Oleh: Rayhan Marfiano dan Putri Putu/EQ
“Tidak semua penulis bisa bercerita dan tidak semua pencerita bisa menulis,” begitulah tegas Tamtomo Priyo Adi sebagai pembicara dalam agenda Journal Visit 2021 yang diselenggarakan oleh Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BPPM) Equilibrium FEB UGM. Perhelatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara BPPM Equilibrium dengan Lingkaran.co pada Sabtu (16/10). Topik yang diangkat dalam agenda Journal Visit kali ini adalah “Basic Skill about Content Writing 101”. Lingkaran.co sebagai platform pendidikan merupakan wadah bagi para profesional dan wirausahawan muda yang ingin mengasah kreativitas melalui berbagai pelatihan in-demand skills. Lingkaran.co sendiri memberikan fasilitas pelatihan yang dibimbing langsung oleh para praktisi dan ahli di bidangnya masing-masing.
Putu Mahendrayana, Pemimpin Umum BPPM Equilibrium, dalam sambutannya berharap bahwa acara Journal Visit ini mampu memberikan manfaat bagi para peserta yang hadir. Walau baru saja menempuh Ujian Tengah Semester (UTS), mahasiswa anggota BPPM Equilibrium tetap antusias mengikuti agenda ini. Hal ini tampak dari keikutsertaan mereka dalam pengerjaan tugas di awal sesi yang diberikan oleh Tamtomo Priyo Adi atau yang kerap dipanggil Mas Adi dalam sesi kali ini. Tentu antusiasme peserta juga dibangkitkan dengan iming-iming kopi sebagai favorit anak muda yang akan diberikan kepada pengirim tugas terbaik. Adi sendiri merupakan Digital Marketing Lead yang menjabat di Lingkaran.co.
Setelah sesi praktik, Adi melanjutkan agenda Journal Visit dengan pemaparan materi. Pemaparan ini diawali dengan pengenalan latar belakang perjuangannya dalam menempuh dunia per-content-an. Materi yang diberikan oleh Adi dibedah menjadi lebih spesifik ke dalam 3 subbab yaitu content marketing, konsep dasar content writing, dan eksekusi content writing. Berlandaskan pada tema, agenda ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi para peserta untuk melakukan perancangan dan pembuatan konten yang menarik.
Pembedahan materi content marketing dimulai melalui mengulik kembali penugasan yang sudah diberikan oleh pembicara. Adi menjelaskan bahwa dalam pembuatan konten yang menarik, perancang perlu memahami permasalahan dan skop yang dibahas. Selanjutnya, perancang konten dapat menuangkan kreativitasnya untuk mencapai business objective atau tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan konten.
Adi juga menegaskan bahwa ilmu kepenulisan merupakan salah satu ilmu yang versatile. Kolaborasi kemampuan menulis dengan kemampuan lain mampu menimbulkan ilmu disiplin baru. Contohnya adalah kemampuan menulis yang dikolaborasikan dengan kapabilitas media akan menghasilkan disiplin baru berupa jurnalistik. Begitu pula dengan kemampuan menulis yang dikolaborasikan dengan kapabilitas marketing. Hasil elaborasi ini akan menghasilkan disiplin berupa content writing. Adi mengajak para peserta untuk memahami pentingnya content writing melalui kasus nyata salah satu perusahaan ternama mendunia yaitu General Electric. Perusahaan yang didirikan Thomas Alfa Edison ini mampu bertahan selama ratusan tahun dengan mengandalkan penyebaran konten. Perusahaan ini memfokuskan pembuatan konten yang berisikan penanaman kepercayaan konsumen mengenai manfaat arus listrik dari General Electric.
