Berdasarkan keputusan dalam SDGs dalam kurun waktu kurang lebih satu dekade dunia ini harus terbebas dari kelapara, Zero Hunger. Terdengar muluk karena hampir 1 milyar manusia di dunia ini masih menjalani hari dengan perut hampir kosong setiap harinya. Mirisnya, dari tahun 2014 hingga akhir tahun 2017, tingkat kelaparan di dunia justru meningkat sejumlah tujuh belas juta orang (FAO Hunger Data 2018).
Ironisnya, produksi hasil pangan global terus menunjukan peningkatan dan pertumbuhan yang jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dunia. Selama satu dekade terakhir, produksi pangan telah meningkat sebesar 1.5 kali. Jumlah ini dianggap tak hanya lebih dari cukup untuk seluruh orang di dunia ini, namun telah cukup untuk membuat 10 milyar orang memiliki perut kenyang. Singkatnya, zero hunger ternyata bisa dicapai tahun ini.
Sepasang suami-istri kelas menengah di Amerika dengan istri sebagai ibu rumah tangga mampu menyimpan daging sapi sebanyak setengah ekor sapi untuk mereka konsumsi sepanjang tahun. Jauh berbeda dengan sepasang suami-istri kelas menengah di Namibia, Afrika dengan keduanya memiliki penghasilan pun hanya mampu membeli daging beberapa minggu sekali. Masalah kelaparan global ternyata bukan pada jumlah dan ketersedian pangan, tapi keterjangkauan dan kemerataannya. Jumlah pangan seakan terkonsentrasi pada titik-titik tertentu saja pada globe. Terlalu sedikit negara di dunia ini yang memiliki terlalu banyak pangan.
Selain faktor-faktor ekonomi makro seperti ketersediaan lapangan pekerjaan, ketimpangan, dan daya beli seseorang, terdapat sebuah faktor kecil yang ternyata sangat besar dampaknya pada tingkat kelaparan di dunia: food waste! Setiap tahunnya, dari seluruh jumlah pangan yang berhasil diproduksi, sepertiganya akan berakhir di tong sampah tanpa sama sekali sempat dikonsumsi. Sekurang-kurangnya 1.3 milyar ton pangan terbuang setiap tahunnya. (FAO Food Loss and Food Waste Data, 2018)
Indonesia berada di posisi kedua sebagai negara dengan tingkat food waste tertinggi di dunia, nomor dua setelah Arab Saudi. Secara rerata, setiap tahunnya, setiap orang di Indonesia membuang makanan sebanyak 300kg (Barilla Center for Food and Nutrition, 2018). Padahal, pada kenyataannya, tak semua orang di Indonesia hidup berkecukupan dan mampu membeli cukup makanan setiap harinya. Sayangnya, mereka yang hidup mampu dan cukup ternyata justru membuang 300kg makanannya setiap tahun. Bagi sebagian orang, makanan adalah suatu hal biasa yang tak perlu dikhawatirkan ketersediaannya. Namun bagi hampir satu milyar penduduk dunia, tidur dengan perut kosong dan tanpa kepastian pangan adalah hal yang pasti setiap harinya.
Finish your food, end world hunger today!
(Aulia Hastin/EQ)
Discussion about this post