Penulis: Nawfal Aulia dan Aulia Valerie Fawzia/EQ
Editor : Virginia Monic
Layouter: Dini Tessa S./EQ
Negeri Naga Guntur.
Terdengar keren, bukan? Yap, sebutan tersebut ternyata dimiliki oleh Negara Bhutan karena kondisi geografisnya yang terdiri atas lembah-lembah rendah dan terapit di antara puncak-puncak pegunungan Himalaya–khas sekali dengan wilayah Asia Selatan–sehingga menyerupai sekumpulan badai petir liar. Tidak hanya itu, Negara Bhutan juga sangat unik karena penggunaan indeks Kebahagiaan Nasional Bruto atau Gross National Happiness ketika mayoritas negara-negara saat ini menggunakan perhitungan Gross Domestic Product (GDP).
Sebenarnya, Gross National Happiness itu apa, sih?
Gross National Happiness (GNH) adalah suatu indeks yang digunakan untuk tingkat kemajuan suatu negara dengan menggunakan beberapa indikator kebahagiaan (Gelderen, 2024). Penggunaan GNH ternyata merupakan hasil pengadopsian dari suatu ajaran filosofi dan kultur dalam agama Buddha–agama mayoritas penduduk Bhutan.
GNH menekankan keseimbangan antara nilai-nilai material dan non material dalam mengejar kebahagiaan dan kesejahteraan secara menyeluruh (Verma, 2017). Empat pilar utama GNH meliputi pembangunan sosial-ekonomi yang adil dan berkelanjutan, pelestarian dan promosi budaya, pelestarian lingkungan hidup, serta tata pemerintahan yang baik (Ura et al., 2012). Penerapan setiap pilar utama GNH perlu dilakukan secara maksimal agar dapat mewujudkan keseimbangan antara kebahagiaan dan kesejahteraan (McDonald, 2010). Selain itu, GNH menawarkan perspektif pembangunan yang lebih holistik dan berkelanjutan, berbeda dengan pendekatan konvensional yang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi (Wangmo & Violanti, 2022). Bhutan menjadi salah satu bukti dari keberhasilan GNH sebagai indikator pembangunan negaranya dengan predikat Negara Negatif Karbon pertama sedunia sebagai salah satu pencapaian yang diraihnya.
Akan tetapi, GNH juga memiliki kelemahan berupa pembangunan yang relatif lebih lambat dibandingkan negara lain. Brooks (2013) mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah Bhutan ialah bagaimana mereka mampu menghindari konsumsi yang berlebih sebagai akibat dari merambahnya barang impor di Negara Bhutan. Selain itu, pembatasan terhadap tingkat konsumsi agar tidak melebihi batas optimal setiap individu juga menjadi tantangan lain bagi mereka (Brooks, 2013). Terlebih lagi, arus globalisasi dan informasi membuat negara yang mengadopsi GNH tidak dapat sepenuhnya mengisolasi diri dari dunia luar sebagaimana yang mereka butuhkan agar pandangan ini bisa berjalan dengan sempurna.
Lantas, apa itu Gross Domestic Product (GDP)?
GDP menghitung keseluruhan nilai akhir dari suatu barang dan jasa yang diproduksi oleh dan bertempat di suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Hasil akhir dari perhitungan tersebut nantinya memberikan gambaran bagaimana perekonomian suatu negara berjalan, sehingga pemerintah maupun investor dapat mengambil langkah solusi yang dapat memulihkan aktivitas perekonomian. Selain itu, perhitungan GDP juga membantu perusahaan untuk memperkirakan jumlah produksi serta perolehan laba di masa mendatang dengan adanya inflasi–hal ini membuat GDP masih menjadi indikator paling akurat dalam menghitung pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Salah satu kritik terhadap penggunaan GDP ialah GDP luput untuk memperhatikan dampak yang diberikan oleh aktivitas ekonomi terhadap lingkungan maupun masyarakat (Brooks, 2013). Boleh jadi, perekonomian negara mengalami peningkatan, namun di sisi yang lain terdapat sejumlah kerusakan lingkungan yang cukup masif dan merugikan baik bagi masyarakat sekitar maupun negara. Hal ini membuat terjadinya keterbalikan antara peningkatan GDP dengan tingkat kualitas hidup masyarakat. Selain itu, perhitungan GDP juga tidak termasuk dengan produksi dalam skala keluarga dan rumah tangga, donasi, harga untuk pembiayaan pengentasan masalah kriminal–hal-hal tersebut dianggap tidak memberikan kontribusi dalam kemajuan GDP (Leipert, 1989; Giannetti, et al, 2015).
Pengadopsian pandangan GNH memudahkan pembangunan masyarakat global melalui perhitungan indeks kebahagiaannya. Target bersama untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan menawarkan kesempatan bagi dunia untuk mulai memperhatikan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan melalui pelestarian sumber daya alam, perlindungan keanekaragaman budaya, peningkatan keadilan sosial, serta kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Benar bahwasannya perhitungan GDP membuat pekerja ekonomi mengetahui bagaimana perekonomian berjalan berdasarkan tingkat produksi yang dihasilkan, yang kemudian dapat dijadikan acuan dalam kegiatan produksi pada periode berikutnya. Namun, model GNH mampu menggantikan gagasan bahwa kekayaan materi tidak harus menjadi indikator utama keberhasilan suatu pembangunan. Implementasi GNH dapat mendorong keberlanjutan dan kesetaraan sosial, sehingga pada akhirnya mampu berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di masa kini dan mendatang.
Referensi
Alkire, Sabina. (2023). Beyond GDP: Bhutan’s GNH Index Unveiling the Path to Human Flourishing. Diakses melalui https://www.mppn.org/beyond-gdp-bhutans-gnh-index-unveiling-the-path-to-human-flouri shing (3 April 2024)
Brooks, J. S. (2013). Avoiding the Limits to Growth: Gross national Happiness in Bhutan as a Model for Sustainable Development. Vol. 5(9) 3640-3664.
Gelderen, M. V. (2024). Entrepreneurship Education for Gross National Happiness in Bhutan. Entrepreneurship Education and Pedagogy. Vol. 7(2) 218-234. GNH Centre Bhutan. (2023). What is GNH?. Diakses melalui https://www.gnhcentrebhutan.org/ (3 April 2024).
Giannetti BF, Agostinho F, Almeida CMVB, Huisingh D. (2015). A review of limitations of GDP and Alternatives indices to monitor human welbeing and to manage eco-system functionality. Vol. 97. Journal of Cleaner Production. Elsevier Ltd; 2-15. P. 11-25.
McDonald, R. (2010). Towards Gross National Happiness: An Analytical Study (No. 2010: 5). Center for Bhutan Studies.
Ura, K., Alkire, S., Zangmo, T., & Wangdi, K. (2012). An Extensive Analysis of GNH Index. Centre for Bhutan Studies.
Verma, R. (2017). Gross National Happiness: Meaning, Measure and Degrowth in a Living Development Alternative. Journal of Political Ecology, 24(1), 476-490.
Wangmo, T., & Violanti, J. M. (2022). Gross National Happiness: A Perspective from Bhutan. In Handbook of Happiness .(pp. 1-16). Springer, Cham.