Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) merupakan salah satu fakultas di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terbilang cukup sering melakukan pengembangan fasilitas-fasilitas penunjang kuliah, seperti Gedung Learning Center (LC) yang baru selesai dibangun dan diresmikan pada Agustus 2018 lalu. Sebagai satu-satunya fakultas ekonomi di Indonesia yang mendapatkan akreditasi internasional dari Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB), pembangunan merupakan bentuk continuous improvement demi menjaga kualitas fakultas. Pembangunan dan perbaikan fasilitas yang dilakukan secara berkala tentunya membutuhkan rencana yang matang dan terorganisasi dengan baik. Oleh karena itu, pembuatan sebuah masterplan pembangunan sudah menjadi agenda penting yang didiskusikan setiap tahun.
Kepengurusan masterplan dibawahi oleh Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, yaitu Kusdhianto Setiawan, Sivilekonom., Ph.D. Ia merencanakan, mengatur, dan mengawasi jalannya pembangunan yang sedang atau akan dilaksanakan. Ia memaparkan bahwa pihak fakultas sudah memiliki banyak rencana demi menunjang kegiatan perkuliahan, baik untuk mahasiswa, dosen, maupun karyawan fakultas. Berikut adalah beberapa pembangunan dan pengembangan yang akan digarap mulai 2019 ini.
Student Lounge: Ruang Diskusi Mahasiswa
Pembangunan yang sudah terlaksana salah satunya adalah student lounge di lantai tiga sayap timur gedung utama FEB. Gambaran hasil akhir ruangan tersebut sudah terpasang di lokasi pembangunan sehingga mahasiswa dapat mengetahui hasil jadi student lounge tersebut nantinya. Ruang belajar bersama ini dilengkapi tempat rapat dengan reservasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Reservasi harus dilakukan jauh hari dengan menyertakan nama-nama orang yang akan menempati ruang rapat. Sebelum memasuki ruangan pun para pengguna harus melakukan fingerprint. Student lounge ini diperkirakan akan selesai sekitar sebulan lagi.

Inovasi Ruang Kelas Modern
Pembuatan ruang-ruang kelas baru di lantai 5 dan 7 Pertamina Tower serta lantai 3 gedung kuliah sayap barat mulai digarap tahun ini. Ruang kelas akan dibangun dengan konsep yang modern. Dinding dan pintunya akan menggunakan bahan dari kaca sehingga aktivitas di dalam kelas akan dapat terlihat dari luar. Kursinya bukan dari kayu lagi, melainkan kursi yang nyaman nan empuk. Pembuatan ruang kelas yang transparan, nyaman, dan modern terinspirasi dari Hiroshima University of Economics yang sudah lebih dulu menerapkan konsep ini.
Sehubungan dengan ruang kelas baru, Kusdhianto sedang memikirkan konsep kelas modern yang disebut sebagai collaborative classroom, seperti meja dan kursinya memiliki roda sehingga dapat dipindah-pindah sesuai suasana pembelajaran. Papan tulis akan digantikan dengan layar yang dapat ditulisi dan dipasangi di setiap sisi ruang kelas dengan satu layar utama. Dosen akan dapat melihat pengerjaan sekelompok mahasiswa di kelas melalui layar utama. Namun, collaborative classroom ini belum dapat dipastikan terwujud tahun ini dikarenakan besarnya biaya yang harus ditanggung.
Printer Penyelamat Mahasiswa
Untuk membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas perkuliahan, fakultas akan menyediakan mesin cetak yang akan diletakkan di beberapa titik yang strategis. Mesin cetak ini akan memudahkan mahasiswa karena berkas tugas dapat dikirim ke mesin tersebut secara daring di manapun mahasiswa berada. Berkas tugas yang sudah terkirim akan tersimpan selama 24 jam, kemudian akan terhapus secara otomatis. Apabila ingin mencetak, mahasiswa cukup menempelkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) di tempat yang tersedia atau login menggunakan surel (e-mail) UGM. Biaya untuk mencetak tanpa warna adalah Rp500,- per lembar dan untuk mencetak berwarna dikenakan biaya Rp1.000,- per lembar. Akan tetapi, mahasiswa akan mendapatkan jatah mencetak tanpa warna gratis sebanyak 100 lembar per semester. Perlu diketahui bahwa penerimaan yang didapat dari penggunaan mesin cetak ini tidak diambil oleh fakultas, melainkan dikirim kepada pihak penyedia mesin cetak.

