Bonbin, sebutan kantin Klaster Sosio Humaniora yang terletak pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, tinggal sebuah kenangan. Pagi hari ini, Selasa, 21 Juni 2016, pada sekitar pukul 09.00 WIB terjadi penggusuran pedagang-pedagang dari Kantin Bonbin. Terlihat Direktur Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset (DPPA) UGM, Henricus Priyosulistyo bersama beberapa pejabat lain dan Satuan Keamanan dan Keselamatan Kampus (SKKK) UGM memantau kegiatan ini. Penggusuran yang dilakukan hari ini terkait dengan kesepakatan sepihak dari DPPA UGM bahwa pada pertengahan Juni ini tempat relokasi di Pujale Lembah UGM akan selesai. Tetapi, pada kenyataannya, bangunan yang dijanjikan tersebut belum selesai, bahkan masih terlihat belum layak huni. Tidak ada lemari penyimpanan, meja, dan kursi-kursi seperti yang dijanjikan pihak DPPA UGM seperti sebelumnya. Sayangnya, pihak DPPA UGM bersikeras untuk memindahkan para pedagang Kantin Bonbin ke bangunan baru di samping Pusat Jajanan Lembah (Pujale) di Lembah UGM tersebut.

Kios pedagang Bonbin yang mulai dikosongkan (Immanuel Satya/EQ)
Salah satu pedagang batagor dan siomay Kantin Bonbin, Widodo menuturkan bahwa dirinya dan teman-teman pedagang merasa kebingungan pasca relokasi hari ini. “Bangunan tempat relokasi yang ditujukan kepada kami belum selesai dibangun oleh pihak DPPA UGM, sehingga kami kesulitan untuk menaruh perkakas dan barang-barang keperluan warung nanti. Kami mengira bahwa para pedagang akan dipindahkan setelah Lebaran 2016, sebab kami juga menunggu kesiapan bangunan relokasi untuk menampung juga,” ujarnya kecewa. Widodo menambahkan bahwa dengan kejadian tersebut, dirinya dan beberapa pedagang lain terpaksa membuat kotak penyimpanan perkakas dan meja barang dengan merogoh kocek pribadi. “Tidak apa-apa, mau bagaimana lagi karena katanya kami dan pihak Direktorat Aset harus saling pengertian, kami menurut saja,” tambahnya.
“Setahu saya, pada minggu ketiga dan keempat Juni 2016 ini para pedagang dipindah ke Pujale. Tetapi seharusnya menunggu untuk diselesaikan bangunannya terlebih dahulu, sayangnya relokasi ini dipercepat oleh pihak DPPA UGM dengan alasan bahwa kondisi bangunan sudah 90% bagus,” ujar Lukman Arunanta, anggota Kastrat Lembaga Eksekutif Mahasiswa FIB UGM. Di sisi lain, percepatan relokasi disebabkan oleh pembangunan BRI Tower dan pusat listrik serta genset UGM.
Kondisi bangunan yang ditujukan sebagai tempat relokasi pedagang Bonbin tampak belum siap huni (Rakyan Widhowati/EQ)
Sementara itu, terdapat tiga pedagang yakni kios snack dan minuman serta koran yang masih berada di lokasi Kantin Bonbin. Ketiga pedagang tersebut meminta keringanan karena masih harus berjualan untuk sementara waktu. “Iya, kami meminta keringanan, karena relokasi ini terkesan mendadak sekali dan kami masih harus berjualan. Sementara itu para pedagang yang sudah direlokasi adalah pedagang yang libur jualan saat puasa,” tutur Wisnu, salah satu pedagang yang masih membuka kios koran di lokasi Kantin Bonbin. Wisnu menuturkan bahwa surat perihal relokasi baru datang hari Senin, 20 Juni 2016 pukul 11.00 WIB. Akan tetapi, sebelumnya sudah diadakan rapat pada hari Kamis minggu lalu yang memutuskan bahwa relokasi akan dilaksanakan pada hari Selasa ini. Sayangnya, rapat pada hari Kamis tersebut sangatlah mendadak. Undangan kepada para pedagang dan mahasiswa diberikan pukul 10.00 WIB, sedangkan rapatnya dilaksanakan pukul 13:00. Saat rapat, pedagang diharuskan untuk pindah pada hari Selasa ini yang diputusan secara sepihak oleh DPPA UGM. Menurut para pedagang Kantin Bonbin, momen ini dipilih pada hari ini karena banyak mahasiswa yang KKN dan ujian, sehingga tidak ada pengawasan dari mahasiswa terkait relokasi seperti sebelumnya. “Kami seperti kehilangan pelindung,” tutupnya.
Kios pedagang yang mendapat keringanan karena tak siap untuk relokasi dadakan (Immanuel Satya/EQ)
(Rakyan Widhowati, Imannuel Satya, Salila Adrisikhara/EQ)