Siapa yang tidak tahu kisah Gayus Halomoan P. Tambunan? Seorang pegawai pajak yang memiliki rekening berjumlah milyaran rupiah, jumlah yang tidak wajar untuk seorang PNS golongan III A. Gayus disinyalir terlibat skandal penggelapan dana wajib pajak. Namun, sebenarnya Gayus bukanlah satu-satunya mafia pajak di negeri ini. Ada oknum-oknum mafia pajak yang lebih besar, lebih kuat, dan tak tersentuh dibalik kasus Gayus tersebut.
Ketika kasus Gayus mencuat ke publik, Heru Prabowo merasa tergelitik untuk membeberkan wajah buruk negeri ini secara blak-blakan melalui buku. Penulis merupakan kakak tingkat Gayus di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan seorang mantan mafia pajak.
Penulis tidak hanya mengungkap kasus korupsi yang dilakukan oleh para pegawai pajak sekelas Gayus, tetapi juga mengisahkan tentang praktik kecurangan yang dilakukan oleh para oknum kepolisian dan kejaksaan, seperti jual beli kasus, bisnis layanan khusus di balik jeruji, hingga kasus sindikat mafia hukum.
Buku ini menceritakan kisah Dimas Prakoso, pegawai pajak golongan IIIA di salah satu kantor pajak di Surabaya yang terjerat kasus faktur fiktif dan harus meringkuk di balik jeruji selama lima bulan. Dimas merupakan mantan santri di sebuah pondok pesantren ternyata tidak mampu mempertahankan idealisme mahasiswa yang didapatnya semasa kuliah di STAN-PRODIP.
Ia terseret arus praktik korupsi di kantor pajak tempat ia bekerja. Di kantornya, korupsi merupakan hal lumrah guna mendapatkan penghasilan tambahan dari pembayar pajak. Dimas mendapat ‘pelajaran’ tentang korupsi secara gratis dari rekan-rekan kantornya. Mulai dari mengundurkan tanggal pembayaran wajib pajak, permainan restitusi, hingga perubahan database bagi orang pajak.
Ketika penyidik pajak melakukan sebuah gebrakan dua tahun kemudian, ia pun diciduk dan dijebloskan ke tahanan bersamake empat rekannya. Mereka dituduh telah merugikan negara sebesar empat milyar rupiah.
Usut punya usut, Dimas kemudian menyadari bahwa ia ternyata dikambinghitamkan oleh atasannya. Ia ditumbalkan agar para pejabat yang merupakan mafia pajak sesungguhnya tetap aman dan tak tersentuh oleh hukum.
Walaupun cerita yang disampaikan adalah fiktif, namun segala praktik dan modus yang dilakukan oleh oknum perpajakan diekspos secara terang-terangan. Penulis mengupas secara detail trik-trik yang biasa digunakan oleh petugas pajak. Sayangnya,
Namun menariknya, penulis menyebut inisial “DW” dalam buku ini yang kemudian menjadi tanda tanya besar ketika Dhana Widyatmika, mantan pegawai Ditjen Pajak, ditahan pada 2 Maret 2012 dengan tuduhan kasus korupsi dan pencucian uang. Suatu kebetulan ataukah penulis memang mengetahui sesuatu?
Judul : Catatan Harian Seorang Mafia Pajak
Pengarang : Heri Prabowo
Penerbit : Edelwiss,
Tahun : 2010
Tebal buku : 295 halaman
Peresensi : Aisah Kumala Sari
Discussion about this post