Yogyakarta (19/9), bertepatan dengan hari ulang tahun Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) ke-61 tahun, diselenggarakan Rapat Senat Terbuka FEB UGM dan Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-61 FEB UGM di ruang Kertanegara. Pukul 08.24 WIB, acara dibuka oleh Ketua Senat, Prof. Marwan Asri, MBA, Ph. D. Pada pembukaan ini, Prof. Marwan Asri menekankan bahwa capaian-capaian fakultas seperti akreditasi internasional AACSB (The Association to Advance Collegiate Schools of Business) bukan merupakan hiasan logo semata, melainkan hasil hubungan yang baik dan kompak dari segenap keluarga fakultas. Agenda dilanjutkan dengan Pidato Laporan Pertanggungjawaban Dekan oleh Prof. Wihana Kirana Jaya selaku Dekan FEB UGM periode 2012–2016. Laporan diawali dengan menyinggung tema Dies Natalis ke-61 yaitu “Novelty, Engagement, and Impact” yang berarti kebaruan, keterlibatan, dan dampak yang luas.
Selama 61 tahun berdiri, fakultas ini telah mengalami banyak perubahan. Dari sisi kelembagaan yang dahulunya merupakan satu dalam Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik (FHESP) hingga berubah menjadi fakultas yang berkonsentrasi di bidang ekonomi. Perubahan mendasar lain yang dialami FEB UGM adalah ditetapkannya UGM sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang membutuhkan transformasi dalam pengelolaannya.
“Contoh inovasi yang telah dilakukan FEB UGM adalah pada internasionalisasi yang dilakukan dengan kegiatan International Week dan peningkatan jumlah mahasiswa yang belajar di program IUP (Internasional Undergraduate Porgram), dan keaktifan dosen-dosen FEB dalam kegiatan internasional,” sambung Prof. Wihana. Pada tahun 2013, sebagai upaya peningkatan pelayanan akademik, maka dilakukan pengembangan SINTESIS (Sistem Informasi dan Teknologi Fakultas Ekonomika dan Bisnis) yang menyediakan KRS (Kartu Rencana Studi) online, KRS box, jadwal kuliah dan berbagai macam kebutuhan informasi akademik untuk mahasiswa FEB UGM secara online.
Dalam beberapa tahun terakhir, FEB UGM telah mengembangkan unit yang bermanfaat untuk pengembangan pendidikan dan penelitian bagi segenap civitas akademika seperti pusat kajian, laboratorium, dan kelompok bidang yang berada di bawah lingkup departemen. Sebagai contoh pusat kajian yang baru dibentuk adalah pusat kajian pasar modal, pusat kajian ekonomi kerakyatan, pusat kajian ekonomi dan bisnis syariah, dan bermacam pusat kajian lainnya. Selain itu, sebagai bentuk pengabdian masyarakat, penelitian juga terus berkembang dari tahun ke tahun, yakni pada tahun 2013 sebanyak 35 kegiatan, tahun 2014 sebanyak 46 kegiatan, tahun 2015 turun jadi sebanyak 37 kegiatan, dan tahun 2016 naik drastis menjadi 87 kegiatan.
Selain di bidang akademik dan penelitian, layanan fasilitas juga turut ditingkatkan. Pada tahun 2013-2015 terdapat pengembangan fasilitas seperti renovasi rumah dinas (faculty house), penambahan kursi dan tenda di taman, studio musik, pendingin ruangan (AC), jembatan penghubung gedung magister, online database perpustakaan, dll. Tak heran bila tahun 2015, FEB UGM berhasil meraih penghargaan Gadjah Mada Award #3 sebagai fakultas terbaik dalam penyediaan sarana belajar di luar kelas.
Dalam bidang eksternal, FEB UGM telah melakukan langkah strategis untuk mencapai kerja sama dengan lembaga-lembaga dan meningkatkan sinergi alumni dalam wadah Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Gadjah Mada (Kafegama). Tercatat, pada tahun 2013 telah ada kerja sama FEB UGM dengan 275 perusahaan, lembaga pemerintah, serta yayasan. Untuk menjaring dan memberi tempat untuk kegiatan alumni, pada Oktober 2015, FEB UGM menyelenggarakan musyawarah nasional Kafegama untuk mengesahkan organisasi Kafegama. “Pengesahan organisasi Kafegama ini diharapkan alumni dapat memberikan masukan untuk pengembangan fakultas,” lanjut Prof. Wihana.
Acara dilanjutkan dengan orasi ilmiah berjudul “Kemandirian Finansial” yang disampaikan oleh Prof. Tandelilin Eduardus, MBA. Pada orasi ini, dipaparkan mengenai urgensi literasi dan pendidikan keuangan bagi generasi muda. Generasi Muda saat ini dihadapi dengan makin beragamnya pilihan produk dan inovasi yang dapat memenuhi kebutuhannya. Jika tidak selektif dan dibekali pengetahuan keuangan yang memadai, maka kondisi finansial masa depannya akan buruk. “Masyarakat yang berliterasi keuangan baik atau berkemampuan ‘melek keuangan’ memiliki pengetahuan dan kesadaran mengenai pentingnya mengelola uang, mengatur pendapatan, bijak menyikapi risiko dan manfaat investasi, menetapkan tujuan finansial, dan mampu memanfaatkan produk-produk di pasar keuangan untuk memenuhi kebutuhannya,” jelasnya.
(Ayom Hadikusuma, M. Anugrah/EQ)
Discussion about this post