Integritas, kepemimpinan, kepedulian sosial, dan kebebasan akademik adalah empat nilai yang dijunjung pada Sosialisasi dan Inisiasi Mahasiswa Baru Ekonomika dan Bisnis (SIMFONI) 2016. Mengusung tema “Membangun Jiwa Pemimpin yang Berintegritas sebagai Landasan Karakter Generasi Masa Depan”, SIMFONI merupakan sebuah langkah awal bagi Gadjah Mada Muda (Gamada) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) untuk mengenal lingkungan kampus yang nantinya akan menjadi “rumah kedua” mereka dalam menjalani studi empat tahun ke depan.
SIMFONI yang dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 Agustus di lingkungan FEB UGM ini merupakan rangkaian hari ke-3 dan 4 dalam Pelatihan Pembelajaran Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB) yang dilaksanakan dalam kurun waktu 6 hari, hanya saja pelaksanaannya ditempatkan dan difasilitasi oleh fakultas. Sebelum para mahasiswa baru mengikuti rangkaian acara SIMFONI, mereka telah mengikuti Tour de FEB pada tanggal 30 Juli 2016 sebagai sarana untuk mengenal seluk beluk daerah dan fasilitas yang ada di lingkungan FEB UGM. SIMFONI diikuti oleh mahasiswa baru dari 3 departemen yakni, Departemen Akuntansi, Manajemen, dan Ilmu Ekonomi.
SIMFONI 2016 hari pertama dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada yang diikuti oleh seluruh Organizing Committee (OC) dan Gamada di depan lobby kaca FEB UGM. Kemudian, Sucahyo Dwi Husada selaku Ketua OC SIMFONI 2016 memberikan sambutan yang diikuti oleh Farhan Noer Widagdo, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UGM 2016 yang menjabat sebagai Koordinator SIMFONI 2016. Pada kesempatan kali ini pula Koordinator Gugus FEB UGM, Ahmad Amin memberi sambutan yang dilanjutkan oleh Dekan FEB UGM, Wihana Kirana Jaya yang diakhiri dengan pemukulan gong sebanyak 5 kali sebagai simbol bahwa SIMFONI 2016 resmi dibuka.
Berpindah ke Plaza FEB, acara dilanjutkan dengan kegitan Talkshow dan Leaderless Group Discussion (LGD) yang membahas nilai kepedulian sosial SIMFONI 2016. Setelah mendapat ulasan oleh Soedjarwadi (rektor UGM 2007-2012), Edhie Purnawan (wakil dekan FEB UGM), dan I Wayan Nuka Lantara (dosen FEB UGM), para Gamada dipersilakan berdiskusi mengenai daerah-daerah tertinggal di Indonesia dan upaya dalam menanggulangi masalah yang ada di daerah tersebut.
Setelah Talkshow dan LGD selesai, diadakan sharing Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) dengan pembicara Dyah Pritadjati, S.E. yang merupakan alumni FEB UGM. Pada sesi ini, Prita menceritakan pengalaman KKN serta kegiatan yang pernah ia lakukan selama menjadi mahasiswa di FEB UGM. “You’ll always miss 100% of the shots you don’t take” merupakan kutipan yang dilontarkan Prita untuk memotivasi para Gamada agar berani berkarya selama menempuh masa studi nantinya. Acara di hari pertama SIMFONI ditutup dengan Cultural Event yang berupa menjahit hiasan di tote bag dengan pola-pola bertema “Yogyakarta”.
Pada SIMFONI hari ke-2, Gamada dikenalkan dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan seluruh Lembaga Kemahasiswaan (LK) yang ada di FEB UGM. Perkenalan ini tentu saja bertujuan untuk mengajak para mahasiswa baru bergabung ke dalam organisasi yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Gamada terlihat antusias dengan sesi perkenalan ini.
Siang harinya, Gamada diajak mengikuti acara ‘Simonofonia’ yaitu pengenalan fungsi-fungsi lembaga dan kegiatan ekonomi yang dikemas dalam konsep drama dan permainan. Simonofonia tahun ini bercerita tentang suatu kerajaan yang menyambut acara pernikahan Putri. Seluruh rakyatnya berbondong-bondong membuat barang-barang pernikahan tetapi di tengah jalan kekacauan tercipta karena adanya penyihir yang mengambil alih kerajaan. Rakyat pun turut membantu keluarga kerajaan untuk mengalahkan penyihir. Beberapa peran yang berkaitan dengan ekonomi juga tampak di sini. Terdapat Bank, Pajak, Pasar Input dan Output, serta Investor.
“Simfoni ini cukup bermanfaat untuk kami, Gadjah Mada Muda 2016, karena tidak ada perpeloncoan. Tugas dan masukan yang diberikan panitia juga masuk akal dan tidak aneh-aneh,” ucap Alfan Azizi, peserta Simfoni 2016 yang berasal dari Departemen Akuntansi. “Saya paling suka acara terakhir, Simonofonia. Di situ kita dilatih untuk berjualan, berproduksi, dan juga berinvestasi.” tambahnya lagi.
Hal serupa juga diutarakan oleh Christopher Alvin dari departemen Manajemen. “Simfoni ini seru, asyik, dan juga mendidik. Menurut saya, acara terakhir, Simonofonia, sih yang paling seru karena kita latihan untuk kerjasama, berjualan, dan juga berproduksi,” ujarnya.
(Adrian Putera, Mersia Mursalina/EQ)
Foto: Dok. Panitia SIMFONI 2016
Discussion about this post