24 °c
Yogyakarta
26 ° Fri
26 ° Sat
26 ° Sun
25 ° Mon
Thursday, February 25, 2021
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontribusi
  • Pedoman Media Siber
  • Masthead
Warta EQ
  • Home
  • Warta
    Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

    Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

    Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

    Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

    Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

    Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

    Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

    Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

    Beramai-ramai Pindah ke Simaster

    Beramai-ramai Pindah ke Simaster

    Trending Tags

    • Pemilu
  • Berita
    • All
    • FEB
    • Jogja
    • Nasional
    • UGM
    Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

    Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

    FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

    FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

    Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

    Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

    Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

    Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

    Opening Ceremony Porsenigama 2020: Bersemangat Melampaui Segalanya

    Opening Ceremony Porsenigama 2020: Bersemangat Melampaui Segalanya

    Trending Tags

    • 2019
  • Ekspresi
    • All
    • FEB Menulis
    • Fokus
    • Sastra
    Bisa

    Bisa

    Patah Hati

    Patah Hati

    Puan

    Puan

    Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

    Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

    Pendidikan tanpa Filsafat

    Pendidikan tanpa Filsafat

    Trending Tags

  • Riset
    • All
    • Jelajah Pokok
    • Opini
    • Telusur Perkara
    Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

    Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

    Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

    Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

    Memilih Demokrasi

    Memilih Demokrasi

    Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

    Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

    Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

    Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

    Trending Tags

    • Produk Kami
      • EQ News
      • Majalah
      • Mini Research
    No Result
    View All Result
    Warta EQ
    • Home
    • Warta
      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

      Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

      Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

      Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

      Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

      Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

      Beramai-ramai Pindah ke Simaster

      Beramai-ramai Pindah ke Simaster

      Trending Tags

      • Pemilu
    • Berita
      • All
      • FEB
      • Jogja
      • Nasional
      • UGM
      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

      FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

      Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

      Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

      Opening Ceremony Porsenigama 2020: Bersemangat Melampaui Segalanya

      Opening Ceremony Porsenigama 2020: Bersemangat Melampaui Segalanya

      Trending Tags

      • 2019
    • Ekspresi
      • All
      • FEB Menulis
      • Fokus
      • Sastra
      Bisa

      Bisa

      Patah Hati

      Patah Hati

      Puan

      Puan

      Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

      Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

      Pendidikan tanpa Filsafat

      Pendidikan tanpa Filsafat

      Trending Tags

    • Riset
      • All
      • Jelajah Pokok
      • Opini
      • Telusur Perkara
      Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

      Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

      Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

      Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

      Memilih Demokrasi

      Memilih Demokrasi

      Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

      Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

      Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

      Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

      Trending Tags

      • Produk Kami
        • EQ News
        • Majalah
        • Mini Research
      No Result
      View All Result
      Warta EQ
      Home Berita UGM

      Diskusi PU WAPU: Menanggapi Wacana Kenaikan Harga Rokok

      BPPM Equilibrium by BPPM Equilibrium
      September 11, 2016
      in UGM
      0
      0
      SHARES
      44
      VIEWS
      Share on FacebookShare on Twitter
      ADVERTISEMENT

