Berkembang seiring dengan gelombang reformasi dan demokrasi, kebebasan pers merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan kehidupan bangsa yang demokratis. Lahirnya Undang-Undang No.40 Tahun 1999 menjadi jaminan kebebasan pers dalam fungsi memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi serta menjadi media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Kebebasan pers memberikan ruang bagi media massa untuk menyajikan berbagai macam berita bagi masyarakat.
Media massa, sebagai sumber informasi, memberikan efek pada kondisi psikologis individu. Informasi yang diterima melalui media massa diproses menjadi ingatan dan pengetahuan. Ingatan dan pengetahuan yang didapat individu melalui media massa, kemudian dapat bertransformasi menjadi pengetahuan umum dan pada akhirnya membentuk prinsip mengenai kehidupan. Konten berita yang disajikan media massa dapat pula mempengaruhi sikap, perilaku, emosi, kepercayaan, hingga gejala fisiologis individu.
Media massa yang menyiarkan atau memuat berita kriminal memberikan efek pada individu penerima informasi dalam berbagai hal. Dalam sosialisasi, kita mengenal adanya imitasi, yaitu meniru perilaku orang lain. Berita kriminal menimbulkan potensi terjadinya imitasi kriminalitas. Ada kemungkinan berita kriminal yang seharusnya menjadi peringatan bagi masyarakat, malah memberikan “inspirasi” bagi pelaku kejahatan. Misalnya, kasus mutilasi istri oleh suaminya sendiri pada tahun 1989 di Jakarta. Pelaku mengaku mendapatkan ide memutilasi korban dari berita kasus mutilasi yang terjadi pada tahun 1985[1]
Individu cenderung mengasosiasikan informasi yang mereka terima melalui media massa dengan realitas yang dialami. Ketika individu menerima informasi yang sama secara repetitif mengenai suatu hal, maka akan mempengaruhi cara pandang dan sikap mereka dalam menghadapi hal tersebut. Penerimaan informasi repetitif ini memicu timbulnya efek priming.
Pasca menyaksikan atau membaca berita kriminal, seringkali muncul rasa takut maupun waspada yang berlebihan. Apabila seseorang mengetahui berita mengenai kasus begal yang banyak terjadi, ketika berkendara di malam hari dan melihat ada orang yang mengikuti, maka ia akan mengalami efek priming tersebut. Efek priming selanjutnya dapat menurunkan kepercayaan terhadap orang lain (interpersonal trust). Dan interpersonal trust yang rendah dapat memicu pula menurunnya perilaku menolong (helping behavior) dan kepekaan sosial individu.
Maraknya pemberitaan mengenai kasus penipuan berkedok sumbangan sosial mempengaruhi sikap individu ketika dihadapkan pada kejadian yang sama. Individu yang mendapatkan permintaan sumbangan sosial akan cenderung merasa tidak percaya dan enggan memberikan bantuan. Hal ini menunjukkan penurunan interpersonal trust yang memicu turunnya helping behavior, dan kepekaan sosial individu akibat efek priming.
Media massa, dalam menyebarluaskan suatu berita dan informasi, memegang peranan penting dalam pembentukan opini publik. Kasus-kasus kriminalitas yang disiarkan ataupun dimuat di media massa akan membuat aparat penegak hukum lebih tanggap dalam upaya penyelesaiannya karena diawasi oleh publik. Public interest yang tinggi juga menyebabkan kasus-kasus kriminalitas yang diliput media dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk melakukan tindakan preventif.
Pemberitaan media massa dapat mengarahkan publik pada opini tertentu mengenai suatu hal. Namun, tak jarang pemberitaan media massa ditunggangi oleh kepentingan pribadi pemiliknya. Sebaiknya masyarakat tidak menerima begitu saja pemberitaan dan informasi dari media massa. Sebagai konsumen media massa, masyarakat harus bijak dalam menginterpretasikan semua berita dan informasi yang diperoleh. Undang-Undang No.40 tahun 1999 telah memberikan tuntutan bagi media untuk dapat mempertanggungjawabkan berita yang disiarkan, Namun, para pembaca atau penonton berita harus menyaring informasi yang didapat untuk menghindari pengaruh media massa yang tidak diinginkan dan menghindari terbentuknya opini publik yang menyesatkan.
[1] Artikel tersebut dapat dilihat pada artikel yang berjudul Mutilasi di Indonesia di link berikut: http://www.kalyanamitra.or.id/wp-content/uploads/2012/07/Analisa-Media-Maret-2013-edit.pdf
(Ismah Santika/EQ)
Discussion about this post