Jumat (7/10), arena Tugu Jogja tampak ramai dipadati oleh masyarakat Kota Yogyakarta yang ingin menyaksikan Wayang Jogja Night Carnival 2016. Pawai yang mengambil rute dari Jl. Jend. Sudirman hingga Jl. Margo Utomo ini menampilkan berbagai kreasi wayang orang dari Yogyakarta. Pelaksanaan pawai yang dimulai dari pukul 18.30 WIB hingga 21.00 WIB tersebut merupakan perayaan hari jadi Kota Yogyakarta ke-260 tahun. Pawai ini dihadiri oleh Gubernur Provinsi D.I. Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Walikota Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.
Masyarakat tampak antusias dalam menyaksikan pawai ini. Mereka tampak berdesak-desakan agar dapat menonton pawai di barisan terdepan. Tidak hanya warga asli kota Yogyakarta maupun turis domestik, turis mancanegara pun banyak terlihat menyaksikan perayaan HUT ke-260 Kota Yogyakarta ini.
Prapti (26), warga asli Purworejo yang datang untuk menyaksikan pawai wayang ini mengatakan bahwa pawai ini sangat bagus karena menampilkan pertunjukan budaya yang sangat menarik. “Acara ini bagus dan menarik. Tarian, pakaian, dan adat-adatnya sangat bagus. Pesan buat kedepannya budaya Jogja harus ditingkatkan lagi,” ujarnya
Selain Prapti ada juga Ian (33) yang datang bersama dengan anaknya untuk menyaksikan pawai. Ia mengungkapkan ketertarikannya pada acara pawai jogja ini. “Pawai ini bagus, terutama kita dapat mengenalkan kembali kepada anak muda mengenai budaya tradisional. Pawai ini juga menarik karena dapat mengumpulkan kembali warga Kota Yogyakarta untuk lebih mengenal budaya sendiri yaitu wayang wong,” ujarnya.
Ian menganggap bahwa acara ini penting disaat perkembangan Kota Yogyakarta yang pesat. Menurut ia, perkembangan yang pesat dapat menghasilkan kerawanan kepunahan bagi budaya Yogyakarta karena tergerus oleh arus globalisasi. Ia juga berharap bahwa dengan peringatan hari jadi Kota Yogyakarta ke-260 tahun ini dapat mengingatkan kembali kepada warga bahwa Kota Yogyakarta adalah kota pelajar sehingga banyak pendatang dari luar Kota Yogyakarta. Hal itu menuntut masyarakat Kota Yogyakarta untuk meningkatkan toleransi sehingga perbedaan ras, suku, dan agama tidak lagi menimbulkan konflik ke depannya.
“Kota Yogyakarta kan kota pelajar sehingga dari mana-mana ada. Oleh karena itu, jangan ada lagi diskriminasi yang terjadi. Pendatang juga harus menyesuaikan dengan budaya lokal seperti unggah-ungguh Yogyakarta. Pendatang mau tidak mau harus mengikutinya,” jelasnya.
Pawai wayang ini diikuti oleh 14 kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta. Setiap kecamatan menampilkan tokoh-tokoh pewayangan yang berbeda-beda seperti Gatot Kaca, Anoman, dan Bambangan Cakil. Masing-masing diberi kesempatan selama 15 menit untuk menampilkan atraksinya di panggung utama.
Perayaan HUT Kota Yogyakarta ke-260 ini diawali pelemparan panah ke Tugu Yogyakarta oleh gubernur. Kemudian, dilanjutkan dengan pemutaran video mapping di pangung utama yang terletak di Tugu Yogyakarta. Lalu, parade wayang serta pertunjukkan wayang. Acara diakhiri dengan pesta kembang api.
(Graini Annisa/EQ)
Discussion about this post