WartaEQ | Mengungkap Fakta Lewat Aksara

Comminfest 2023: Digital Literacy to Improve Communication Skill

Oleh: Ummi Anifah dan Frida Lucyana Wahyuningsih/EQ
Editor: Rizal Farizi/EQ
Dokumentasi oleh: Ummi Anifah dan Frida Lucyana Wahyuningsih/EQ

Jumat, (19/5) Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HMPS Kom) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FISIP UAJY) menggelar talk show bertajuk “Importance of Digital Literacy to Improve Communication Skill”. Talk show ini merupakan rangkaian dari acara Comminfest 2023 yang bertujuan untuk mewujudkan 8th Sustainable Development Growth (SDGs nomor 8) melalui peningkatan kemampuan komunikasi lewat literasi digital. Tahun ini, Comminfest menggandeng Grab dan juga Freeport Indonesia sebagai sponsor utama. Mengusung konsep yang berbeda, talk show ini tak hanya dilakukan secara offline di Auditorium II Gedung Thomas Aquinas Universitas Atma Jaya Yogyakarta, tetapi juga secara online melalui platform Zoom. Dengan Meganusa Prayudi sebagai moderator, talk show ini diisi oleh Sari Esayanti (General Superintendent Corporate Communication Freeport Indonesia) dan Agnes Dolok Saribu (Business Growth Assistant Manager Grab) selaku pembicara. 

“Bisa, Harus Bisa, Pasti Bisa!” 

Acara dibuka oleh Calvin Stefanus dan Bertha Virginia selaku pembawa acara dengan tagline Comminfest 2023. Selanjutnya, dilakukan doa bersama dan pembawaan lagu Indonesia Raya. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan FISIP UAJY, Kaprodi Ilmu Komunikasi FISIP UAJY, Dosen Pembimbing Comminfest 2023, serta Ketua Comminfest 2023. Setelah itu, terdapat penampilan dari Mustika Maya, yaitu band FISIP UAJY, yang membawakan empat lagu dalam talk show kali ini.

Sari Esayanti menjadi pembicara pertama yang membawakan materi terkait pentingnya kemampuan kritis dan literasi digital dalam menanggapi sebuah informasi. Awalnya, Sari menceritakan maraknya penyebaran hoaks pada era sekarang akibat makin canggihnya teknologi. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk memiliki literasi digital yang baik. Kemampuan literasi digital membuat seseorang kritis dalam menilai informasi sehingga akan menciptakan komunikasi yang efektif. “Literasi digital sangat membantu sebagai dasar untuk menentukan strategi komunikasi,” ungkap Sari.

Selanjutnya, dalam menanggapi suatu informasi atau isu, diperlukan strategi yang tepat. Sari mencontohkan bahwa di PT Freeport sendiri, strategi yang digunakan adalah analisis data. Hasil analisis data tersebut kemudian digunakan untuk pemetaan level risiko sehingga dapat diambil langkah penyelesaian yang sesuai. Pada akhir pemaparannya, Sari juga mengungkapkan beberapa isu yang sering muncul  di perusahaannya, seperti isu lingkungan dan divestasi (pengurangan aset perusahaan).

Kemudian, acara dilanjutkan oleh pembicara kedua, yakni Agnes Dolok Saribu yang menekankan seberapa pentingnya kemampuan analytical creative thinking pada era sekarang ini. Untuk mengasah kemampuan tersebut, diperlukan adanya digital literacy skill yang meliputi read, write, dan comprehend. Ketika membaca suatu informasi (read), maka kita harus bisa memahami isi dari informasi tersebut dan tidak langsung melakukan overgeneralization terhadap data-data yang disajikan. Sesudah membaca, orang-orang cenderung akan menuliskan informasi yang didapat (write) untuk disampaikan kepada orang lain. Agnes juga mengatakan bahwa penting untuk mengerti siapa target audiens untuk bisa menentukan metode penulisan yang tepat. 

Tahap berikutnya adalah comprehend, yaitu bagaimana kita bisa memahami sebuah informasi hingga kita bisa menyampaikannya kepada orang lain secara tepat melalui metode descriptive, predictive, maupun prescriptive. Jadi, dalam memperoleh informasi, terlebih secara digital, kita tidak boleh menerimanya secara langsung, melainkan harus mencari tahu terlebih dahulu konteks sebenarnya. Kita juga diharuskan untuk memverifikasi kebenaran dari sebuah informasi serta memastikan kesanggupan dalam mengolah informasi tersebut sebelum disampaikan kepada orang lain. “Kita harus bisa menempatkan diri kita masing-masing sebagai filter dari informasi,” tutup Agnes. 

Setelah sesi talkshow yang sangat insightful tersebut, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang amat interaktif. Para audiens bertanya lebih lanjut terkait penanganan isu-isu digital dalam dunia kerja yang sebenarnya. Rangkaian acara berikutnya yaitu pemberian sertifikat kepada pembicara yang dilanjutkan dengan ice breaking dari pembawa acara. Lalu, terdapat selingan hiburan yang tak kalah seru dari Fortuna Dance Crew yang sekaligus menjadi penutup rangkaian acara Comminfest 2023.

Pengunjung :
428

Solverwp- WordPress Theme and Plugin