WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Ha(Jahat)an Pilrek UGM 2022: Wanti-Wanti Penyelesaian Isu Kemahasiswaan pada Tiga Calon UGM-1

Oleh: Hayfaza Nayottama

“Naik, naik jabatan rektor
Tinggi, tinggi sekali

Kiri, kanan, permasalahan
Belum sempat terselesaikan…” – Yel-yel longmars Aksi Massa Ha(Jahat)an Pilrek UGM 2022

Pada Kamis (12/5), sekumpulan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terkoordinasi oleh Aliansi Mahasiswa dan Kementerian Aksi dan Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM melakukan demonstrasi di depan Grha Sabha Pramana (GSP). Mereka menuntut diadakannya pertemuan dengan tiga calon rektor terpilih untuk menandatangani komitmen itikad penyelesaian isu-isu kemahasiswaan yang belum terselesaikan pada periode kepemimpinan Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng.

Rangkaian acara Pemilihan Rektor (Pilrek) UGM Periode 2022-2027 tengah berlangsung. Pada 29 April lalu, telah dilaksanakan Forum Aspirasi yang memuat pemaparan dari enam bakal calon rektor. Pemaparan tersebut berisi program kerja dan aspirasi enam bakal calon rektor untuk memajukan UGM. Memasuki tahap selanjutnya, Senat Akademik, terjadwal Kamis (12/5) di Gedung GSP, akan menyeleksi tiga dari enam calon rektor yaitu: 

Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng., 
Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto, 
Prof. Dr. Ir. Deendarlianto, S.T., M. Eng., 
Prof. dr. Ova Emilia, M. Med., Ed., Sp.OG (K)., Ph.D., 
Prof. Dr. Sigit Riyanto, S.H., LL.M., serta 
Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D.

Bersamaan dengan seleksi oleh Senat Akademik, mahasiswa UGM menginisiasi aksi massa bertajuk “Hajatan Jahat Pilrek UGM 2022”. Aksi ini didasari oleh dua tuntutan utama yang dirancang oleh Kementerian Aksi dan Propaganda, seperti pada unggahan Instagram BEM KM UGM sebagai berikut.

  1. Menuntut calon rektor UGM periode 2022-2027 terpilih menemui mahasiswa sebagai bentuk tanggung jawab untuk merespon isu-isu kemahasiswaan. 
  2. Mendesak calon rektor UGM periode 2022-2027 terpilih menandatangani surat pernyataan berisikan komitmen dalam mengatasi isu-isu kemahasiswaan yang belum selesai.

Aksi diawali dengan briefing massa di Taman Sansiro Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM pada pukul 10.00 hingga 13.15. Koordinator lapangan meminta perwakilan fakultas menyiapkan tuntutan masing-masing untuk disampaikan di selasar GSP. Pada pukul 13.42, massa memulai longmars menuju GSP dengan membawa atribut utama, yaitu sebuah karangan bunga serta dua spanduk bertuliskan “Turut Berdukaria” dan “Hadirilah!!! Ha(Jahat)an”. Longmars dari San Siro menuju GSP diiringi oleh yel-yel yang disusun dan disebarkan oleh Aliansi Mahasiswa. Pukul 14.13, massa telah sampai di selasar UGM dan dijaga oleh para petugas Satuan Keamanan dan Keselamatan Kampus (SKKK). Kemudian koordinator lapangan segera memulai pemanggilan perwakilan fakultas untuk menyampaikan aspirasi, baik aspirasi umum maupun aspirasi spesifik fakultas masing-masing.

Akumulasi tuntutan dari fakultas-fakultas di antaranya sebagai berikut:

  1. Penanganan isu kekerasan seksual,
  2. Pembatalan pengaktifan Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik (SPMA),
  3. Penyelesaian pembangunan sarana-prasarana, dan 
  4. Peninjauan kembali besaran UKT klaster soshum Sekolah Vokasi(SV).

Massa sepakat untuk duduk di depan selasar UGM sembari menunggu tiga calon rektor terpilih, yaitu Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto, Prof. Dr. Eng. Ir. Deendarlianto, S.T., M.Eng. , dan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG (K), Ph.D. keluar menemui mereka. Pada pukul 15.43, perwakilan Aliansi Mahasiswa diberikan akses memasuki GSP untuk berdialog dengan Panitia Kerja (Panja) dan Senat Akademik. Massa sepakat menunggu hingga 10 menit. Selanjutnya, pada pukul 16.02, massa merapat untuk mendesak memasuki GSP sebab tidak adanya kejelasan terkait kondisi kedua perwakilan massa. Hal ini menyebabkan terjadinya sedikit adu mulut antara massa dengan SKKK. 

