Usia Emas Anak
Hampir 80% perkembangan otak seorang anak terjadi antara usia 0-6 tahun, sementara perkembangan tubuh terjadi sampai dengan kurang lebih 19 tahun. Saat golden age pada usia 0-6 tahun, setiap informasi (buruk maupun baik) yang diserap oleh anak akan membentuk karakter kepribadian dan kemampuan kognitifnya. Pada masa-masa tersebut sangat dibutuhkan stimulus-stimulus yang baik. Menurut teori psikososial Erik Erikson, terdapat 4 tahapan dari perkembangan karakter seorang anak, yaitu trust vs mistrust, autonomy vs shame and doubt, initiative vs guilt, dan industry vs inferiority.
Perkembangan trust vs mistrust terjadi pada anak saat usia 0-1 tahun. Pada usia tersebut, karakter seorang anak untuk dapat mempercayai orang lain terbentuk. Misalnya saat anak meminta susu, apabila dia langsung mendapatkan susu dari orang tua maupun pengasuhnya, bayi akan memercayai orang yang dekat dengannya. Apabila hal sebaliknya yang terjadi, maka kemungkinan besar pada masa dewasa nanti bayi tersebut akan mengalami kesulitan dalam mempercayai orang lain. Dari contoh kecil tersebut, kasih sayang dari orang tua dan juga orang di sekitar sangat memengaruhi kepribadian seorang anak.
Pada usia 1-3 tahun, seorang anak akan menjadi orang yang memiliki autonomy atau shame and doubt bergantung dari stimulus yang didapatnya. Anak mulai memikul tanggung jawab penting untuk mengurus diri sendiri, seperti makan, menggunakan toilet dan berpakaian. Orang tua perlu menegakkan rasa kepercayaan diri dan melatih anak untuk bisa mengurus dirinya sendiri. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka seorang anak akan bertumbuh menjadi seorang anak yang pemalu dan penuh dengan keragu-raguan.
Selanjutnya tahap initiative vs guilt yang terjadi pada anak usia 3-6 tahun. Pemberian tantangan kepada seorang anak untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dapat membantu seorang anak memiliki inisiatif untuk aktif memulai aktivitas baru dan mengeksplorasi hal-hal baru. Mereka perlu diberi stimulus untuk menyelesaikan berbagai hal sendiri. Penggunaan kata “jangan” sebisa mungkin dihindari karena hal tersebut dapat membuat anak menganggap apa yang mereka lakukan selalu salah. Pendampingan sangat diperlukan, tetapi anak juga perlu dilatih untuk bisa mandiri.
Tahap industry vs inferiority (ketekunan vs perasaan rendah diri) terjadi pada anak usia 5-7 tahun. Saat seorang anak dapat melakukan suatu hal, dia akan terdorong untuk melakukan hal-hal baru dengan tekun. Namun, apabila seorang anak gagal melakukan suatu hal, maka akan timbul perasaan rendah diri yang menyebabkan seorang anak selalu merasa tidak mampu. Dalam tahap ini, pemberian stimulus berupa pujian maupun penghargaan saat seorang anak mampu melakukan suatu hal akan mendorong ketekunan seorang anak untuk melakukan hal lainnya dengan baik. Di saat seorang anak gagal melakukan sesuatu, pendampingan dari orang terdekat di kala seorang anak merasa gagal sangat dibutuhkan agar tidak muncul perasaan rendah diri pada diri seorang anak.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membatu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Banyak orang yang salah mengartikan PAUD sebagai suatu lembaga pendidikan anak pada usia 3-5 tahun. Padahal dari definisinya sendiri PAUD merupakan suatu upaya dan upaya tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara.
PAUD dilaksanakan melalui 3 jalur, yaitu jalur informal (keluarga dan lingkungan), non-formal (Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain), maupun informal (sekolah: TK, SD kelas 1 dan 2). Pendidikan pertama seorang anak yang akan sangat menentukan karakternya saat besar nanti terjadi di dalam keluarga (jalur pendidikan anak usia dini informal). Peran orang tua dalam memberikan kasih sayang yang membuat seorang anak mulai memercayai orang lain, mulai mengurus dirinya sendiri, mulai mandiri, memiliki inisiatif untuk mencoba menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mengeksplorasi hal-hal baru sangat dibutuhkan. Anak sangat membutuhkan perhatian dari orang tua. Namun, yang menjadi tantangan di era ini adalah banyak orang tua yang keduanya bekerja dan kurang menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan anaknya.
Pendidikan anak usia dini juga dapat dilakukan di lembaga non-formal seperti kelompok bermain. Di dalam KB dan TPA, tidak terdapat kurikulum yang mengatur pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan formal untuk anak usia dini yang terlaksana di TK dan SD khususnya kelas 1 dan 2. Pada lembaga formal sudah terdapat kurikulum yang di dalamnya memuat aspek kognitif, bahasa, fisik-motorik, nilai agama dan moral, serta emosional anak. Kurikulum tersebut menjadi acuan dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan di TK dan SD.
Orang Tua yang Berlomba Memasukkan Anaknya ke Lembaga PAUD
Di negara maju seperti Finlandia, seorang anak baru bisa masuk sekolah dasar saat mencapai usia 7 tahun, di bawah usia tersebut maka seorang anak belum bisa diperbolehkan untuk sekolah. Masa kecil mereka diutamakan untuk bermain, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkugan. Sementara itu, di Indonesia banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke lembaga PAUD saat anaknya menginjak umur 3 tahun dan menuntut guru PAUD untuk mengajarkan baca tulis hitung (calistung) kepada anak. Hal ini dikarenakan hampir semua sekolah dasar menuntut siswa yang akan masuk sudah menguasai hal tersebut. Orang tua yang memasukkan anaknya ke lembaga PAUD yang menerapkan full day school kepada anak didiknya dapat menyebabkan rasa bosan pada anak saat dia memasuki usia sekolah karena masa bermainnya yang dihabiskan untuk mengikuti sekolah full day.
Banyak orang tua yang terobsesi agar anaknya cerdas secara kognitif sejak usia dini. Anak dipacu untuk mengikuti pendidikan walau usia mereka masih dalam usia yang membutuhkan banyak waktu untuk bermain. Les privat juga seringkali dilakukan orang tua bagi anaknya yang baru masuk sekolah dasar. Namun, hal yang lebih penting dibandingkan aspek kognitif dalam masa emas seorang anak adalah pengembangan karakternya. Pendampingan dari orang tua di umur-umur emas seorang anak yang tidak akan terulang sangat dibutuhkan. Memasukkan seorang anak ke lembaga PAUD sejak umur 3 tahun (kelompok bermain) kembali menjadi keputusan dari orang tua. Hal yang terpenting adalah proses pembelajaran harus menyenangkan, jangan sampai seorang anak merasa terpaksa, lelah dan jenuh dalam menjalani pendidikan di usia dini.
(Naomi Maria Lasamahu/EQ)
image by tempo.co
Discussion about this post