WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Reverie Vol. 11: Musik dan Mimpi Menyatu dalam Simfoni

Penulis : Handri Regina dan Najwa Anggi/EQ
Editor : Hilda Bakti Fahrezi/EQ
Dokumentasi : GMCO UGM

Penampilan memukau telah selesai dipersembahkan oleh kelompok orkestra Gadjah Mada Chamber Orchestra (GMCO) pada Sabtu (16/11) malam hari. Penampilan yang bertajuk “Reverie: Grand Concert Volume 11” ini berhasil membuat takjub para penonton dengan alunan musik yang harmonis dan  vokal yang merdu, menciptakan suasana yang hangat dan penuh apresiasi di dalam gedung Auditorium Driyarkara Sanata Dharma. 

GMCO adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bergerak di bidang seni musik orkestra yang telah ada sejak tahun 2008. Gelaran Grand Concert termasuk dalam acara tahunan GMCO yang diselenggarakan setiap akhir tahun, dan tahun ini merupakan kali kesebelas acara tersebut diselenggarakan. 

Grand Concert kali ini mengambil tema “Reverie, A Voyage Across A Grandiose Ocean of Tales” yang mengajak penonton untuk meresapi setiap kisah kehidupan. Penonton didorong untuk menyelami sudut pandang masing-masing dengan dibungkus oleh harmoni musik yang mengalun dengan indah. GMCO juga mengajak berbagai pihak dalam menyelenggarakan acara ini, antara lain Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma, Marching Band Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dan sejumlah siswa dari SMM Yogyakarta. 

Iringan vokal PSM Cantus Firmus saat menyanyikan “Menikmati Hariku”(© GMCO UGM)

Sesi Pertama
Acara diawali dengan pemberian sambutan dari Project Manager Grand Concert Vol. II, Muhammad Arrazi Farizki Joko Prabowo; Ketua GMCO, Nurul Rafika Fitriani; dan Pembina GMCO, Prof. dr. Adi Utarini, MPH, MSc., PhD. Konser dibuka dengan megah melalui aransemen lagu “Laskar Pelangi” yang dipopulerkan oleh Nidji. Lagu ini memiliki makna kegigihan untuk terus bersemangat menjalani kehidupan dan mengajak penonton untuk merangkul mimpi mereka seperti pelangi. Alunan pembuka ini langsung mengundang tepuk tangan meriah dari penonton. 

Pertunjukan dilanjutkan dengan lagu “Menikmati Hariku” yang dipopulerkan oleh Sherina Munaf dengan melibatkan PSM Cantus Firmus sebagai pengiring vokal. Suara merdu yang dihasilkan berhasil mengajak penonton untuk bernyanyi bersama dan mendalami lagu ini sebagai pemanis malam yang ceria. Lagu ini juga dimaknai sebagai titik awal dalam perjalanan meraih impian. 

Salah satu musik klasik,  “The Second Waltz” karya Dmitri Shostakovich, berhasil memikat penonton dengan suasana anggun melalui nada-nada waltz yang mengalun lembut dan elegan. Penampilan ini diawali dengan intro yang dibawakan oleh salah satu pemain biola yang berusaha untuk membawa penonton kembali ke masa lalu dan membangkitkan suasana misterius di balik lagu ini. Setelah jeda singkat, suasana berubah menjadi lebih intim dengan “Theme of Love” karya Nobuo Uematsu sebagai soundtrack dari gim Final Fantasy. Penonton terpaku oleh melodi yang lembut dan penuh perasaan yang ditafsirkan dalam bentuk kenangan manis tentang cinta dan kerinduan.

Penampilan GMCO dalam lagu “The Second Waltz” (© GMCO UGM)

Suara merdu dari salah satu vokalis, Aisha Dama Candrika, menambah kehangatan dan keindahan suasana konser saat menyanyikan lagu “Defying Gravity” karya Stephen Schwartz yang menjadi lagu ikonik dari musikal “Wicked”. Liriknya yang penuh semangat melukiskan impian dari seseorang untuk mengejar kebebasan dan meraih talentanya meskipun harus melawan ketidakadilan yang ada. 

Sesi pertama konser ini ditutup dengan “Never be Enough” karya Benj Pasek & Justin Paul dan merupakan Original Soundtrack dari film “The Greatest Showman”. Aisha Dama Candrika kembali membawakan lagu ini dan berkolaborasi dengan PSM Cantus Firmus. Lagu ini sangat populer karena liriknya yang penuh emosi dan bermaknakan hasrat yang tak terpuaskan, serta keinginan untuk lebih, baik dalam cinta maupun hidup. Decak kagum penonton yang disampaikan melalui tepuk tangan yang meriah akhirnya menutup sesi pertama acara ini. 