Kemudian pada pukul 16.10, perwakilan mahasiswa menyampaikan hasil dialog bahwa ketiga calon rektor terpilih tidak dapat menemui massa. Perwakilan mahasiswa juga mengimbau rekan-rekan Aliansi Mahasiswa untuk menghormati proses Pilrek 2022. Massa tidak puas dengan hasil tersebut sehingga berusaha menerobos masuk menuju pintu GSP. Pada pukul 16.25, alih-alih ketiga calon rektor terpilih, Rektor dan Wakil Rektor UGM menemui massa aksi, melakukan dialog, serta menerima kalungan catatan-tempel bertuliskan isu-isu kemahasiswaan dan pemilihan rektor. Kemudian, pada pukul 16.32 hingga pukul 17.00, berlangsung dialog antara pihak rektorat dengan massa aksi di selasar GSP. Perwakilan massa menyampaikan tuntutan-tuntutan dari pihak Aliansi Mahasiswa serta beberapa poin penting dari perwakilan fakultas. Pihak rektorat tidak memberikan jaminan apapun kecuali janji akan komunikasi penyampaian tuntutan kepada tiga calon rektor terseleksi. Aksi massa diakhiri dengan pernyataan kekecewaan serta pembacaan rilis sikap Aliansi Mahasiswa sebagai berikut.

  1. Kami kecewa terhadap forum sidang senat akademik hari ini yang ternyata tidak mendengar dan mengetahui tuntutan kami dalam proses pengawalan pemilihan rektor hari ini.
  2. Kami masih dengan tuntutan yang sama yakni bertemu dan berdialog dengan 3 calon rektor untuk membahas isu-isu mahasiswa.
  3. Kami memberikan waktu 1×24 jam kepada tiga perwakilan Universitas yang menemui mahasiswa ketika aksi untuk memenuhi janjinya berkomunikasi kepada tiga calon rektor periode 2022-2027 untuk mengadakan dialog dengan Aliansi Mahasiswa UGM.

Rangkaian Pilrek UGM 2022 akan menuju tahap akhir yaitu Pemilihan dan Penetapan oleh Majelis Wali Amanat, terjadwal pada tanggal 17-20 Mei 2022. Kekecewaan mahasiswa terhadap sikap pihak rektorat serta jajaran Panja Pilrek 2022 masih terpendam. Nasib isu kemahasiswaan yang akan diwariskan kepada calon rektor baru masih terombang-ambing. Pada saat yang bersamaan, Aliansi Mahasiswa terus mendesak ketiga calon rektor untuk melakukan dialog terkait pengawalan penyelesaian isu kemahasiswaan. Akankah isu kemahasiswaan menjadi seonggok warisan yang tak dipedulikan? Akankah ketiga calon rektor bernyali menjanjikan kepastian penuntasan isu kemahasiswaan? Tuntutan-tuntutan mahasiswa niscaya menjadi sebuah ujian itikad di tengah ‘hajatan’ ketiga calon rektor terseleksi, yang konklusinya dinanti oleh seluruh elemen Universitas Kerakyatan ini.

Referensi

Gloria. (2022). Proses Seleksi Bakal Calon Rektor dan Pemilihan Calon Rektor UGM Segera Dimulai. Diakses dari https://www.ugm.ac.id/id/berita/22191-proses-seleksi-bakal-calon-rektor-dan-pemilihan-calon-rektor-ugm-segera-dimulai

Gloria. (2022). Enam Bakal Calon Rektor UGM Lolos Tahap Verifikasi Dokumen. Diakses dari https://www.ugm.ac.id/id/berita/22424-enam-bakal-calon-rektor-ugm-lolos-tahap-verifikasi-dokumen 

Admin. (2022). Jadwal – Seleksi dan Pemilihan Rektor. Diakses dari https://seleksirektor.ugm.ac.id/jadwal/

Satria. (2022). Tiga Calon Rektor UGM Periode 2022-2027 Terseleksi. Diakses dari https://ugm.ac.id/id/berita/22496-tiga-calon-rektor-ugm-periode-2022-2027-terseleksi#:~:text=Ketiga%20bakal%20calon%20rektor%20terpilih,puluh

Pengunjung :
268

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Solverwp- WordPress Theme and Plugin