24 °c
Yogyakarta
25 ° Sat
25 ° Sun
25 ° Mon
25 ° Tue
Friday, March 5, 2021
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • FEB Menulis
  • Pedoman Media Siber
  • Masthead
Warta EQ
  • Home
  • Warta
    Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

    Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

    Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

    Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

    Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

    Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

    Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

    Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

    Beramai-ramai Pindah ke Simaster

    Beramai-ramai Pindah ke Simaster

    Trending Tags

    • Pemilu
  • Berita
    • All
    • FEB
    • Jogja
    • Nasional
    • UGM
    Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

    Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

    FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

    FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

    Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

    Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

    Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

    Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

    Opening Ceremony Porsenigama 2020: Bersemangat Melampaui Segalanya

    Opening Ceremony Porsenigama 2020: Bersemangat Melampaui Segalanya

    Trending Tags

    • 2019
  • Ekspresi
    • All
    • FEB Menulis
    • Fokus
    • Sastra
    Bisa

    Bisa

    Patah Hati

    Patah Hati

    Puan

    Puan

    Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

    Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

    Pendidikan tanpa Filsafat

    Pendidikan tanpa Filsafat

    Trending Tags

  • Riset
    • All
    • Jelajah Pokok
    • Opini
    • Telusur Perkara
    Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

    Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

    Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

    Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

    Memilih Demokrasi

    Memilih Demokrasi

    Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

    Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

    Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

    Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

    Trending Tags

    • Produk Kami
      • EQ News
      • Majalah
      • Mini Research
    No Result
    View All Result
    Warta EQ
    • Home
    • Warta
      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

      Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

      Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

      Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

      Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

      Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

      Beramai-ramai Pindah ke Simaster

      Beramai-ramai Pindah ke Simaster

      Trending Tags

      • Pemilu
    • Berita
      • All
      • FEB
      • Jogja
      • Nasional
      • UGM
      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

      FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

      Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

      Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

      Opening Ceremony Porsenigama 2020: Bersemangat Melampaui Segalanya

      Opening Ceremony Porsenigama 2020: Bersemangat Melampaui Segalanya

      Trending Tags

      • 2019
    • Ekspresi
      • All
      • FEB Menulis
      • Fokus
      • Sastra
      Bisa

      Bisa

      Patah Hati

      Patah Hati

      Puan

      Puan

      Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

      Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

      Pendidikan tanpa Filsafat

      Pendidikan tanpa Filsafat

      Trending Tags

    • Riset
      • All
      • Jelajah Pokok
      • Opini
      • Telusur Perkara
      Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

      Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

      Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

      Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

      Memilih Demokrasi

      Memilih Demokrasi

      Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

      Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

      Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

      Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

      Trending Tags

      • Produk Kami
        • EQ News
        • Majalah
        • Mini Research
      No Result
      View All Result
      Warta EQ
      Home Riset Opini

      Sepak Bola: Refleksi Miniatur Kehidupan

      BPPM Equilibrium by BPPM Equilibrium
      June 17, 2016
      in Opini
      0
      0
      SHARES
      24
      VIEWS
      Share on FacebookShare on Twitter
      ADVERTISEMENT