Sesi Kedua
Usai jeda istirahat, suasana Auditorium Driyarkara kembali dipenuhi antusiasme penonton. Acara dilanjutkan dengan penampilan memukau dengan lagu “A Million Dreams karya Benj Pasek & Justin Paul. Salah satu lagu ikonik dari film “The Greatest Showman” ini menyampaikan pesan mendalam tentang keberanian untuk bermimpi besar. Dengan alunan musik orkestra yang megah yang dipandu oleh conductor Azka Putri Akbar membuat panggung kembali hidup, membawa penonton ke dalam suasana penuh harapan.

Penampilan berikutnya semakin mengesankan dengan lagu yang kembali dibawakan oleh Aisha Dama Candrika dan Brigitta Susanti “They Don’t Know About Uskarya Tommy Lee James, Peter Wallevik, Tommy P Gregersen, Tebey Ottoh, yang dipopulerkan oleh boyband inggris terkenal, One Direction.  Lagu ini mengangkat tema cinta yang tulus dan penuh keyakinan. Dengan harmoni vokal yang sempurna, lagu mengalir lembut, menciptakan suasana intim yang menyentuh hati penonton. 

Tak lama kemudian, Hanin Dhiya, salah satu talent yang diundang khusus untuk memeriahkan acara ini, muncul dari sisi kiri panggung. Ia langsung menyita perhatian penonton dengan penampilan memukau lewat lagu “Berlari Tanpa Kaki” karya Mikha Angelo Brahmantyo dan Reuben Nathaniel. Dalam kolaborasi yang apik bersama Muhammad Dhuha Wahyu Syakuri yang merupakan mahasiswa UGM, lagu milik The Overtunes terasa semakin hidup. Lagu yang sarat akan makna ini menjadi salah satu highlight malam itu, menginspirasi penonton untuk terus melangkah menghadapi banyaknya rintangan.

Duet Hanin Dhiya dan Muhammad Dhuha Wahyu Syakuri saat menampilkan “Berlari Tanpa Kaki” (© GMCO UGM)

Suasana semakin hangat ketika penampilan berikutnya Hanin Dhiya kembali bernyanyi membawakan lagu “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari. Suara merdu Hanin yang indah, ditambah iringan harmoni orkestra, menghidupkan nostalgia bagi para penonton. Setelah itu, dilanjutkan dengan lagu “Roman Picisan” karya Ahmad Dhani Prasetyo, yang membawa nuansa puitis dan emosional yang sangat mengesankan. Di tengah penampilan Hanin, penonton turut memeriahkan suasana dengan mengangkat ponsel mereka, menyalakan lampu flash, dan bertepuk tangan mengikuti irama. Momen ini menciptakan harmoni spontan yang memperkaya penampilan, terutama saat lirik tertentu dari lagu tersebut menggema di seluruh ruangan.

Momen Apresiasi dan Encore Berkesan
Memasuki sesi penghargaan, suasana penuh rasa syukur dan apresiasi memenuhi auditorium. Buket bunga diserahkan kepada para musisi, vokalis, dan seluruh penyelenggara sebagai bentuk penghormatan atas kerja keras mereka yang telah menghadirkan pertunjukan luar biasa. Master of Ceremony (MC) dengan hangat menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara, diiringi tepuk tangan meriah dari penonton yang menunjukkan rasa bangga dan penghargaan mereka.

Penampilan akhir ditutup dengan lagu “Jatuh Bangkit Kembali” (© GMCO UGM)

Encore acara ini ditutup dengan lagu penuh semangat “Jatuh Bangkit Kembali” karya Febrian Nindyo dan Ilham Aditama, yang dibawakan oleh Aisha dan Brigitta, bersama PSM Cantus Firmus. Lagu ini menjadi simbol semangat untuk bangkit dari kegagalan dan terus maju, menjadikannya akhir yang sangat berkesan. Penonton ikut bernyanyi, menciptakan suasana hangat dan penuh kebersamaan di penghujung acara. Tidak hanya itu, panitia turut mempersembahkan tarian bersama PSM dengan formasi mengelilingi panggung, menambah semarak penampilan. Ketika suasana tampak akan berakhir, teriakan “we want more” yang kompak dari panitia menggema, membuat lagu ini kembali dibawakan dengan penuh semangat sebagai penutup manis untuk malam yang luar biasa.

Solverwp- WordPress Theme and Plugin