Soerjono Soekanto menuliskan dalam buku “Sosiologi Suatu Pengantar” bahwa modernisasi merupakan suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam artian teknologis serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil (2007, 307). Akan tetapi, hidup dengan pola seperti ciri negara-negara barat yang stabil belum tentu tidak akan menimbulkan permasalahan. Misalnya saat ini negara kita tengah mengalami mulai hilangnya kultur budaya secara perlahan karena modernisasi. Salah satu hal yang dapat menimbulkan permasalahan adalah adanya perkembangan teknologi dalam berbagai aspek yang sulit dikendalikan.
Perkembangan teknologi yang ada memberikan banyak sekali manfaat dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dengan adanya teknologi kita akan lebih mudah dalam menyelesaikan urusan kita. Di samping memiliki manfaat, apakah teknologi juga memiliki dampak negatif bagi kehidupan kita? Tentu iya. Memanfaatkan teknologi secara tidak bijak tentu akan menimbulkan masalah. Pada anak misalnya, pengenalan teknologi tanpa diiringi pengawasan dan penggunaan yang tepat akan memberikan dampak negatif kepada anak-anak.
Usia anak-anak merupakan masa ketika mereka bisa berkembang secara optimal. Perasaan anak-anak yang selalu dipenuhi dengan rasa keingintahuan untuk mengenal hal baru, belajar berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Jika melihat waktu sebelum adanya perkembangan pesat teknologi, kita dapat melihat seberapa jauh perbedaan masa itu dan sekarang. Pada zaman itu, kita masih bisa melihat anak-anak yang bermain bersama dengan kawan-kawannya. Namun, pemandangan tersebut sulit untuk kita temukan saat ini.
Pada era modern yang segala sesuatunya sudah menggunakan teknologi ini, kita cenderung akan melihat bahwa karakter anak-anak saat ini lebih individualis dibandingkan masa sebelum mereka mengenal adanya teknologi canggih. Seakan tergerus arus teknologi, mereka akan cenderung berfikir bahwa mereka bisa melakukan segala sesuatu dengan bantuan teknologi, hal itulah yang menyebabkan intensitas mereka untuk berinteraksi langsung dengan orang lain berkurang. Mereka pun menjadi lupa tentang pentingnya karakter yang baik sebagai makhluk sosial.
Berbicara tentang karakter memanglah tidak mudah, dan inilah yang menjadi keresahan para orang tua saat ini. Karakter adalah suatu kualitas yang dimiliki oleh seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain. Akan tetapi tidak semua karakter itu bersifat baik dan untuk membangun karakter yang baik pada diri seseorang, terutama anak-anak itu tidaklah mudah. Banyak hal yang dapat mempengaruhi karakter seorang anak, ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi karakter seorang anak contohya adalah cara orang tua mendidik, sikap orang tua, dan lingkungan keluarga si anak. Sedangkan faktor eksternalnya seperti lingkungan masyarakat, lingkungan pergaulan anak, dan pengaruh media massa.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter anak tadi, kita akan membahas mengenai peran media massa terutama televisi dalam pembentukan karakter anak. Sebelumnya, televisi memang menjadi teknologi yang sangat disenangi masyarakat karena bisa memberikan informasi melalui audio dan juga visual. Hal ini tidak akan menjadi masalah ketika acara yang disiarkan memang sudah sesuai dengan kelayakan pemirsanya. Akan tetapi, masalah timbul ketika acara yang disiarkan tidak layak untuk ditonton oleh anak di bawah umur yang tidak didampingi orang yang lebih tua, padahal usia mereka merupakan usia yang sangat mudah dalam menerima informasi di sekitarnya. Mereka bisa saja langsung meniru apa yang mereka lihat tanpa berfikir apakah hal tersebut baik atau tidak untuk dilakukan, karena memang kemampuan mereka berfikir belum sejauh itu. Hal itu juga yang menyebabkan orang tua dituntut agar lebih protektif kepada anaknya. Orang tua diharapkan agar selalu mengawasi anak-anaknya saat sedang melakukan proses penerimaan informasi, sehingga bisa langsung mengkonfirmasi apabila ada informasi yang tidak seharusnya diterima dan selalu bisa mengontrol apa yang dilakukan anaknya.
Sesungguhnya perkembangan teknologi bukanlah hal yang salah. Memperkenalkan teknologi pada anak juga merupakan hal yang baik. Hanya saja penggunaannya harus benar dan tepat. Jangan sampai teknologi justru membuat karakter bangsa kita menjadi rusak. Mari kita manfaatkan teknologi dengan baik, lindungi anak-anak Indonesia dari dampak negatif teknologi.
(Zulfa Oktafiani/EQ)
image by: http://www.beritasatu.com
Discussion about this post