Malam hari 2 Maret 2016 lalu, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) terlihat ramai. Rupanya, di dalam Concert Hall TBY sedang terselenggara Final Show Faculty (Fun, Art, Culture, and Charity) #3. Acara yang diadakan oleh AIESEC Universitas Gadjah Mada (UGM) ini adalah puncak dari rangkaian program penerimaan exchange participants yang tengah menjalankan sebuah project di Indonesia.
Final show yang bertajuk “Prabu Kelana Sewandana” ini dimulai sekitar pukul 20.00 WIB dengan penampilan wayang kulit dan karawitan oleh Canka Mahameru sebagai pembuka. Dilanjutkan dengan tari Jawa dan Bali serta Reog Ponorogo yang pada kesempatan itu berkolaborasi dengan Unit Tari Bali UGM, Kamasetra Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Reog Manggolo Mudho. Mata para penonton pun disuguhi permainan tata cahaya yang apik dan kostum menarik yang dikenakan oleh para pemeran pentas. Acara malam hari itu ternyata juga melibatkan mahasiswa dari beberapa universitas sebagai volunteer yang telah diseleksi sebelumnya. Pertunjukkan tersebut sukses membuat para penonton bertepuk riuh memuji penampilan seluruh pemeran yang berjumlah sekitar 80 orang.
Ialah Soros (China), Steven (Vietnam), dan Jeremy (Malaysia), exchange participants pada Faculty #3 ini. Sejak 25 Januari 2016 lalu, mereka datang ke Indonesia untuk mengerjakan sebuah project dengan tema utama Sosial Budaya. Pada Faculty #3 ini, budaya yang dipelajari lebih spesifik ke daerah Jawa dan Bali. Selama enam minggu berada di Yogyakarta, para exchange participants ini mengikuti beberapa kegiatan seperti Live Show. Bentuk kegiatannya adalah menonton pertunjukkan atau pementasan yang ada di Yogyakarta, agar para exchange participants dapat memiliki gambaran akan pentas di Indonesia.
Kegiatan lain yang mereka lakukan selama berada di Yogyakarta adalah Museum Visits. Tujuannya, agar mereka mengetahui latar belakang budaya yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, museum yang berkaitan dengan budayalah yang dipilih oleh panitia Faculty #3, seperti Museum Sonobudoyo, Museum Batik, dan Kraton Ngayogyokarto. Selanjutnya ada Global Village yang pada tahun ini diadakan di SMA N 9 Yogyakarta. Pada acara itu, para exchange participants berkesempatan untuk membagi kisah mengenai budaya-budaya di negara asal mereka. Tidak ketinggalan, mereka juga mengikuti kegiatan charity dengan menyumbangkan buku ke Panti Asuhan Reksoputro. Selain itu, mereka juga membuat web series dan menulis artikel tentang kegiatan mereka selama di Yogyakarta yang masing-masing diunggah di Youtube channel AIESEC UGM dan di website AIESEC UGM.
“Tujuan dari Faculty #3 ini sebenarnya untuk mengingatkan anak muda agar mencintai budayanya kembali. Akan tetapi setelah kami pikir-pikir, kalau hanya menampilkan exchange participants untuk ditonton adalah hal yang sudah sangat umum.” ujar Titi selaku Ketua Panitia Faculty #3. “Oleh karena itu, kami kolaborasikan antara mahasiswa Yogyakarta dengan exchange participants sehingga harapan kami, mereka ‘keterusan’ untuk belajar budaya,” lanjutnya.
(Adrian Putera/EQ)
Discussion about this post