WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Lintang Kartika Terangi Jalan Pendidikan: Langkah Proaktif BEM FEB UGM dalam Pengawalan Isu Pendidikan

Oleh: Frida Lucyana Wahyuningsih dan Handri Regina Putri/EQ
Editor: Muhammad  Faza Naufal/EQ
Layouter: Vini Wang/EQ
Dokumentasi: BEM FEB UGM

Pada 23 Maret 2024 kemarin, BEM FEB UGM berhasil mengadakan Grand Launching Kabinet baru dengan mengangkat nama Kabinet Lintang Kartika. Kabinet ini akan bergerak dengan visi dan misi serta arahan strategis yang terukur, juga landasan gerak pengawalan isu bertemakan pendidikan. Mengutip dari Grand Design Kabinet Lintang Kartika, nama “Lintang Kartika” ini memiliki arti bintangnya para bintang. 

Acara dimulai dengan sambutan meriah dari Master of Ceremony (MC) dan dilanjutkan dengan pemotongan pita oleh Azkal Azkiya Muhardi selaku Ketua BEM FEB UGM 2024. Setelah acara pemotongan pita selesai, Azkal memberikan sambutan kepada para tamu undangan yang dihadiri oleh berbagai organisasi, baik dari HMJ LK FEB UGM maupun eksternal yang ikut memeriahkan acara Grand Launching BEM FEB UGM 2024 ini.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Grand Design Kabinet Lintang Kartika, meliputi penjelasan tentang visi, misi, filosofi logo, hingga pemutaran video profile. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi ice breaking yang dipandu langsung oleh anggota Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM). Terakhir, acara ditutup dengan penampilan salah satu band FEB UGM yaitu Economic Session Band (ESB) dan dokumentasi.

Pengawalan Isu Pendidikan oleh BEM FEB UGM

Setelah sukses mengawal isu sampah di Yogyakarta pada tahun 2023 kemarin, tahun ini BEM FEB UGM dengan penuh semangat mencanangkan pengawalan isu pendidikan. Relevansi dan kedekatan antara mahasiswa dengan dunia pendidikan mendorong Azkal untuk mengawal isu tersebut. 

“Aku pikir jika BEM FEB UGM yang terdiri dari banyak mahasiswa ini membawa isu pendidikan sebagai landasan pengawalan, maka kita akan bisa mencapai ideal condition dari pendidikan yang kita harapkan, karena kita merupakan pelaku pendidikan itu sendiri,” ujar Ketua BEM FEB UGM.

Ideal condition yang dimaksud oleh Azkal yakni mengenai pemerataan pendidikan agar siswa bisa mendapatkan fasilitas pendidikan yang sama supaya tercipta sumber daya manusia yang kompeten. Selain itu juga diperlukan adanya modernisasi pendidikan untuk menghadapi perkembangan zaman. 

Pengawalan ini difokuskan untuk semua lingkup baik nasional, regional, maupun UGM. Dalam eksekusinya, pengawalan akan diimplementasikan melalui program kerja yang memiliki beberapa fokus subtema seperti pengajar, kurikulum, institusi, ruang gerak, hingga fasilitas penunjang. 

Sebagai muara dari pengawalan isu, BEM FEB UGM berencana melakukan Policy Brief berupa audiensi ke Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Policy Brief ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap isu pendidikan. Azkal berharap setidaknya untuk dapat didengar oleh para pembuat kebijakan. Namun jauh disana, terdapat keinginan yang lebih besar supaya keresahan ini dapat diresapi untuk dijadikan langkah menuju kesejahteraan bersama. 

“Karena kita bukan pembuat kebijakan, tentu kita tidak bisa membuat kebijakan tentang pendidikan. Namun, kita dapat membantu dalam meningkatkan awareness publik dengan menggerakkan massa.”

– Azkal Azkiya Muhardi

Azkal menuturkan bahwa ia sangat optimis terhadap langkah yang ia ambil dalam pengawalan isu pendidikan ini. Terakhir, besar harapan Azkal pada internal process BEM FEB UGM agar memiliki kesiapan untuk mengadakan Policy Brief yang menjadi muara akhir dari pengawalan isu dari Kabinet Lintang Kartika.  

Solverwp- WordPress Theme and Plugin