      Baca Juga

      Memilih Demokrasi

      Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

      Economics of Gender: Kesenjangan Upah yang Klise

      ADVERTISEMENT

      Mei hingga Juli 2016, penggemar sepak bola disuguhkan dengan pertandingan-pertandingan seru. Final Liga Champions Eropa, Copa America, dan Piala Eropa menjadi menu hiburan penggila bola. Akhir Mei kemarin, final liga Champions Eropa mempertemukan dua klub ibukota Spanyol, Atletico Madrid melawan Real Madrid. Dua tahun sebelumnya, kedua klub juga bertemu di final Liga Champions dengan Real Madrid sebagai pemenangnya. Real Madrid harus memenangkan laga hingga babak perpanjangan waktu dengan skor 4-1.
      Tahun ini, Stadion San Siro, Milan, menjadi saksi kembalinya Real Madrid memenangkan tropi Liga Champions kesebelasnya (undecima). Final kali ini lebih sengit daripada dua tahun sebelumnya. Real Madrid harus memenangkan laga hingga babak adu penalti dengan skor 4-3. Real Madrid menang berkat kegagalan Juanfran (pemain Atletico Madrid) mengeksekusi tendangan penalti. Cristiano Ronaldo menjadi penentu kemenangan Real Madrid dalam babak adu penalti.
      Tiga turnamen yang berlangsung di pertengahan tahun 2016 tidak hanya sekedar permainan sepak bola belaka melainkan banyak hal yang tersimpan di balik sebuah pertandingan sepak bola. Final Liga Champions antara Real Madrid dan Atletico Madrid menyimpan sejuta makna yang menggambarkan kehidupan ini. Rivalitas kedua tim tidak hanya memperebutkan trofi Liga Champions tetapi juga ingin menunjukkan siapa pemilik kota Madrid sesungguhnya. Harga diri sebagai penguasa ibukota Spanyol menjadi harga mati dalam duel ini.
      Sembilan puluh menit tidak cukup bagi kedua tim untuk menyelesaikan pertandingan. Tambahan waktu tiga puluh menit juga belum menemukan pemenang Liga Champions. Hal ini menunjukkan semangat juang pemain dari kedua tim yang tak rela menyerahkan trofi Liga Champions ke rivalnya.  Benturan fisik pun menjadi resiko yang dihadapi pemain demi memenangkan pertandingan. Pertandingan pun dimenangkan oleh Real Madrid. Kegembiraan meluap dari para pemain Real Madrid setelah Cristiano Ronaldo menyarangkan bola ke gawang Jan Oblak. Seluruh pemain Real Madrid berlari menuju fans. Mereka membagikan kebahagiaan kepada para pendukung yang setia duduk di bangku penonton hingga akhir laga.
      Di sisi lain, pemain Atletico Madrid tertunduk lesu setelah mereka dikalahkan untuk kedua kalinya di final Liga Champions. Juanfran yang gagal mengeksekusi tendangan penalti menghampiri fans Atletico untuk meminta maaf dengan menangis. Fans menerima permintaan maaf Juanfran dengan mengelu-elukan nama Juanfran. “Juanfran! Juanfran! Juanfran!”, seru para fans. Namanya terus dielu-elukan saat pemain Atletico lainnya mencoba untuk menghibur Juanfran. Juanfran mengerti kekecewaan yang dirasakan oleh fans begitu pula sebaliknya. Hubungan emosional yang kuat antara pemain dan fans ditunjukkan melalui dukungan mereka.
      Kejadian lain yang disorot oleh media adalah dukungan Cristiano Ronaldo kepada Antoine Griezmann saat para pemain Atletico Madrid berjalan menuju tribun penonton untuk penyematan medali runner up. Cristiano Ronado merangkul Griezmann yang menangis. Hal ini merupakan salah satu bentuk menghargai tim yang kalah. Cristiano Ronaldo mengerti rasanya mengalami kekalahan di final Liga Champions. Dua kali ia dikalahkan oleh Barcelona. Cristiano Ronaldo tidak melakukan euforia yang berlebihan untuk menghargai kekecewaan yang diterima pemain Atletico Madrid.
      Dari pertandingan final sepak bola kita bisa memetik banyak nilai kehidupan. Nilai kesetiaan atau loyalitas pendukung ditunjukkan dengan kehadiran fans di tribun penonton. Tak hanya datang ke tribun, fans juga menghiasi tubuhnya dengan pernak-pernik yang melambangkan klub kesayangannya. Nyanyian penonton sepanjang laga merupakan bentuk dukungan dan cinta terhadap klub.
      Sepakbola juga memiliki nilai perjuangan hidup. Banyak pemain yang berjuang dari nol. Dari mereka yang tidak punya apa-apa bisa menjadi bintang. Contoh saja Cristiano Ronaldo. Dia berasal dari kota kecil Madeira. Dia berusaha memperbaiki kehidupan ekonominya demi kebahagiaan sang ibu. Berjuang menembus tim senior Sporting Lisbon. Bakatnya dilirik oleh Ferguson sehingga ia direkrut oleh Manchester United. Hal itu tak membuat Ronaldo terlena. Ia selalu menambah porsi latihan di luar latihan rutin. Kegigihannya untuk berkembang patut diteladani. Penampilannya memukau dari musim ke musim. Pada tahun 2010, Real Madrid pun merekrutnya dengan nilai transfer dan gaji tertinggi pada saat itu.
      Sepak bola juga menjadi media pertukaran budaya. Dalam sebuah tim sepak bola, pemain bisa berasal dari berbagai negara. Klub asal Spanyol, Real Madrid tidak hanya dihuni oleh pemain berkebangsaan Spanyol tetapi juga diperkuat oleh pemain asing seperti Marcelo (Brazil), Ronaldo (Portugal), dan Gareth Bale (Wales). Mereka membawa gaya permainan negara mereka masing-masing ke Real Madrid. Hal ini membuat permainan tim menjadi lebih kaya. Tidak hanya sebatas di lapangan hijau saja, budaya yang ditransferkan juga budaya sehari-hari seperti tarian, bahasa, makanan, dan gaya bercanda.
      Namun, sepak bola juga tidak terlepas dari sisi negatif. Sepak bola kerap kali dijadikan ajang perjudian. Pemain dan pelatih pun ikut tersangkut kasus pengaturan skor. Kasus yang mendunia adalah kasus Calciopoli di Serie A. Kasus tersebut membuat gelar juara tim Juventus dicabut serta didegradasi ke Serie B. Tak hanya terdegradasi, Juventus juga harus kehilangan beberapa pemain pilarnya seperti Cannavaro, Thuram, dan Zambrotta. Cara yang tidak terpuji tersebut mencederai sportivitas permainan sepak bola.
      Sepak bola juga terkenal akan kebrutalan suporternya. Suporter yang brutal sering disebut dengan Hooligan. Mereka sering merusak fasilitas umum. Kekalahan tim kesayangan yang menjadi faktor utama kebrutalan suporter. Kasus terbaru yaitu bentrok antara suporter timnas Inggris dengan suporter timnas Russia. Bentrokan tersebut mengganggu kenyamanan warga Prancis. UEFA sebagai induk organisasi sepakbola Eropa memberikan peringatan keras akan mendiskualifikasi Inggris dan Russia apabila suporternya berulah kembali.
      Terlepas dari hal positif dan negatif yang ada dalam sepak bola, permainan ini tetap memiliki nilai kehidupan yang dapat direnungkan. Sepak bola milik seluruh dunia. Sepak bola adalah kehidupan.
      (Bernadus Ade Febrianto Nugroho/EQ)
      Sumber img: Goal.con