Adi sebagai pembicara rupanya tidak ingin memaparkan materi yang membosankan. Beberapa kali ia mengharapkan interaksi balik dari para peserta untuk mempertahankan atensi melalui kuis atau tebak-tebakan. Melalui interaksi ini, Adi mengalihkan pemahaman para peserta mengenai content writing dan copywriting. Terdapat perbedaan dari kedua konsep tersebut. Adi memaparkan bahwa pada dasarnya content writing bertujuan untuk membangun kepercayaan konsumen sedangkan copywriting bertujuan untuk menciptakan penjualan produk. Selanjutnya, Adi juga memperjelas business objective atau tujuan pembuatan konten yang perlu diperhatikan seperti menghasilkan awareness, interest, consideration, intent, dan sales.
Konsep dasar content writer dijabarkan melalui alur perumusan tujuan pembuatan konten. Adi memaparkan berbagai komponen digital marketing meliputi audiences, content, context, medium, sinkronisasi, dan message. Komponen-komponen ini perlu dibedah agar perancangan konten menjadi lebih terarah. Konten yang baik adalah konten yang mampu memberikan reaksi audiens yang sesuai dengan harapan perancang konten. Inovasi konten ini dapat dilakukan dengan menganalisis emosi dan pain point audiens. Konten yang relevan atau sesuai dengan kondisi target audiens akan mampu mencapai tujuan dari pembuatan konten.
Setelah membedah konsep dasar content marketing dan content writing, Adi melanjutkan paparan materi dengan topik eksekusi content writing. Fokus utama yang dibahas dalam topik ini adalah content writing di media sosial Instagram. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah perencanaan alias content planning. Contoh platform yang dapat membantu dalam content planning adalah Trello. Content planning yang baik akan membuat sistem kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Kemudian, kita perlu memperhatikan konsep AIDA (Attention-Interest-Desire-Action) dan CAB (Content-Affective-Behavior) dalam menyusun sebuah konten dan caption di Instagram. Kedua konsep ini berperan penting dalam menarik audiens agar tertarik untuk melihat konten yang kita buat, termasuk hingga membuat para audiens memberikan komentar atau membagikan konten tersebut ke orang lain (Call to Action).
Hal penting yang harus dilakukan setelah eksekusi content writing adalah melakukan evaluasi terhadap konten yang telah dibuat. Di Instagram, evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa indikator, seperti: Reach per Followers (Reach Rate), Jumlah Likes + Shares + Saves, Followers Growth Rate, dan Inquiries/Leads Generated. Selain itu, Adi juga memberikan materi tambahan terkait pentingnya riset terkait Keyword sebab akan besar pengaruhnya dalam Search Engine Optimization (SEO) dari konten yang telah dibuat. Terakhir, Adi menjelaskan komponen artikel blog yang penting untuk diperhatikan, yakni: to the point, menggunakan headings, variasi angka, tulisan tebal/bold, warna tulisan, serta list/urutan. Komponen ini penting untuk mengakomodasi audiens agar tidak cepat bosan dan rela untuk membaca isi artikel hingga selesai.
Rangkaian acara Journal Visit 2021 dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara awak BPPM Equilibrium dengan Adi. Terdapat beberapa pertanyaan menarik yang diajukan oleh awak BPPM Equilibrium, salah satunya adalah Hayfaza. Ia bertanya tentang pentingnya penggunaan tagar/hashtag dalam konten Instagram. Adi menjawab bahwa penggunaan tagar cukup berperan dalam meningkatkan engagement konten Instagram. Namun, saat ini kendali besar terhadap tingkat engagement lebih ditentukan oleh algoritma Instagram yang mampu mendeteksi makna tulisan pada caption ataupun isi konten yang dibuat. Kemudian, Eya bertanya terkait pentingnya menggunakan variasi antara konten bentuk statis seperti foto/desain dengan konten bentuk dinamis seperti video/animasi. Adi menjelaskan bahwa saat ini memang tren konten berbentuk video/animasi sedang naik, terlebih dengan adanya TikTok dan Instagram Reels. Namun, tiap bentuk konten ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga tidak bisa dipukul rata penggunaannya.
Setelah sesi tanya jawab selesai, acara Journal Visit 2021 ditutup dengan penyerahan sertifikat apresiasi kepada Adi selaku pembicara sekaligus foto bersama dengan seluruh awak BPPM Equilibrium yang hadir.