Sabtu, 22 Oktober 2016 pukul 19.08 WIB, acara Artction #3 yang bertajuk ‘Pagelaran Sendratari Calon Arang: Tuduhan Ratna Manggali’ dimulai. Acara dibuka dengan suguhan manis dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unit Tari Bali Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan menampilkan tari Sekar Jagat. Tarian yang dibawakan dengan anggun oleh tiga orang penari ini menggambarkan kegembiraan para penari dalam menyambut tamu yang hadir. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh Kadek Ristiana Apriliani Utari Giri selaku Ketua Panitia dan Ketua Produksi, Ni Wayang Dian Suyastini selaku Ketua Unit Tari Bali UGM, dan Todi Sasmita selaku Pembina Unit. Selanjutnya, tepat pukul 19.14 WIB pagelaran Sendratari Calon Arang: Tuduhan Ratna Manggali resmi dibuka secara simbolik dengan keduk tumpeng oleh I Gusti Ketut Puja, Todi Sasmita, dan Ni Wayan Dian Suyastini.
Pagelaran yang diselenggarakan di Gedung Sosietet Militair, Taman Budaya Yogyakarta ini juga didukung oleh penampilan dari beberapa UKM tari lainnya. Di antaranya, Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) dan Seni Jawa Gaya Yogyakarta Universitas Gadjah Mada (Swagayugama). Masing-masing UKM menampilkan tarian yang tak kalah apik. UKJGS dengan Tari Dombanininya yang berasal dari Banyumas dan Swagayugama dengan Tari Sekar Puriastuti dari Yogyakarta. Tak hanya bekerja sama dengan beberapa UKM, pagelaran ini juga menggaet senior-senior dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Asrama Bali Saraswati untuk turut berkolaborasi. Selanjutnya, pagelaran semakin menawan dengan ditampilkannya Tari Cendrawasih dan Tari Barong yang berasal dari Bali. Tari Cendrawasih yang dibawakan oleh sepasang penari tersebut merepresentasikan kehidupan sepasang burung cendrawasih yang sedang memadu kasih. Sebelum acara inti dimainkan, penonton tampak dibuat merinding dengan penampilan Tari Barong. Tarian yang dibawakan sekitar lima belas menit itu mengilustrasikan seekor binatang mitologi, Barong yang dianggap sebagai pelindung yang diwujudkan dengan binatang berkaki empat. Tari Barong juga menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) melawan kejahatan (adharma).
Sampailah pada puncak acara yaitu Pagelaran Sendratari Calon Arang: Tuduhan Ratna Manggali. Dikisahkan bahwa Calon Arang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang memiliki anak bernama Ratna Manggali. Meski cantik, ia tak memiliki suami karena semua orang takut pada ibunya. Karena kesulitan yang dialami anaknya, Calon Arang membalaskan dendam pada rakyat kerajaan dengan menyebabkan banjir besar yang melanda kerajaan. Raja Airlangga pun meminta bantuan pada Empu Baradah untuk menyelesaikan masalah ini. Empu Baradah lalu menyuruh muridnya, Empu Bahula, untuk menikah dengan Ratna Manggali. Suatu hari, Empu Bahula mencuri buku ilmu sihir milik Calon Arang yang lalu diserahkannya kepada Empu Baradah. Calon Arang pun murka dan melawan Empu Baradah. Pada akhirnya, Calon Arang ditaklukkan oleh Empu Baradah dan kerajaan menjadi aman seperti sedia kala.
Pagelaran Sendratari Calon Arang: Tuduhan Ratna Manggali ini disajikan dengan apik dan menarik. Mulai dari para penari, pemain musik, kostum, hingga dekorasi panggung ditata dengan sedemikian rupa sehingga menambah kemegahan pagelaran sendratari ini. Walau di Bali pagelaran Calon Arang dianggap mistis, pagelaran ini nyatanya tetap mampu mencuri hati para penonton.
Ditemui setelah pagelaran selesai, Ketua Artction #3, Kadek Ristiana Apriliani Utari Giri, menyampaikan perasaan lega dan harunya setelah pagelaran ini usai digelar. “Enggak nyangka tiketnya sold out, karena ini kan budaya Bali, jadi awalnya kita pikir enggak banyak masyarakat Jogja yang akan nonton,” ungkapnya. Target penonton yang awalnya hanya mahasiswa UGM pun terlampaui karena banyak penonton yang berasal dari universitas lain dan juga masyarakat umum.
Proses persiapan untuk pagelaran ini memakan waktu hampir delapan bulan. Pemilihan panitia berlangsung pada pertengahan Maret hingga April. Seleksi penari dilaksanakan selama bulan April yang pada akhirnya dipilihlah 27 penari untuk pagelaran ini. Setelah itu, latihan pun dimulai dari bulan Mei hingga Oktober.
Rencananya, pada tahun 2017 mendatang UKM Unit Tari Bali UGM Natya Wiraga Adhigama akan menggelar Festival Tari Bali se-Jawa dan Sumatera. “Sistemnya memang bergantian, jadi 2015 lalu festival tari bali, 2016 ini sendratari, kemudian tahun 2017 festival tari bali lagi,” pungkas Kadek.
(Stefanie E. Jovita, Bening Mahesti/EQ)
Discussion about this post