WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Insightful, Prestisius, dan Meriah: Kilas Balik Management’s Event 2023

Oleh: Andini Mahera Primawestri/EQ
Editor: Rizal Farizi/EQ
Dokumentasi oleh: Management’s Event 17 dan BPPM EQ

Serangkaian acara Management’s Event (ME) 2023 telah sukses terlaksana. Acara tahunan ini merupakan sarana bagi mahasiswa Program Studi Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) untuk menyalurkan bakat, kreativitas, dan keinginan untuk berkarya. Dalam pelaksanaannya yang ke-17 ini, ME menyajikan tiga subacara, yakni Indonesia Studentpreneur (IDEAS), Gadjah Mada Business Case Competition (GMBCC), dan EXPOSURE.

Indonesia Studentpreneur atau IDEAS merupakan subacara ME yang paling awal dilaksanakan. Lomba business plan ini bertujuan untuk menemukan gagasan ide terbaik dari calon entrepreneur muda yang mampu memberikan dampak bagi masyarakat (sebagai sociopreneur). Berfokus pada bidang kewirausahaan sosial, IDEAS batch 9 mengangkat tema “Peran Aktif Sociopreneur dalam Meningkatkan Kualitas Hidup dan Pembangunan Nasional dengan Mewujudkan Kesetaraan”. “Tidak hanya fokus mewadahi ide sociopreneur dari peserta, IDEAS juga memberdayakan dan mengenalkan non-governmental organization (NGO)  yang berfokus pada isu sosial dan lingkungan. Beberapa organisasi yang berkolaborasi dengan kami kemarin di antaranya Avo Innovation, Indonesia Mengajar, dan lain-lain,” ungkap Sahadya selaku project director event creative IDEAS.

IDEAS tahun ini terdiri dari rentetan acara business plan competition, program inkubasi bisnis, dan company visit. Pendaftaran lean canvas dibuka pada awal April 2023 dan diteruskan dengan proses seleksi lanjutan lainnya. Sebagai penutup, babak final dan malam penghargaan diselenggarakan secara offline di FEB UGM pada 6 Juni 2023.  Berbeda dengan pelaksanaan pada dua tahun sebelumnya, IDEAS batch 9 dilaksanakan secara hybrid dan mencakup peserta yang lebih luas. 

Suasana Babak Final IDEAS 2023 (©Management’s Event 17)

IDEAS tahun ini diikuti oleh sebanyak lebih dari 150 tim. Untuk pelaksanaan tahun selanjutnya, Sahadya berharap IDEAS dapat diikuti lebih banyak partisipan dengan ide-ide yang makin aplikatif. “Harapannya, (IDEAS) bisa jadi jembatan inkubasi juga untuk merealisasikan ide bisnis teman-teman peserta. Semoga IDEAS bisa mendapatkan kesempatan kolaborasi yang lebih besar dengan organisasi atau perusahaan inkubator bisnis,” pungkasnya.

Subacara yang digelar oleh ME selanjutnya adalah Gadjah Mada Business Case Competition (GMBCC). GMBCC merupakan salah satu kompetisi business case terbesar tingkat universitas dengan skala internasional. Acara tahunan ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi dua stakeholders utama, yaitu young delegates atau mahasiswa dari seluruh dunia yang ingin mengasah kemampuan, bakat, dan meraih prestasi, serta perusahaan yang membutuhkan solusi dan ide-ide segar dari mahasiswa muda. Tahun ini merupakan pertama kalinya GMBCC diadakan secara hybrid setelah hanya diselenggarakan melalui platform online pada tahun 2022, bahkan sempat inactive pada tahun 2020 dan 2021 karena pandemi. 

Bekerja sama dengan Asuransi Astra Buana sebagai case collaborator, GMBCC ke-9 ini tidak hanya diikuti oleh peserta dari universitas di Indonesia. Terdapat juga peserta dari negara lain, seperti Singapura, Thailand, Kanada, dan Malaysia. Rangkaian acara GMBCC dibuka dengan pendaftaran pada awal April 2023 dan diakhiri dengan babak final serta malam penghargaan yang diselenggarakan secara offline di FEB UGM pada 12 Juli 2023. 

Di luar rangkaian acara utama kompetisi business case, GMBCC juga menghadirkan online company visit dengan Asuransi Astra serta sesi offline mentoring berjudul “Mastering the Art of Impactful Presentations” bersama dengan mentor dari Pertamina. Anya, project director GMBCC, berharap agar GMBCC tahun selanjutnya dapat menjangkau peserta yang lebih luas dan membangun lebih banyak kolaborasi dengan tema serta partner perusahaan yang relevan. “Intinya mungkin membawa perkembangan dan juga keberlanjutan yang positif, seperti yang sudah dilaksanakan dari tahun-tahun sebelumnya,” tutupnya.

Subacara terakhir dari ME adalah EXPOSURE yang merupakan thematic curated market pertama di Yogyakarta. Pertama kali diadakan pada tahun 2015, EXPOSURE merupakan salah satu wadah pengembangan industri kreatif, utamanya produk lokal, yang cukup terkenal sampai sekarang. EXPOSURE menghimpun growing local business dan memberikan sarana bagi mereka untuk mengenalkan produknya serta membangun good-view positioning di tempat komersial terutama mal besar di Yogyakarta. EXPOSURE tahun ini dilaksanakan pada 28-30 Juli di Pakuwon Mall Jogja. Tema yang diangkat adalah Unison yang mengambil nilai unity, solidarity, dan humanity

EXPOSURE tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena tidak hanya melayani segmen industri kreatif bisnis dan seni rupa, tetapi juga mulai merambah ke music entertainment oleh musisi lokal. Pada tahun ke-2 EXPOSURE kembali dilaksanakan secara offline pascapandemi, antusiasme tenant maupun pengunjung terbilang sangat tinggi. “Untuk tahun ini, alhamdulillah kurasi kita terpenuhi banget. Dari 61 booth yang ada, semuanya occupied dan pendaftarnya juga bahkan lebih banget sampai ratusan,” papar Farrel selaku project director EXPOSURE 2023. “Pengunjung juga meningkat tajam. Dua kali lipat lebihnya dari tahun lalu. Tahun ini hampir 42.000 pengunjung.” 

Selain dapat berbelanja produk lokal dan menikmati music entertainment, pengunjung juga bisa mendatangi interactive space yang terletak tidak jauh dari pusat tenant. Di pameran karya seni ini, pengunjung bisa mengeksplorasi beragam karya seni interaktif hasil karya seniman lokal Indonesia. Selain itu, ditampilkan juga karya seni dari tiga seniman undangan: Ian Pramananta X Lupy Florist, USER UGM, dan Glow Better X Muklay.  

Karya yang Ditampilkan di Interactive Space (©BPPM EQ)

Kemeriahan EXPOSURE sekaligus menutup rangkaian acara dari ME ke-17. Farrel berharap EXPOSURE tahun selanjutnya dapat menghimpun lebih banyak stakeholders sehingga bisa lebih memberi dampak bagi masyarakat. “Aku berharap EXPOSURE bukan hanya dijadikan event with routine yang gitu-gitu aja, sekadar ordinary occasion. Namun, lebih berpegang sama mindset bisnis buat ngejalaninnya. So it goes selalu sustained karena kolaborasi dan inovasi yang well-maintained, well-strategy,” pungkasnya.

Pengunjung :
816

Solverwp- WordPress Theme and Plugin