Coworking Space: Pembangunan yang Menarik Perhatian
Pembangun yang paling banyak mengundang perhatian mahasiswa adalah ruang HMJ-LK yang akan direnovasi menjadi coworking space. Karena organisasi bersifat dinamis, bukan tidak mungkin akan terbentuk organisasi baru di masa depan. Apabila itu benar terjadi, fakultas tidak dapat memberikan ruangan baru karena tempat yang terbatas. Maka dari itu, fakultas memutuskan untuk menggunakan konsep coworking space sehingga semua organisasi dapat menggunakan ruangannya bersama-sama. Namun, setiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pasti memiliki barang-barang penting yang harus disimpan secara terpisah. Oleh karena itu, akan disediakan loker untuk masing-masing organisasi. Loker rencananya tidak akan dibuat terlalu besar sehingga yang dapat disimpan di sana hanya barang-barang penting milik organisasi yang masih terpakai. Barang-barang yang sudah lama, contohnya proposal yang sudah tidak digunakan lagi, disarankan untuk dipindai dan disimpan dalam gawai ataupun laptop. Selain itu, fakultas akan mengumpulkan aspirasi dari mahasiswa mengenai desain loker nantinya.
Ruang kerja dalam coworking space sifatnya adalah publik. Tidak ada lagi sekat-sekat ataupun ruangan pribadi yang dapat dimiliki oleh satu organisasi saja. Alasannya karena sekarang ini sudah bukan masanya bekerja secara departemental lagi. Ruang rapat tetap tersedia apabila organisasi perlu melakukan diskusi secara tertutup. Coworking space hanya bersifat terbuka bagi mahasiswa-mahasiswa yang terdaftar dalam suatu organisasi. Maka, akan dilakukan pendataan untuk mengumpulkan daftar nama anggota dari setiap organisasi. Setiap akan masuk ke dalam ruangan, mahasiswa wajib melakukan fingerprint untuk membuka pintunya.
Pro atau Kontra?
Renovasi ruang HMJ-LK ini memiliki kesan tersendiri bagi para anggota organisasi. Ketua Ikatan Keluarga Mahasiswa Manajemen (IKAMMA), Afif Donny Sambudi, merasa renovasi tersebut membawa sisi positif dan negatif. Menurut Donny, sekretariat berbasis coworking space membawa dampak positif karena mampu memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide mereka dengan fasilitas yang lebih baik. Di sisi lain, renovasi ini juga memberatkan beberapa HMJ, termasuk IKAMMA itu sendiri. Pasalnya, ruang sekretariat yang sudah ada saat ini seakan sudah menjadi “rumah” bagi mereka. Tempat itu sudah menjadi tempat berkumpulnya seluruh anggota organisasi, bukan hanya pengurusnya saja. Selain itu, ada beberapa organisasi yang memiliki barang yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan penyimpanannya akan menjadi sulit.
Pada tahun-tahun selanjutnya, fakultas akan terus melakukan pembangunan fasilitas penunjang serta renovasi pada tempat-tempat yang membutuhkan. Semua rencana tersebut sudah disusun dalam masterplan dan akan terus didiskusikan. Dengan adanya penambahan dan pembaharuan fasilitas, diharapkan mahasiswa akan merasa terbantu dan semakin bersemangat menjalani kuliah.
(Febytania & Stephanus Arintaka/EQ)
Discussion about this post