Pada hari Minggu (6/5) lalu, tampak massa membanjiri Atrium Hall dan halaman parkir timur Plaza Ambarrukmo Yogyakarta. Hal tersebut karena hari itu merupakan hari terakhir pelaksanaan Exposure 2018 “Paradaisu ‘82” atau lebih dikenal dengan Exposure. Exposure merupakan salah satu rangkaian acara The 12th Management’s Events (ME) yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (Ikamma FEB UGM). Mengangkat tema Paradaisu ‘82, Exposure memberikan gambaran akan sudut pandang orang Jepang terhadap Amerika di tahun 80-an.
Acara ini terinspirasi dari pameran entrepreneurship di FEB UGM pada tahun 2014. Dari tahun ke tahun, Exposure semakin berkembang. Memainkan empat elemen kerajaan dalam kartu remi, Exposure “Ace of Spades” terlaksana pada bulan Maret 2017 lalu. Di tahun ini, Exposure memiliki harapan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya untuk menghasilkan hubungan timbal balik antara pihak-pihak yang terkait yakni seniman lokal, usahawan, pengunjung, dan mahasiswa Ikamma FEB UGM.
Konsep tema, dekorasi, dan desain Exposure 2018 ini merupakan komposisi dari Abdan Rausan Dinnur selaku project manager, Silvia Adriana selaku co-project manager, dan tim event creative Exposure 2018. Unsur ilustrasi hasil kolaborasi pihak panitia dan seniman lokal Yogyakarta memberikan nuansa unik yang komplementer dengan pemutaran lagu (playlist) acara. Selain mengenai gambaran umum acara, Silvia menerangkan soal unsur pembeda Exposure “Paradaisu ‘82” dengan tahun sebelumnya. Letak perbedaan terdapat pada tag line Exposure kali ini, yaitu “Food, Fashion, Lifestyle, and Recordstore”. Penambahan “Recordstore” terwakili oleh adanya pemutar record compact disc (record CD) di tengah area Atrium Hall yang dapat digunakan pengunjung secara gratis. “Sebenarnya banyak yang suka (record CD) tapi ngga banyak yang kasih ruang buat penggandrung record CD,” jelas Silvia.
Pembukaan acara dilakukan pada Jumat (04/03) secara seremonial oleh Chief Executive Officer (CEO) 12th ME, Pandito Katon. Para pengunjung mulai meramaikan setiap stand baik itu indoor (apparel dan non-apparel) yang bertempat di Atrium Hall maupun outdoor (makanan dan panggung musik) di halaman parkir timur Plaza. Berbagai produk ditawarkan mulai dari produk lokal hingga produk yang sedang tenar di kalangan kawula muda untuk diperjualbelikan, seperti aligot (makanan kentang tumbuk dengan keju dari Perancis), kaus polos dengan kutipan kata-kata puitis, dan lain-lain. Setiap tenant diberikan sesi untuk memperkenalkan produk yang ditawarkan (brand knowledge) sebanyak tiga sesi per hari. Turut hadir dalam acara yaitu Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D, Ak. (Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) dan Gibran Rakabuming Raka (putra sulung Presiden Republik Indonesia). Selain pameran stand, Exposure juga menyuguhkan workshop. Pada hari pertama, Exposure menyelenggarakan workshop pembuatan sabun dari Bath Market dengan Alika Islamadina (23) sebagai pembicara. Hari pertama ditutup dengan penampilan grup band Pijar yang membuat penonton merasa terhibur.
Pada hari kedua (5/5), Exposure menyelenggarakan workshop denim jacket painting dari brand Magafaka oleh Agam Dwi Nurcahyo bertempat di The House of Balcony Plaza Ambarrukkmo Mall. Pengunjung pada hari kedua tidak kalah banyak dibanding dengan hari pertama. “Hari kedua total pengunjungnya 15.536, kalau yang kemarin itu (hari pertama) ada 9.913 pengunjung,” terang Saeful Bahri, penjaga pintu masuk Exposure indoor. Kenaikan jumlah pengunjung yang cukup signifikan menjadi energi positif tersendiri bagi penyelenggara dan pengisi event.
Pada hari ketiga (6/5) sekaligus hari terakhir berlangsungnya Exposure 2018, terlihat lebih dari 60 stand tetap giat menawarkan produknya seperti Moka (aplikasi kasir yang menyediakan data realtime), Pix and Stacy (merek aksesoris), Le Farra (produk sabun alami dengan susu kambing) dan lain-lain. “Seringkali kalau misalnya kita buka pop-up store (tempat dagang sementara) selama ini, kebanyakan orang pasti liat pameran saja, ternyata di Exposure ini daya belinya tinggi juga,” ujar pegawai Nah Project, salah satu brand sneakers dan apparel dari Bandung. Workshop berupa makeup class dari theBalm bersama Harumi Sudrajad (27) mengakhiri rangkaian penyelenggaraan workshop oleh Exposure.
Dari tiga hari berlangsungnya Exposure, terdapat beberapa kritik sekaligus harapan dari para penjaga stand dan pengunjung. Harapan dari penjaga stand yaitu agar ke depannya dapat memiliki booth yang lebih luas dan alur jalan yang mengular tanpa adanya persimpangan terbuka. Dari pihak pengunjung, kritik yang diajukan berupa kuantitas stand makanan. “Yang perlu diperhatikan juga paling tempat duduk di stand makanan, jumlahnya cuma sedikit. Itu aja sih, lainnya aku suka,” tambah Farah, salah satu pengunjung.
(Putri Butarbutar, Dira Zahrofati/EQ)
Discussion about this post