Gedung Pusat Pembelajaran (Learning Center) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) akhirnya diresmikan pada Sabtu (8/4) lalu oleh Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Prof. Mohamad Nasir, Ak., Ph.D., Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Dekan FEB UGM Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D., dan beberapa presiden direktur dan komisioner perusahaan di Indonesia. Peresmian tersebut dilakukan di lantai satu Gedung Pusat Pembelajaran, yang terletak di sisi timur laut kompleks FEB UGM.
Nah, karena masih terbilang baru, mari kita ulas gedung ini lebih dalam lagi.
Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM mulai dibangun awal tahun 2017. Sekitar bulan Maret tahun 2018, proses pembangunan gedung ini akhirnya selesai dan kemudian diresmikan pada bulan Agustus. Dana yang digelontorkan pun tidak sedikit. Kurang lebih sebanyak 48 miliar rupiah digelontorkan pihak kampus bersama dengan sponsor guna merealisasikan pembangunannya.
Gedung yang terdiri dari delapan lantai dengan satu basement ini dibangun dengan tujuan dan desain supaya mampu menjadi pusat pengembangan inovasi, kreativitas, dan pembelajaran kolaboratif. Menurut Agus Ridwan, salah satu staf Kantor Administrasi Fakultas, gedung ini diperuntukkan bukan hanya bagi mahasiswa FEB UGM, harapannya, gedung ini dapat pula digunakan untuk berinteraksi dan menjalin kolaborasi dengan mahasiswa di luar FEB UGM. Hal tersebut akan dapat kita pahami setelah melihat isi dari gedung ini di setiap lantainya.
Mari kita dalami susunan ruangan di tiap lantainya. Kita mulai dari lantai paling bawah. Gedung ini memiliki basement yang digunakan sebagai tempat parkir, water treatment facility, dan loading dock. Daya tampung tempat parkir basement ini adalah sekitar 120 motor. Tempat parkir ini diutamakan bagi karyawan di pagi hari. Setelah tidak digunakan oleh karyawan, parkiran bisa digunakan untuk umum. Kemudian, di lantai satu terdapat selasar yang cukup luas, setidaknya lebih luas daripada selasar yang ada di FEB UGM sebelumnya. Selasar ini digunakan untuk kegiatan mahasiswa FEB UGM. Lalu, di lantai dua, tiga, dan empat, terdapat perpustakan. Sama halnya dengan selasar, perluasan pun terjadi pada perpustakaan. Hanya saja, perpustakaan di setiap lantainya memiliki kekhususan masing-masing.
Perpustakaan di lantai dua berfungsi sebagai tempat diskusi bagi mahasiswa. Selain perpustakaan, menurut proposal perencanaan pembangunan Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM, di lantai dua juga akan ada café atau kantin bagi mahasiswa. Kemudian, perpustakaan di lantai tiga digunakan untuk meletakan buku-buku dan jurnal serta menjadi ruang baca bagi mahasiswa. Pada perpustakaan di lantai empat, selain digunakan sebagai tempat menyimpan buku, terdapat juga BI Corner yang dapat digunakan sebagai ruang baca santai oleh mahasiswa dengan tersedianya beanbag di atas karpet. Perpustakan lantai tiga dan empat tetap memiliki ruang diskusi, hanya saja tidak seluas dan sebanyak yang ada di perpustakaan di lantai dua. Selain itu, keheningan di perpustakaan lantai tiga dan empat lebih dijaga.
Lanjut ke lantai lima, di lantai ini akan menjadi pusat ruang sistem informasi dan teknologi FEB UGM, yang sebelumnya berada di gedung selatan. Di lantai ini terdapat laboratorium komputer, coaching room, dan IT Support Office. Kemudian, di lantai enam terdapat ruang kelas kolaboratif (collaborative class) dan ruang-ruang kuliah.
Lalu ke lantai selanjutnya, di lantai tujuh terdapat Co Working Space yang dapat digunakan mahasiswa. Ruangan ini mampu menarik banyak atensi dan rasa penasaran mahasiswa karena desainnya sangat modern. Hal ini sangat cocok dengan mahasiswa yang notabene adalah generasi milenial. Lalu yang terakhir ialah lantai 8. Lantai teratas ini akan digunakan sebagai ruang auditorium FEB.
Meskipun sudah diresmikan, beberapa ruangan di Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM belum bisa digunakan karena regulasi yang belum matang seperti ruang Co Working Space dan pembangunan yang belum tuntas seperti Auditorium FEB di lantai delapan.
Dengan desain yang modern, Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM telah menarik perhatian banyak mahasiswa. Kenyamanan untuk berdiskusi dan fasilitas yang lebih lengkap menjadi nilai tambah bagi gedung ini. Selain itu, gedung ini pun didesain dengan konsep green building atau bangunan ramah lingkungan dan hemat energi. Jadi, ketika ruangan sepi atau tidak ada aktivitas manusia, alat-alat elektronik seperti lampu dan air conditioner (AC) akan mengurangi dayanya secara otomatis dan juga terdapat teknologi untuk mendaur ulang air yang digunakan.
Gedung ini menjadi salah satu bukti kepedulian fakultas bagi pengembangan kemampuan mahasiswa. Peningkatan fasilitas yang ada diharapkan mampu menjadikan mahasiswa lebih berkembang. Agus berharap, mahasiswa baik dari FEB maupun dari luar FEB, mampu berkolaborasi untuk menghasilkan inovasi.
Sejalan dengan itu, Sulthan Farras, Manajemen 2016, mewakili suara mahasiswa, berharap dengan adanya peningkatan fasilitas, proses belajar mampu menjadi dinamika yang baik dan mampu mendorong terciptanya kreasi dan inovasi, bukan sekadar proses formal yang harus dilalui.
Sekian pembahasan mengenai Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM. Semoga dapat memberikan gambaran mengenai gedung baru tersebut.
(Gerardo Gani/EQ)
Discussion about this post