WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Menilik Nilai-Nilai Inklusivitas Pendidikan di FEB UGM

Penulis: Tustiati

Editor: Yolinda Nur Istighfari

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan pendidikan inklusif? Apakah menurut Anda pendidikan yang setara dan inklusif dapat menyatukan berbagai perbedaan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita kupas lebih dalam!

Pendidikan inklusif merupakan sebuah konsep yang sangat relevan dalam konteks sosial dan budaya saat ini. Pendidikan inklusif memiliki tujuan untuk memastikan setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi, ras, atau kondisi fisik mereka. Dalam konteks antropologi budaya, pendidikan inklusif tidak hanya tentang menggabungkan berbagai kelompok yang berbeda dalam satu ruang belajar. Pendidikan inklusif juga tentang menghargai perbedaan sebagai bagian dari keragaman budaya yang membentuk identitas sosial. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai inklusivitas yang diterapkan dalam pendidikan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pendidikan merupakan salah satu media untuk membentuk dan mentransmisikan nilai-nilai budaya kepada generasi penerus bangsa. Dalam sudut pandang antropologi budaya, pendidikan tidak hanya sebagai proses transfer pengetahuan, melainkan sebuah mekanisme pembentukan identitas kolektif. Di FEB UGM, pendidikan inklusif menjadi sarana untuk memperkenalkan dan menerapkan nilai keberagaman, toleransi, dan kerja sama. FEB UGM memiliki mahasiswa dengan berbagai latar belakang berbeda, baik secara geografis, sosial, maupun ekonomi, sehingga FEB UGM menjadikan pendidikan sebagai ruang untuk saling menghargai perbedaan. Hal ini mendorong mahasiswa untuk belajar dari interaksi sosial yang terjadi dalam keberagaman tersebut, tidak hanya dari materi kuliah saja.

FEB UGM mencerminkan implementasi pendidikan inklusif yang sangat sesuai dengan nilai keberagaman budaya. Melansir dari artikel yang diterbitkan oleh website resmi FEB UGM, Dekan FEB UGM, Prof. Didi Achjari, menjelaskan bahwa FEB UGM berkomitmen untuk memberikan kesempatan pendidikan berkualitas tinggi yang setara bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia. Pada tahun 2023, FEB UGM menerima mahasiswa baru dari 29 provinsi, terdiri dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya yang berbeda. Hal tersebut menjelaskan bahwa FEB UGM menjunjung nilai keberagaman yang kaya dalam komposisi mahasiswa, yang tidak hanya mencakup kota-kota besar, melainkan juga daerah-daerah terpencil. 

Dalam artikel yang diterbitkan oleh website resmi FEB UGM, dari segi keberagaman ekonomi, FEB UGM memberikan perhatian khusus kepada mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu dengan berbagai beasiswa, seperti Beasiswa KIP-Kuliah. Sekitar 60% mahasiswa baru mendapatkan bantuan pembiayaan pendidikan, bahkan beasiswa penuh. Ini menunjukkan inklusivitas FEB UGM yang tidak hanya menciptakan kesempatan bagi mereka yang berpotensi, melainkan juga menciptakan ruang belajar yang lebih inklusif dengan mengurangi hambatan ekonomi dalam mengakses pendidikan berkualitas.

Dalam sudut pandang antropologi budaya, pendidikan inklusif di FEB UGM memberikan ruang belajar bagi berbagai kelompok budaya untuk berinteraksi dan saling memahami. Cara pandang itu sejalan dengan konsep akulturasi, yang menunjukkan bahwa mahasiswa dari berbagai latar belakang berbeda tidak hanya bertemu, tetapi mereka juga mengintegrasikan nilai-nilai budaya mereka ke dalam lingkungan barunya. Dalam lingkungan belajar di FEB UGM ini, setiap individu diharapkan dapat beradaptasi dan berkontribusi pada dinamika sosial yang ada.

Nilai-nilai inklusivitas yang diterapkan di FEB UGM tidak hanya memberikan kesempatan belajar yang setara bagi mahasiswa dari beragam latar belakang, melainkan juga memberikan ruang belajar bagi para mahasiswa untuk saling memahami keragaman budaya. Pendekatan ini menunjukkan bahwa FEB UGM menerapkan nilai-nilai multikulturalisme dan keberagaman dalam kehidupan akademik. Pendekatan inklusif seperti ini penting untuk diterapkan agar tercipta masyarakat yang adil, setara, dan saling menghargai perbedaan. Dengan demikian, pendidikan inklusif tidak hanya sebuah konsep pendidikan, tetapi juga sebuah usaha untuk menciptakan identitas kolektif yang inklusif dan menghargai setiap perbedaan sebagai bagian dari keberagaman budaya.

Referensi:

FEB UGM. (2023). Pendidikan Inklusif Dan Berkualitas Unggul di feb ugm. https://feb.ugm.ac.id/id/berita/4202-pendidikan-inklusif-dan-berkualitas-unggul-di-feb-ugm 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Solverwp- WordPress Theme and Plugin