WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Berpikir Logis dengan Kerangka Model dan Asumsi Ekonomi

Penulis: Kefas Prajna Christiawan dan Cindra Karunia Putri/EQ

Ilustrasi Oleh: Aisya Prisetyaputri/EQ

Layaknya sebuah buku di dalam perpustakaan, model dan asumsi merupakan dua hal yang pasti dijumpai ketika mempelajari ilmu ekonomi. Model dan asumsi diyakini dapat membantu siswa dalam memahami keadaan ekonomi yang ada di dunia nyata secara lebih sederhana. Model dan asumsi, yang kemudian melahirkan teori ekonomi, merupakan simplifikasi dari serangkaian kejadian ekonomi yang kompleks. Sebagai contoh, pada teori permintaan dan penawaran dijelaskan bahwa ketika harga suatu barang meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan menurun. Teori tersebut memudahkan siswa dalam mencerna dan menganalisis bagaimana seharusnya produsen dan konsumen menanggapi adanya perubahan harga. Akan tetapi, bagaimana cara membiasakan seseorang untuk berpikir dengan kerangka model dan asumsi?

Penyampaian Materi Ilmu Ekonomi yang Bertahap

Salah satu dosen di Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM, Gigih Fitrianto, menjelaskan bahwa proses penyampaian materi di FEB UGM menggunakan model dan asumsi yang dilakukan secara bertahap. Tahapan tersebut dimulai dari teori dan model yang sederhana hingga akhirnya masuk ke model yang lebih kompleks. Sebagai contoh, sebelum masuk ke perguruan tinggi, siswa sudah mengantongi pemahaman dasar mengenai teori permintaan dan penawaran serta faktor yang dapat memengaruhinya. Pada tingkat universitas, siswa diajak untuk melihat pengaruh permintaan dan penawaran dari sisi mikro dan makro. Tingkat universitas memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan spesifik dengan mengenalkan berbagai teori ekonomi.

Melalui penyampaian model dan asumsi yang bertahap, siswa akan terbiasa melihat suatu kejadian dengan logika. Gigih Fitrianto mengumpamakan model ekonomi layaknya building blocks yang tersusun dari kerangka logika. Kerangka logika tersebut akan menghasilkan asumsi yang merupakan komponen model ekonomi. Maka dari itu, orang yang sering dicekoki dengan model ekonomi secara otomatis akan lebih mudah menangkap informasi serta melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang rasional dan sistematis.

Hubungan Antara Orang yang Pandai Matematika dengan Kemampuan Memahami Pemodelan Ekonomi

Peran keterkaitan antara matematika dan ekonomi sangatlah krusial. Shima Dewi, dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM, menjelaskan bahwa kemampuan kuantitatif (angka) seseorang sangat memengaruhi logika ekonomi dan model matematika yang ada pada ilmu ekonomi. Namun, cukup disayangkan terkadang ilmu ekonomi hanya dianggap sebagai ilmu sosial yang kompleksitasnya berbeda dengan ilmu pengetahuan alam (lebih banyak pelajaran berhitung). Selain itu, Gigih Fitrianto mengibaratkan matematika adalah pisau (tools) sedangkan logika atau asumsi seseorang adalah koki atau juru masak. Pada sesi KedhapIE (konten seputar ekonomi dari Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM), Dr. Dumairy juga menjelaskan bahwa matematika membuat kita lebih mudah untuk menganalisis masalah ekonomi yang ada. Maka dari itu, seseorang yang pandai matematika dapat dikatakan lebih unggul dalam menguasai atau memahami pemodelan dalam ekonomi.

Kedinamisan Model dan Asumsi Ekonomi 

Terdapat kedinamisan dalam setiap model, teori, dan asumsi ekonomi yang ada. Contoh yang paling mudah adalah munculnya teori keynesian setelah adanya teori neo-klasik. Kedua teori tersebut memiliki peran dan nilai masing-masing. Perkembangan teknologi dan riset menghasilkan perubahan pada model ekonomi sehingga dapat menjawab permasalahan ekonomi yang semakin kompleks. Shima Dewi menjelaskan bahwa terdapat perkembangan pola pikir ekonom dari ruang pikir yang sempit (hanya memperhatikan aspek ekonomi) menjadi lebih fleksibel dan terbuka terhadap aspek lainnya. Hal tersebut seakan mendukung penjelasan terkait kedinamisan dalam model dan asumsi ekonomi. Oleh karena itu, model, teori, dan asumsi ekonomi selalu terbuka untuk dikritik atau diubah ketika tidak mampu menjelaskan atau menyelesaikan kejadian ekonomi tertentu.

Sebagai suatu ilmu sosial, model dan asumsi pada ilmu ekonomi tetap diperlukan untuk mengentaskan masalah atau mencapai suatu tujuan. Ketika model dan asumsi dapat meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan sumber daya yang terbatas, atau memajukan suatu negara maka hal ini menjadi aspek penting yang tidak akan pernah ditinggalkan. Walaupun demikian, pembaharuan akan terus terjadi agar relevansi antara model dan asumsi terhadap permasalahan masa kini dapat terjaga. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Solverwp- WordPress Theme and Plugin