WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Dunia Olahraga di Bawah Komando Para Artis, Angin Segar atau Malapetaka?

Oleh: Andini Mahera Primawestri/EQ
Foto Oleh: Fathan Putra Santoni/EQ

Berbicara tentang dunia olahraga, sebagai bidang olahraga yang paling banyak digemari masyarakat Indonesia,  kurang lengkap rasanya jika tidak membahas sepak bola. Belakangan ini banyak artis Indonesia yang bergabung ke dalam dunia sepak bola tanah air. Mereka bukan sebagai pemain atau pelatih, melainkan sebagai pemilik saham. Namun, seberapa profitabel bisnis akuisisi saham ini? Lalu bagaimana dampaknya terhadap perkembangan sepak bola tanah air?

Maraknya fenomena akuisisi saham klub sepak bola pada mulanya muncul karena aksi pemilik RANS Entertainment, Raffi Ahmad, yang membeli Cilegon United dan mengubah nama klub tersebut menjadi RANS Cilegon United. Langkah Raffi Ahmad, atau yang dijuluki Sultan Andara ini diikuti oleh selebriti tanah air lainnya, seperti Atta Halilintar yang mengakuisisi saham PSG Pati. Selain itu, putra bungsu Presiden RI, Kaesang Pangarep, bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, juga ikut mengakuisisi saham Persis Solo. Tak ketinggalan, Prilly Latuconsina juga turut menambah daftar rentetan artis yang mengakuisisi klub sepak bola dengan membeli saham Persatuan Sepakbola Indonesia Kota Tangerang (Persikota Tangerang). 

Tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap dunia sepak bola dapat menjadi alasan utama banyak artis Indonesia menjajal peruntungan pada bisnis akuisisi saham klub sepak bola. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Nielsen Sport tahun 2013, sebanyak 77 persen penduduk Indonesia merupakan penggemar olahraga sepak bola. Hal tersebut menjadikan Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara yang paling menggemari olahraga sepak bola setelah Nigeria. Data tersebut tentunya menunjukkan bahwa industri di bidang sepak bola ini memiliki prospek yang cukup menjanjikan.

Keputusan artis dalam membeli saham klub sepak bola juga tidak dibuat asal-asalan hanya demi mengikuti tren. Dalam menentukan klub mana yang ingin diakuisisi, selain memilih klub bola yang sudah mempunyai sejarah dan potensi berprestasi, mereka juga memilih klub yang sudah banyak digemari masyarakat atau memiliki suporter yang cukup masif. Dengan mengakuisisi klub yang sudah memiliki banyak penggemar akan terjadi simbiosis mutualisme antara artis dengan penggemar klub sepak bolanya. Para penggemar akan senang karena klub favoritnya bisa berkembang, mendapat pemain baru, bahkan mengikuti pertandingani bergengsi, sedangkan sang artis akan mendapat keuntungan dari penjualan tiket pertandingan dan merchandise klub sepak bola tersebut.

Sedangkan dari sisi klub yang diakuisisi, tren ini tentunya menguntungkan. Maka,  dengan modal yang ditanamkan oleh para selebriti ini, mereka dapat memiliki manajemen yang profesional, mendatangkan pelatih, dan pemain-pemain berkualitas ke dalam timnya. Sehingga tim tersebut berpotensi untuk berpartisipasi pada kompetisi bergengsi di tanah air. Persis Solo dan RANS Cilegon United adalah contoh klub yang sudah membuktikan peningkatan performanya dalam lapangan setelah mendapatkan suntikan dana dari artis tanah air sebagai investor. Bahkan kedua klub ini berhasil lolos ke BRI Liga 1 berkat prestasinya di Liga 2. Selain itu, nama besar artis pengakuisisi juga dapat meningkatkan popularitas dan mendatangkan penggemar baru bagi klub sepak bola tersebut.

Walaupun begitu, fenomena akuisisi saham ini juga memiliki ancaman tersendiri bagi klub sepak bola yang diambil alih oleh para artis. Berkaca pada tren bisnis makanan yang dulu juga sempat digandrungi artis-artis Indonesia, klub sepak bola berpotensi terkena imbasnya apabila artis investor terkena skandal. Seperti terpuruknya bisnis kue Makuta karena perseteruan antar pemodal, yakni artis Medina Zein dan Irwansyah. Hal tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi reputasi dan memungkinkan turunnya performa dari klub itu sendiri. 

Dampak negatif lain yang dapat muncul dari fenomena ini adalah pergeseran motivasi penggemar klub sepak bola yang bukan lagi untuk mendukung tim favorit mereka atas dasar kebanggan, melainkan untuk mendapatkan atensi dari artis idolanya. Seperti misalnya Atta Halilintar yang mengadakan giveaway sebesar 10 juta Rupiah bagi netizen yang mendukung tim AHHA PS Pati. 

Terlepas dari itu, tren akuisisi saham sepak bola ini tentunya bisa dipandang sebagai angin segar bagi dunia olahraga yang sempat lesu selama masa pandemi. Dengan adanya tren ini, klub sepak bola di Indonesia dapat mendapatkan dukungan, terutama dalam hal finansial untuk dapat berkembang dan mencetak prestasi. Harapannya, para artis pengakuisisi juga mampu konsisten dan berkomitmen mengelola bisnis ini demi keberlanjutan dunia sepak bola tanah air.

Referensi

Nathaniel, Felix. 2021. Buat Apa, Sih, Para Pesohor dan Artis Itu Beli Klub Sepak Bola? Diakses pada 10 Agustus https://tirto.id/buat-apa-sih-para-pesohor-dan-artis-itu-beli-klub-sepak-bola-ggZT 

Rizki, Vernanda Kholiqul Bahru. 2022. Arah dan Tujuan Tren Artis Akuisisi Klub Sepak Bola. Diakses pada 10 Agustus https://kumparan.com/kholiqulbahru/arah-dan-tujuan-tren-artis-akuisisi-klub-sepak-bola-1xlZjNDOfCw/1 

Arfani. M Boby Hasan. 2021. Resmi! Rans Cilegon dan Persis Solo Masuk Ke Liga 1 dan Akan Rebutkan Gelar Juara Liga 2.     Diakses pada 15 Agustus https://sragenupdate.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-1843334757/resmi-rans-cilegon-dan-persis-solo-masuk-ke-liga-1-dan-akan-rebutkan-gelar-juara-liga-2 

Databooks. 2016. Indonesia Penggemar Bola Nomor Dua di Dunia. Diakses pada 10 Agustus https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:B3btANCXk9gJ:https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/12/08/indonesia-penggemar-bola-nomor-dua-di-dunia&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

Pengunjung :
241

Solverwp- WordPress Theme and Plugin