      Baca Juga

      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

      ADVERTISEMENT

      Beredarnya isu mengenai kenaikan harga rokok menjadi sorotan masyarakat Indonesia saat ini. Selain menjadi perbincangan masyarakat, isu ini juga menuai banyak pro dan kontra. Jumat (9/9) lalu, Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa Equilibrium mengadakan diskusi antar Pemimpin Umum dan Wakil Pemimpin Umum Badan Pers dan Penerbitan Mahasiswa di Universitas Gadjah Mada mengenai isu tersebut. Selain untuk membahas kenaikan harga rokok, diskusi ini juga bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahmi dan semangat diskusi antar pers mahasiswa (persma).
      Diskusi ini bertempat di ruangan U213 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Diskusi yang mengangkat tema “Menanggapi Wacana Kenaikan Harga Rokok” tersebut dihadiri oleh berbagai persma yang ada di UGM, seperti Entropi dari Teknik Kimia UGM, HMTI (Himpunan Mahasiswa Teknik Industri) UGM, Farsigama dari Fakultas Farmasi UGM, Bahari Pers dari Fakultas Perikanan UGM, Pijar dari Fakultas Filsafat UGM, dan Equlibrium dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Diskusi pun berjalan dengan penuh antusias. Berbagai pernyataan, sanggahan, pendapat, saran, serta data semua disampaikan oleh peserta diskusi.
      Rakyan Widhowati selaku moderator membuka diskusi dengan menyatakan tiga permasalahan yang timbul dari adanya isu mengenai kenaikan harga rokok. Pertama, apabila harga rokok naik, tentu akan terjadi penurunan pada industri rokok dan devisa negara sekitar 45%. Kedua, tingkat perekonomian petani mungkin akan naik dengan beralihnya ke rokok tradisional, tetapi tingkat kriminalitas juga akan naik. Ketiga, pendapatan negara tidak akan mengalami penambahan, tetapi angka penyakit akan bertambah karena buruknya rokok tradisional tersebut.
      Berbagai pendapat pro dan kontra pun bermunculan dalam diskusi ini. Ada yang setuju dan tidak setuju dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga rokok di Indonesia. Permasalahan ini ditanggapi oleh Niko, perwakilan Entropi. “Menurut saya itu ga make sense kalau naiknya sampai Rp50.000,00. Memang ada keuntungannya, tapi keputusannya itu belum jelas sebenarnya apa yang mau dicapai, perlu untuk dikaji ulang. Kalau memang mengejar penurunan jumlah perokok kan banyak alternatif lain, kalau mau meningkatkan produksi petani tembakau, kenapa ga coba mengekspor rokok tradisional itu ke luar,” tuturnya.
      “Kalau memang ingin mengutamakan kesehatan masyarakat, mungkin benar harga rokok itu dinaikkan untuk mengurangi jumlah perokok. Namun, pemerintah juga harus memikirkan dampak dari kenaikan harga tersebut, contohnya perekonomian negara jadi turun, apa yang bisa dilakukan untuk itu, misalkan pemerintah mengusulkan ekspor,” seru Ulayya, perwakilan dari Equilibrium. Alfrida dan Retika perwakilan dari Farsigama juga pro dengan naiknya harga rokok untuk dapat mengurangi jumlah perokok. Mereka mendukung harga cukai rokok naik, yang nantinya kenaikan itu juga dapat meningkatkan kas negara dan dapat menjadi dana cadangan untuk pelatihan bagi mereka yang ingin berhenti merokok maupun untuk para petani dan buruh yang kehilangan pekerjaannya.
      Daeng perwakilan dari Pijar termasuk pihak yang kontra mengenai hal ini. Ia mengungkapkan bahwa lebih banyak aspek negatif yang timbul dibandingkan dampak positifnya. Selain itu ia juga lebih setuju jikalau harga rokok dinaikkan secara bertahap. Sedangkan Farid, perwakilan dari HMTI, yang pro dengan kenaikan harga rokok menganggap kenaikan harga rokok ini merupakan tindak lanjut dari upaya pemerintah. Ia menyebutkan himbauan yang berawal dari kata-kata di iklan rokok menjadi ‘rokok membunuhmu’, lalu terpampang gambar organ-organ tubuh yang rusak karena rokok, dan sekarang akhirnya sampai pada harga rokok yang dinaikkan.
      Sementara itu, Muthia dan Uki dari perwakilan Bahari Pers justru terfokus pada nasib para petani tembakau dan buruh yang bekerja di pabrik rokok. Sebab jika harga rokok naik dan konsumen menurun, maka permintaan akan produk rokok menurun yang menyebabkan produksinya pun menurun. Dengan menurunnya produksi ini, maka akan ada banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang nantinya berakhir pada peningkatan jumlah pengangguran. Pemerintah yang menentukan kebijakan ini harusnya dapat memikirkan lebih jauh mengenai dampak dan penyelesaiannya, seperti adanya peralihan pengolahan tembakau menjadi hal lain yang lebih bermanfaat dan berguna.
      “Kemarin saat perkuliahan MIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Kimia, dijelaskan kalau nikotin dalam tembakau dapat diolah menjadi vitamin B3 karena strukturnya sangat mirip. Mungkin hal seperti ini tindak lanjutnya dapat diaplikasikan,” seru Adrian, perwakilan Entropi. Selain penerapan kenaikan harga secara bertahap dan pengolahan tembakau menjadi hal lain, Gandhi perwakilan dari HMTI menyebutkan bahwa pemerintah juga dapat mulai menerapkan denda, misalkan Rp500.000,00 untuk sekali merokok. Denda ini juga dapat diterapkan di daerah-daerah sehingga dapat menjadi penambahan pendapatan daerah yang bisa berguna untuk mengolah renewable energy di Indonesia.
      Shienny dari Equilibrium juga berpendapat bahwa untuk melakukan ekspor tembakau, Indonesia masih belum dapat melakukannya, karena kebutuhan rokok di Indonesia bahkan melebihi jumlah tembakau yang dihasilkan per tahunnya. Dengan perbandingan jumlah tersebut, maka Indonesia justru melakukan impor tembakau dari negara lain. Namun, dengan melihat dari kondisi sekarang ketika harga rokok telah naik dan jumlah perokok diharapkan menurun, Gandhi menuturkan bahwa dengan demand yang menurun tersebut Indonesia mampu berhenti melakukan impor dan memanfaatkan tembakau lokal semaksimal mungkin serta melakukan ekspor tembakau. Semua itu tergantung oleh pemerintah untuk dapat secara cermat mencari alternatif baru olahan tembakau atau yang lainnya. “Harus ada persiapan yang matang dari pemerintah itu sendiri,” seru Bernardus perwakilan dari Equilibrium mempertegas pernyataan-pernyataan yang ada.
      Diskusi kali ini menghasilkan solusi dari adanya isu penetapan kenaikan harga rokok oleh pemerintah. Pihak yang tepat untuk mengatasi dampak dari isu ini yaitu pemerintah Indonesia sendiri. Pemerintah harus lebih cermat dalam menentukan kebijakan, dan lebih memikirkan hal untuk mengantisipasi dampak negatif yang akan bermunculan nantinya, seperti adanya PHK, menurunnya pendapatan petani tembakau, atau bahkan meningkatnya tingkat kriminalitas di Indonesia. Alternatif yang dapat disediakan yaitu mengadakan pelatihan atau adanya pengolahan tembakau baru. Selain itu, kenaikan harga ini dianggap terlalu cepat dan drastis, lebih baik jika kebijakan ini dilakukan secara bertahap pada tiap tahunnya. Dengan demikian, para pekerja, petani, maupun masyarakat  tidak langsung terkejut dengan kenaikan harga yang ada dan dapat memiliki waktu yang cukup untuk beradaptasi dengan perubahan harga rokok tersebut.
      (Clarisa Oktaviana/EQ)
       

