Penulis: Najwa Anggi Namira/EQ
Editor: Handri Regina Putri/EQ
Layouter: Dhimas Zidny Arrizqi/EQ
Semangat geosains kembali membara melalui gelaran Geoweek 2025 yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik (DTG-FT) Universitas Gadjah Mada (UGM). Acara ini menghadirkan kombinasi kompetisi dan konferensi selama sepekan penuh. Pada 7-12 September 2025, puluhan peserta terkurasi dari berbagai daerah pun berkumpul untuk unjuk pengetahuan, keterampilan, dan gagasan terkait isu kebumian dan energi.
Geoweek 2025 yang mengusung tema “Geological Resources Resilience in the Energy Transition Era” terdiri dari beberapa sub-acara yang diselenggarakan secara bersamaan. Acara tersebut terdiri dari empat perlombaan, yakni Lomba Cerdas Cermat Kebumian (LCCK), Essai Competition, Debate Competition, International Geomapping Competition (ICG). Selain itu, terdapat pula dua konferensi internasional yang bertajuk International Conference on Geological Engineering and Geosciences (ICGoES) dan Society of Economic Geologist (SEG)-Conference. Seluruh rangkaian acara tersebut berhasil menciptakan atmosfer intelektual, kompetitif, sekaligus kolaboratif.
LCCK yang ditujukan bagi siswa SMA merupakan acara yang cukup bergengsi dan setiap tahunnya selalu menjadi magnet bagi para pegiat olimpiade kebumian. Tahun ini, tercatat sebanyak 77 tim dari berbagai daerah ikut serta. Mereka kemudian bersaing hingga tersisa 13 tim yang lolos ke babak semifinal. Selain LCCK, terdapat pula lomba esai dan debat berbahasa Inggris. Kedua lomba ini berhasil menyaring 8 tim esai dan 4 tim debat terbaik untuk tampil di Yogyakarta setelah melalui seleksi daring. Terdapat pula ICG, perlombaan pemetaan geologi di lapangan yang diikuti oleh 9 tim dari berbagai universitas di Indonesia.
Tidak hanya kompetisi, Geoweek 2025 juga menghadirkan ruang dialog ilmiah berskala global melalui acara konferensi internasional. Dua konferensi internasional tersebut digelar dengan menghadirkan pembicara kunci yang merupakan pakar dari University of Michigan dan University of Tokyo. Melalui sesi presentasi dan diskusi, para ahli tersebut membedah isu-isu strategis terkait bagaimana dunia merespons kebutuhan energi di masa transisi.
Seluruh rangkaian acara Geoweek 2025 ditutup dengan meriah melalui acara Awarding Night pada Jumat (12/9) malam di University Club UGM. Malam itu, seluruh peserta, penitia, hingga dosen hingga tamu undangan berkumpul dalam suasana penuh antusiasme. Prosesi pembukaan diisi dengan berbagai sambutan dari Project Manager Geoweek 2025, Rizqia Awalinda Sekar Purnama, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi FT UGM, Jea Dewangga Efendi Putra, Supervisor Geoweek 2025, Dr.Eng. Ir. Lucas Donny Setijadji, S.T., M.Sc., IPU dan Kepala Departemen Teknik Geologi, Dr.Eng. Ir. Agung Setianto, S.T., M.Si., IPM. Lalu kegiatan dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan kepada para juri dan penutupan secara simbolik. Kemudian, tibalah momen yang paling ditunggu, yakni pengumuman pemenang lomba. Satu per satu kategori disebutkan, disambut tepuk tangan meriah dari para peserta yang hadir malam itu.
Bagi Azfa, Chiki, dan Devin— anggota tim iGacor dari UGM yang berhasil meraih juara pertama dalam perlombaan IGC— momen itu terasa seperti puncak dari perjuangan panjang mereka di lapangan. Mereka bercerita bahwa satu hal yang menarik dalam perlombaan ini adalah proses bagaimana peserta diturunkan langsung ke lapangan untuk melakukan pemetaan area seluas 2,5 x 2,5 kilometer selama tiga hari di Magelang, Jawa Tengah. Mereka harus mengidentifikasi jenis batuan, menganalisis struktur geologi, dan akhirnya menafsirkan apakah terdapat potensi mineralisasi di wilayah tersebut. Seluruh data yang terkumpul kemudian mereka olah menjadi sebuah peta geologi yang menyajikan persebaran batuan dan potensinya.
Bagi tim tersebut, proses di lapangan menjadi tantangan sekaligus pengalaman berharga. Mereka harus berjalan ke berbagai titik, mengamati batuan, dan mencatat komposisi mineral secara manual tanpa menggunakan bantuan gawai. “Di sana, kami menemukan indikasi mineralisasi ekonomis, seperti emas, itu yang menjadi poin penting dalam analisis,” ujar mereka. Keberhasilan mereka akhirnya berbuah manis, dan malam penganugerahan itu pun menegaskan bahwa kerja sama, strategi, dan ketekunan di lapangan adalah kunci keberhasilan mereka.
Di balik meriahnya keseluruhan acara Geoweek 2025, terdapat tujuan besar yang melatarbelakangi pemilihan tema tahun ini, yakni ketahanan energi di masa transisi. Menurut Rizqia Awalinda Sekar Purnama, Project Manager Geoweek 2025, tema ini diangkat sebagai pengingat bahwa Indonesia tidak serta merta dapat melompat ke energi bersih tanpa melalui masa transisi yang realistis. Bagi Rizqia, saat ini yang diperlukan oleh bangsa indonesia adalah mempertahankan energi di masa transisi ini dengan mencari tahu apa potensi sumber daya alam yang ada. Geoweek mendorong peserta untuk turut serta memaknai peran geosains dalam mendukung keberlanjutan energi di Indonesia. “Dengan semangat itu, semoga tahun mendatang Geoweek tetap terlaksana dengan lebih baik, dan terus menjadi tempat lahirnya inovasi sekaligus titik temu dalam menentukan arah perkembangan ilmu geologi di Indonesia,” harapnya.