“Berkarakter, Peduli, Berprestasi” merupakan tagline yang dimiliki oleh Ikatan Dimas Diajeng Sleman. Tagline ini agaknya menjadi suatu representasi dari pemuda-pemudi di Kabupaten Sleman. Dalam ajang pemilihan duta wisata dan kebudayaan, Ikatan Dimas Diajeng Sleman bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman mengadakan ‘Pemilihan Dimas Diajeng Sleman 2016’. Bertempat pada roof top Hotel Indoluxe Yogyakarta, Selasa (26/4) kemarin, telah diadakan sebuah press conference untuk memperkenalkan para Finalis Dimas Diajeng Sleman 2016 kepada berbagai perwakilan media. Hal ini dimaksudkan agar nantinya akan terjalin hubungan baik antara para Dimas Diajeng dengan awak media sebagaimana mereka akan sering berinteraksi dalam bertugas menjadi perwakilan pemuda-pemudi Sleman.
Acara dimulai dengan fashion show yang dilakukan oleh beberapa finalis yang memperagakan busana batik dari MLK Batik. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan kata sambutan yang oleh pihak Hotel Indoluxe sebagai bentuk penyambutan dari pihak hotel. Berikutnya, konferensi pers dilanjutkan oleh Dra. Nur Hadiyati Padminingsih selaku kepala bidang pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Tak ketinggalan koreografer opening dance Malam Puncak Pemilihan Dimas Diajeng Sleman 2016, Mila Rosinta Totoadmojo dan Rico Survival Subaidi selaku Ketua Ikatan Dimas Diajeng Sleman serta dimoderatori oleh Fajar Wijanarko, Dimas Sleman 2014.
Pemilihan yang dilaksanakan sekali dalam dua tahun ini telah memasuki periode ke-4 pada tahun 2016. Dalam pemilihan Dimas Diajeng 2016 ini terdapat beberapa inovasi yang diimbuhkan. Diantaranya adalah membuka pendaftaran seluas-luasnya dengan tidak membatasi daerah asal calon peserta. “Pemilihan dimas diajeng yang ke-4 kali ini membuka kesempatan luas kepada seluruh pemuda-pemudi terutama yang berasal dari luar DIY. Ada 120 peserta yang berasal dari DIY, luar daerah maupun dari luar Jawa pada seleksi awal,” tutur Nur Hadiyati. Ia juga menjelaskan bahwa Dimas Diajeng yang terpilih diharapkan dapat menjadi role model dan duta wisata yang dapat mengharumkan nama Kabupaten Sleman baik dalam bidang pariwisata maupun bidang lainnya.
Seleksi bertahap dilaksanakan hingga mencapai tahap 30 besar finalis yang terdiri dari 15 pasang Dimas dan Diajeng. Pada Februari kemarin dibuka pendaftaran awal berupa seleksi administrasi, lalu diadakan tes tertulis untuk menjaring 60 besar semi finalis. Setelah tes tertulis diadakan tes wawancara yang menjaring 30 besar finalis. Selanjutnya, menuju malam puncak penobatan, para finalis ini diberi pembekalan lebih lanjut dengan diadakannya karantina pada tanggal 3-5 Mei 2016 di Hotel Universitas Negeri Yogyakarta. Di samping itu, setelah diberikan pembekalan peserta juga akan melewati tahap penjurian akhir. Selanjutnya, pada 6 Mei 2016 akan langsung diadakan perhelatan Malam Puncak Pemilihan Dimas Diajeng Sleman 2016 di Auditorium Driyarkara Universitas Sanata Dharma.
Para finalis telah mendapatkan berbagai latihan dan kegiatan. Mulai dari latihan untuk opening dance Malam Penobatan, media visit, sampai pada city tour ke tempat-tempat wisata yang ada di Sleman. Serta pembekalan mengenai kepariwisataan, kebudayaan, kepemimpinan, public speaking, ngadi busana, dan ngadi salira. Pada tanggal 27 April 2016 mereka mengadakan Sleman Cultourism ke-2 yang menampilkan suguhan pariwisata dan kebudayaan dan ditutup dengan flashmob oleh 1000 penari. Mila Rosinta, selaku koreografer mengatakan bahwa flashmob ini merupakan inovasi di tahun 2016 yang akan mengusung tema Kartini, sehingga 1000 penari wanita akan menampilkan tarian kontemporer yang merupakan perpaduan antara unsur-unsur pendidikan (ilmu eksakta) dengan unsur seni tari. “Berbeda dengan tahun lalu (2014) yang mengusung tema Roro Jongrang, legenda Sleman, pada tahun ini kita menampilkan tarian 1000 penari sebagai sarana media bagi masyarakat Sleman yang ingin belajar menari,” terang Mila.
Seusai melakukan konferensi pers, kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah dengan para tamu undangan dan kawan-kawan media. Para finalis saling berbagi cerita dan pengalaman selama masa seleksi dan persiapan. Diajeng Westi, salah seorang finalis Diajeng Sleman 2016 menuturkan bahwa melalui ajang pemilihan Dimas Diajeng ini, ia mendapatkan banyak pengalaman dan teman baru. Diajeng yang akrab dengan keceriaannya ini pun juga menambahkan jika kemenangan bukanlah tujuan utama dari keikutsertaannya. “Di sini aku lebih banyak mendapat ilmu dan banyak belajar, jadi menurutku menang bukan jadi tujuan utama,” ujarnya. Melalui ajang Pemilihan Dimas Diajeng ini diharapkan para finalis mampu menjadikan dirinya sebagai sebuah “wajah” atau signature bagi Kabupaten Sleman sendiri.
(Mersia Mursalina, Stefanie E. Jovita/EQ)
Discussion about this post