Oleh: Virdza Anditha Arya Putri dan Orie P.
Editor : Aulia Valerie
Layouter : Vini Wang
Pada tanggal 15 Mei 2024, Selasar Teaching Industry Learning Center (TILC) Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi saksi pertunjukkan tari tradisional sebagai pembuka, menandakan digelarnya acara penyambutan mahasiswa internasional. Tahun ini, UGM Buddy Club menggelar acara International Student Gathering (ISG) guna mempererat hubungan antar pihak kampus dengan mahasiswa internasional.
Sebagai kota pelajar dan pusat kebudayaan Jawa, Yogyakarta menawarkan berbagai macam budaya yang dapat dijelajahi oleh wisatawan lokal dan internasional. UGM Buddy Club adalah sebuah komunitas bagi mahasiswa-mahasiswi UGM yang ingin menjadi “buddy” atau rekan bagi mahasiswa-mahasiswi internasional yang belajar di UGM. Komunitas mahasiswa ini telah terbentuk sejak tahun 2014 silam. Para “buddy” ini nantinya akan menjadi rekan akademik maupun non-akademik dari mahasiswa-mahasiswa internasional tersebut untuk memperkenalkan Indonesia, khususnya Yogyakarta. Biasanya, mahasiswa tersebut akan memperkenalkan budaya, alam, dan kearifan lokal melalui acara bulanan, seperti kursus singkat dan tamasya.
Rangkaian kegiatan ISG dibuka pada pukul 14.20 di Selasar TILC Sekolah Vokasi UGM. Pada acara pembukaan, mahasiswa internasional disambut dengan penampilan tari tradisional yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sastra Oebah. Acara pembukaan dihadiri oleh Prof. Puji Astuti sebagai Direktur Kemitraan, Alumni, dan Inisiatif Global dan Perwakilannya, serta panitia UGM Buddy Club.
“We hope this event will help them build stronger relationships, get more involved with the UGM campus, and encourage them to get to know each other and share experiences. We also hope International students can share stories with each other and feel comfortable contacting us if international students encounter problems,” ucap Prof. Puji Astuti dalam kata sambutannya.
Usai sambutan oleh Prof. Puji Astuti, acara selanjutnya dimulai dengan sambutan oleh President Buddy Club UGM, Tasha. Acara dilanjutkan dengan pengenalan materi yang dibawakan oleh Sasha, sebagai Vice President Buddy Club UGM.
“I would like to express my gratitude and appreciation to everyone who has worked hard to make this event a success. I hope you have a memorable time. The UGM Buddy Club is committed to supporting international students with both academic and non-academic needs. We organize various events and their upcoming activities, such as orientation events, Halloween night, buka bersama, internal development activities, buddy birthdays, and buddy time activities like shopping and dining together,” ujar Sasha.
Dalam presentasinya, ia menjelaskan bahwa UGM Buddy Club adalah sebuah organisasi mahasiswa di bawah naungan Kantor Urusan Internasional (KUI) yang menawarkan jaringan dan pengalaman budaya bagi mahasiswa lokal dan internasional. Club ini bertujuan memberikan kesempatan bagi mahasiswa lokal dan internasional untuk berpartisipasi dalam acara-acara budaya berwawasan internasional.
Setelah presentasi, tuan rumah mengundang semua peserta dan tamu berkumpul bersama untuk mengikuti sesi dokumentasi acara. Acara kemudian dilanjutkan dengan nyanyian lagu “Laskar Pelangi” oleh Roxanne Flores, Sabrina Tan, dan Najihah Kaseim, mahasiswa asal Thailand dan Filipina. Mereka bernyanyi bersama dengan fasih diiringi dengan alunan gitar yang menyentuh hati. Penampilan tersebut sekaligus membuka acara International Student Gathering ini.
Penampilan yang memukau tersebut dilanjutkan dengan nyanyian oleh Suomar Labib. Suomar bernyanyi dengan lagu dari negara asalnya. Tak hanya nyanyian oleh Suomar, ada pula penampilan fashion show yang dilakukan oleh enam mahasiswa. Uniknya, pemilihan model dalam fashion show ini dilakukan secara langsung saat acara sedang berlangsung. Para model unjuk gigi dalam fashion show tersebut dan tampak menjiwai busana yang mereka gunakan. Tak hanya pakaian adat tradisional dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Riau, Manado, dan Sulawesi Utara, mereka juga menggunakan busana dari negara lain yaitu Jerman, Cina dan Prancis.
Di sela penampilan, para peserta diajak untuk melakukan ice breaking. Ice breaking ini dilakukan oleh empat pasang peserta. Masing masing pasangan diberikan sebuah kertas yang berisikan sebuah kata dan mereka harus memperagakan kata yang ada pada kertas tersebut untuk ditebak oleh pasangannya. Setiap peserta diberikan 45 detik untuk menebak kata yang diberikan. Selain itu, peserta juga diberikan kesempatan untuk menceritakan kesan mereka selama berkuliah di UGM dan tinggal di Yogyakarta. Mereka terkesan dengan sikap ramah dan baik orang-orang yang mereka temui.
Sebelum acara berakhir, para tamu diberikan kesempatan untuk mencicipi hidangan dari beberapa negara, seperti soto kudus, gado gado, nasi briyani, coconut noodles, dan lainnya. Tak hanya makanan, minuman seperti es dawet pun tersaji di meja tuk menenami santapan para tamu. Beberapa peserta menampilkan nyanyian sembari menemani para tamu menyantap hidangan yang disajikan.
“Time goes by way too fast, but memory lasts forever.”
Dengan berakhirnya awarding session, berakhir pula rangkaian acara International Student Gathering. Pada momen penutupan ini, panitia membagikan bunga sebagai simbol penghargaan dan kenangan manis kepada semua peserta yang hadir. Semua pihak saling mengucapkan selamat tinggal dengan harapan semoga sukses dan mendapatkan kenangan yang tak terlupakan selama belajar, bertumbuh, serta berkembang di UGM.