Memiliki usaha sendiri atau menjadi pengusaha menjadi hal yang sedang digandrungi oleh kawula muda saat ini. Munculnya ide dan inovasi kreatif dengan startup telah memutar balik pandangan bahwa pemenuhan kebutuhan harus dengan datang ke toko fisik. Variasi dan lahirnya role model memicu munculnya kebutuhan yang sesuai dengan tren generasi Y. Perkembangan ini merupakan buah dari kreativitas yang dinamis dan sedang populer di kehidupan masyarakat terutama kaum muda.
Kilasan kata-kata diatas merupakan gambaran kecil mengapa acara Exposure 2017 “Ace of Spades” dengan inti acara “Food, Fashion, and Lifestyle” terus berkembang. Acara yang bertempat di Atrium Hall dan Halaman Parkir Timur Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta ini diselenggarakan dengan apik oleh Ikatan Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (Ikamma FEB UGM) pada tanggal 17-19 Maret 2017 lalu. Acara ini merupakan acara tahunan yang sudah sukses digelar sampai pada tahun yang ketiga.
Pembukaan acara dilakukan pada hari Jumat (17/03) secara seremonial oleh Sekretaris Departemen Manajemen FEB UGM, Budi Santoso, Ari Juliano Gema sebagai perwakilan dari Badan Ekonomi Kreatif, dan Mardika Pradipta, CEO Management’s Events 11th. Ramai menghiasi pameran ini dan pengunjung terlihat antusias mengenal produk-produk yang ditawarkan pada tiap stand. Pada hari kedua (18/03), meskipun hujan gerimis mengguyur Ambarrukmo cukup lama, hal tersebut tidak menyurutkan niat pengunjung untuk menghadiri pameran ini. Sebagain besar pengunjung merupakan kawula muda dan orang-orang yang antusias mengenai kreativitas.
Pameran yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi ajang perkenalan sekaligus promosi bagi produk lokal nan kreatif dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pameran ini diikuti oleh 63 UMKM dari sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah serta kota-kota besar lainnya. Stand terbagi kedalam tiga bagian, yaitu stand produk kreatif sektor utilitas sehari-hari seperti pakaian, tas, sepatu, jam tangan, dan lain-lain; stand produk makanan; dan stand foodtruck.
Kreativitas yang ditawarkan menjadi daya tarik bagi pengunjung. Tidak hanya dari sisi produk yang dipamerkan, dekorasi dan konsep acara yang terkini menjadi fokus yang ingin dihardirkan dalam acara Exposure tahun ini. Hal ini diungkapkan oleh CEO Management’s Events 11th, Mardika Pradipta, di sela-sela mengawasi jalannya acara. “Lewat acara ini kami ingin membuktikan bahwa tenant-tenant local brand juga memiliki kualitas dan kredibilitas di mata antusias-antusias muda. Produk yang ingin dipamerkan itu harus berbeda sehingga memiliki identitas dan tampilan yang unik,” jelasnya. Penyeleksian UMKM-pun dilakukan agar fokus utama acara ini dapat terjaga dan menarik pengunjung. Panitia menyeleksi berdasarkan portofolio produk dan kualitas produknya. Lebih lanjut, Mardika menjelaskan bahwa UMKM yang berhak mengisi stand adalah UMKM yang benar-benar memiliki keunikan dan keunggulan yang khas pada produk yang dihasilkan, tidak hanya sekadar produk yang mirip dengan produk lain yang sedang diminati.
Tidak ingin hanya dikunjungi dan dilihat oleh pengunjung, acara ini dikonstruksi sedemikian rupa agar seolah-olah dapat menyampaikan temanya sendiri dan memiliki karakter yang khas sehingga ada ikatan kuat antara pengunjung dan pihak penyelenggara. Exposure tahun ini menggunakan karakter kartu remi sebagai tema dekorasi dan desain promosinya. Selain itu, sesi workshop berupa seni ilustrasi, membuat roti, dan seni lukis tote bag juga dihadirkan oleh panitia agar lebih menarik pengunjung. Pada workshop seni ilustrasi, sesi diisi oleh Ayang Cempaka, sedangkan workshop membuat roti dilakukan bersama Kebun Roti, serta workshop seni lukis tote bag oleh SROU Studio. Acara ini juga menghadirkan penampilan musik di malam hari oleh Backyard Lullaby, Oscar Lolang, Jono Terbakar, dan lain-lain.
Usaha panitia dalam mempromosikan produk lokal dan UMKM dengan mengemasnya dalam suasana yang berkesan muda ini menuai apresiasi dari pengunjung serta peserta pengisi stand. Hal tersebut terlihat dari suasana acara sejak dua hari terselenggara. Muncul berbagai eksplorasi dari kaum muda yang antusias untuk mengenal lebih jauh tentang keunikan dan kreativitas masing-masing produk yang dipromosikan dalam acara ini. “Kita tertarik untuk ikutan acara Exposure karena antusias dari warga Jogja sangat tinggi terhadap barang-barang lokal. Jadi, kita berani buka disini dan berani menjamin penjualannya bakal banyak karena masyarakat Jogja sangat suka dengan startup business,” ujar salah satu peserta stand, Farhan. Senada dengan Farhan, peserta stand lain juga merasa senang dengan tujuan dari diadakannya Exposure, yaitu memperkenalkan produk-produk lokal baru yang masih berada pada tahap sedang dipromosikan. Mereka senang karena jumlah pengunjung yang tinggi meningkatkan penjualan dan kesadaran tentang produk mereka. “Bisa dibilang target pesanan kami memenuhi ekspetasi bahkan lebih. Dari target pesanan minimal tiga unit produk sehari, hingga malam ini kami sudah menjual sampai enam unit,” kata salah satu pegawai Kans, UMKM di bidang jasa cuci dan perawatan sepatu, Yosua. Beberapa pengunjung-pun turut mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh panitia. “Menurutku, perkembangan Exposure tahun ini cukup besar. Planning dan konsep secara keseluruhan lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya,” tanggap salah satu pengunjung yang sedang melihat-lihat di dalam Exposure, Radin.
Selain pujian, terdapat beberapa kritik dan masukan dari pengunjung mengenai harga produk yang ditawarkan secara umum. Beberapa pengunjung merasa harga produk yang ditawarkan lebih mahal dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, variasi produk juga terkesan monoton. Selain produk, terdapat pula pengunjung yang menyayangkan peletakan panggung yang berada di luar gedung. Menurut mereka turunnya hujan akan menyebabkan orang-orang enggan untuk menonton penampilan band. Kendati demikian, pengunjung tetap antusias mengikuti Exposure 2017 dan berharap bisa melihat acara-acara seperti ini kembali.
(Ayom Purwahadikusuma, Rangga Putra/EQ)
Discussion about this post