan FEB UGM segera memenuhi kebutuhan dari para mahasiswa pengguna sepeda motor ini. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan membuat fasilitas basement parkir motor seperti yang tersedia di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM. Ataupun bisa dengan menyediakan lahan terkhusus seperti yang dimiliki Fakultas Hukum dan Fakultas Filsafat. Bila kebutuhan ini terpenuhi, efisiensi waktu mahasiswa dalam menempuh perjalanan ke kampus akan meningkat, serta produktivitas diharapkan bisa ikut meningkat. 

Pengunjung :
253

Solverwp- WordPress Theme and Plugin