      ADVERTISEMENT
      BPPM Equilibrium

      BPPM Equilibrium

      Related Posts

      Memilih Demokrasi
      Opini

      Memilih Demokrasi

      November 30, 2020
      127
      Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta
      Opini

      Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

      November 14, 2020
      116
      Economics of Gender: Kesenjangan Upah yang Klise
      Opini

      Economics of Gender: Kesenjangan Upah yang Klise

      October 18, 2020
      184

      Discussion about this post

      ADVERTISEMENT

      POPULAR NEWS

      • Teori Black Swan: Bercermin dari Angkuhnya Ketidakmungkinan

        Teori Black Swan: Bercermin dari Angkuhnya Ketidakmungkinan

        4 shares
        Share 4 Tweet 0
      • Unpaid Internship, Magang Dibayar Pakai Pengalaman

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      • Selebrasi PPSMB Palapa dan Sampahnya

        1 shares
        Share 1 Tweet 0
      • Bedah Buku Ekonomi Indonesia: Dalam Lintas Sejarah “Sejarah itu Berulang”

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      • Penanaman Modal Asing : Pola yang Belum Berubah

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      ADVERTISEMENT
      Facebook Twitter Instagram
      Warta EQ

      BPPM Equilibrium adalah lembaga mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) yang berdiri pada tahun 1968.

      Yogyakarta, Indonesia
      Friday, March 5, 2021
      Mostly Cloudy
      24 ° c
      90%
      2.49mh
      -%
      27 c 22 c
      Sat
      27 c 22 c
      Sun
      27 c 22 c
      Mon
      27 c 22 c
      Tue

      © 2019 Redaksi Digital

      No Result
      View All Result
      • Home
      • Warta
      • Berita
      • Ekspresi
      • Riset
      • Produk Kami
        • EQ News
        • Majalah
        • Mini Research

      © 2019 Redaksi Digital

      Login to your account below

      Forgotten Password? Sign Up

      Fill the forms bellow to register

      All fields are required. Log In

      Retrieve your password

      Please enter your username or email address to reset your password.

      Log In