Menjadi fakultas pertama di Indonesia yang menyandang akreditasi The Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi civitas akademika Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). Setelah resmi menyabet akreditasi ini pada 2014 silam, fakultas pun terus melakukan continuous improvement di berbagai hal agar kualitas terus terjaga.
“Oh AACSB, oh AACSB, hanya kampus kami yang dapat akreditasi” merupakan salah satu lirik dari lagu Econolympus yang sering kita dengar, bukan? Lantas apa sih AACSB pada lirik yang sering digaungkan mahasiswa FEB UGM? Mengenal lebih lanjut, AACSB merupakan salah satu organisasi non profit yang melakukan akreditasi bagi sekolah-sekolah bisnis di dunia. Saat ini hanya 5% dari 16.000 lebih sekolah bisnis di dunia yang berhasil mendapatkannya. Hal ini ditegaskan oleh Suyanto, S.E., M.B.A., Ph.D., Kepala Unit Jaminan Mutu FEB UGM bahwa untuk mencapai kualifikasi akreditasi tersebut tidak lah mudah. Ada berbagai tahap yang harus dilalui dan memakan waktu yang tidak singkat pula. Menariknya, sampai saat ini FEB UGM menjadi satu-satunya fakultas yang menyandang akreditasi AACSB di Indonesia. Tentunya berbagai keuntungan hadir dari akreditasi AACSB, seperti mudahnya kerja sama dan pertukaran mahasiswa sesama sekolah bisnis yang terakreditasi AACSB, peningkatan kualitas atas adanya continuous improvement yang terus dilakukan, kepemilikan standar internasional, dan dipandang mampu bersaing dalam kancah internasional.
FEB UGM memilih AACSB dibandingkan dengan akreditasi-akreditasi sekolah bisnis internasional lain, seperti European Foundation for Management Development (EFMD) dan The Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow, 21st Century Organization (ABEST 21). “AACSB relatively memberi framework secara menyeluruh, paling mendunia. AACSB merupakan lembaga akreditasi tersulit,” ujar Suyanto, S.E., M.B.A., Ph.D. selaku Kepala Unit Jaminan Mutu FEB UGM menerangkan dasar pemilihan akreditasi AACSB. Perlu diketahui, ternyata tidak semua Program Studi (Prodi) mendapat akreditasi ini, seperti prodi Ilmu Ekonomi. Hal ini dikarenakan mata kuliah yang ditawarkan belum mencukupi kriteria sebagai prodi sekolah bisnis. Namun, tidak menutup kemungkinan pihak fakultas akan mencari akreditasi dari lembaga lain.
Berbicara mengenai continuous improvement, kita sebagai mahasiswa tentu harus mengetahui beberapa hal yang telah diimplementasikan FEB UGM di berbagai kegiatannya, di antaranya:
- Perbaikan kualitas kurikulum dengan memberi lebih banyak porsi sesi diskusi dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
- Pengacuan kegiatan FEB UGM kepada misi baru, yaitu “Enriched by our vibrant international network but rooted in local wisdom, we develop leaders with the integrity and knowledge needed to serve society. Our contribution to the advancement of knowledge is through quality research and teaching”.
- Penambahan fasilitas bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan perbaikan fasilitas perpustakaan, seperti fasilitas yang sudah terdapat di Gedung Pusat Pembelajaran (Learning Center) FEB UGM.
- Pengembangan kompetensi dosen untuk melakukan penelitian dan berinvestasi dengan mengirim dosen ke luar negeri untuk melanjutkan sekolah hingga S3.
- Penyiapan tenaga pendukung operasional, professional staff untuk melayani mahasiswa, dengan menerapkan sistem yang telah terintegrasi.
- Pemberian sosialisasi pada setiap stakeholder mengenai continuous improvement. Salah satunya adalah sosialisasi kepada mahasiswa baru saat Sosialisasi dan Inisiasi Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (Simfoni) 2018 dan dengan pembentukan Ambassador of AACSB setiap menjelang reakreditasi.
Poin-poin tersebut akan terus bertambah sejalan dengan visi dan misi FEB UGM. Dengan mengetahui hal-hal di atas, secara tidak langsung kita turut menyukseskan berjalannya continuous improvement.
Reakreditasi AACSB akan segera datang pada Februari 2019 kelak. Apakah kita sudah siap menyambutnya?
(Desti Amelia, Leila Chanifah/EQ)