Ramai pengunjung mulai memenuhi Gelanggang Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis (15/8) sejak pukul 3 sore. Warna pastel, dekorasi, kostum tempo doeloe, karya dan instalasi seni seakan mengantarkan pengunjung untuk melintasi garis waktu. Tak seperti biasanya, gedung yang berfungsi sebagai sekretariat berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kini disulap menjadi ‘etalase’ kegiatan yang disajikan nan apik. Kegiatan tersebut adalah Gelanggang Expo kegiatan tahunan yang berisi pameran kegiatan dan prestasi dari UKM-UKM yang berlangsung selama tiga hari yakni 15 sampai 17 Agustus 2019. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perhelatan yang dibuka untuk umum ini kini mengusung tema “Time to Time” atau waktu ke waktu. Pada Hall Gelanggang hari pertama ini terdapat penampilan menarik dari berbagai UKM seperti Satmenwa, AIESEC, Hockey, Pramuka, Unit Tari Bali, dan lain-lain. Tepat pukul tujuh acara pembukaan dengan meriah diselenggarakan pada Hall Gelanggang.

Opening ceremony diawali dengan pertunjukkan teater yang mencuri perhatian penonton. Pesan yang hendak disampaikan oleh pertunjukkan ini adalah tujuan dari berdirinya Gelanggang Mahasiswa sebagai wadah untuk kegiatan dan aktivis kampus sehingga semangat aktivis juga dapat menular. Acara kemudian dilanjutkan dengan peresmian oleh Direktorat Kemahasiswaan langsung dengan menggerakkan tuas yang menjadi simbol dimulainya perjalanan waktu di Gelanggang ini. Usai peresmian, kegiatan dilanjutkan dengan penampilan dari Gadjah Mada Chamber Orchestra dengan Paduan Suara Mahasiswa UGM untuk mengiringi barisan tiap perwakilan UKM. Lagu-lagu yang dibawakan pun lekat dengan tema Gelanggang Expo kali ini yaitu Viva La Vida, Uptown Girl, dan Dancing Queen.

Gelanggang Expo tahun ini mendapat banyak respon positif dari masyarakat, baik itu dari pengunjung maupun partisipan UKM. Seperti yang disampaikan oleh Iskandar (19) salah satu pengunjung dari Sekolah Vokasi yang mengatakan bahwa merupakan ajang yang tepat di mana mahasiswa dapat memanjakan bakat, sekaligus mencari wadah untuk menyalurkannya. Umairoh dari UKM Difabel UGM juga mengapresiasi jalannya acara Gelex pada tahun ini. “Gelex (Gelanggang Expo -red) tahun ini lebih baik karena alurnya jelas, semua stand bisa terlewati oleh pengunjung”, ujarnya.

Malam semakin larut, sorak-sorai semakin menggema di berbagai stand UKM yang berada di Gelex, berbagai UKM tersebut berusaha menarik hati para pengunjung dengan cara saling unjuk keunggulan masing-masing. Wina, salah satu anggota dari UKM Sanggar Kesenian Aceh (SAKA) UGM mengatakan bahwa Gelanggang Expo merupakan tempat yang efektif untuk mengenalkan SAKA pada mahasiswa UGM sekaligus menjaring anggota baru. “Sebenernya Gelex cukup efektif untuk menjaring anggota baru, karena kadang ada yang gak tau SAKA, dengan kita disini kita juga bisa tampil, jadi orang-orang pada tau saka itu sebenernya UKM apa sih”, ungkap Wina.
Senada dengan Wina, Putri dari UKM Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM mengungkapkan bahwa Gelanggang Expo merupakan sarana yang tepat untuk mengenalkan UKM. “Efektif banget karena kita kan bisa memperlihatkan UKM kita, ada hall gelanggang buat tampil juga, jadi lebih efektif karena mereka akan lebih tau tentang UKJGS”, ucap Putri. Ketika ditanya harapan untuk Gelex tahun depan, “Semakin bagus buat kedepannya, semakin membuat UKM terus berkembang”, tutupnya.

Selain UKM, terdapat pula berbagai stand sponsor yang interaktif serta makanan ataupun minuman. Selain panggung pada Hall Gelanggang, terdapat pula panggung luar yang diisi dengan penampilan menarik dari bintang tamu. Bintang tamu yang dihadirkan antara lain Sastro Moeni, Abah Lala, Si Kresna, GIE, dan Olski. Gelanggang Expo ini tidak dipungut biaya apapun untuk mengunjunginya. Pastikan membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) sebagai pengenal bagi mahasiswa UGM dan mengisi identitas pada pintu masuk bagi pengunjung umum.
(Sony Budiarso, Gabriela Lintang, EQ)