      ADVERTISEMENT
      BPPM Equilibrium

      BPPM Equilibrium

      Related Posts

      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya
      UGM

      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      November 29, 2020
      63
      Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan
      FEB

      Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

      November 22, 2020
      93
      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?
      Berita

      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

      November 9, 2020
      175

      Discussion about this post

      ADVERTISEMENT

      POPULAR NEWS

      • Teori Black Swan: Bercermin dari Angkuhnya Ketidakmungkinan

        Teori Black Swan: Bercermin dari Angkuhnya Ketidakmungkinan

        4 shares
        Share 4 Tweet 0
      • Unpaid Internship, Magang Dibayar Pakai Pengalaman

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      • Pengumuman Awak Magang Batch 2 2020/2021

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      • Saya Memilih untuk Tidak Memiliki Circle

        1 shares
        Share 1 Tweet 0
      • Bosan dengan Kegiatan Kampus? Gali Potensimu dengan Kegiatan di Luar Kampus!

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      ADVERTISEMENT
      Facebook Twitter Instagram
      Warta EQ

      BPPM Equilibrium adalah lembaga mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) yang berdiri pada tahun 1968.

      Yogyakarta, Indonesia
      Thursday, February 25, 2021
      Cloudy
      24 ° c
      95%
      4.35mh
      -%
      30 c 22 c
      Fri
      30 c 23 c
      Sat
      29 c 22 c
      Sun
      28 c 22 c
      Mon

      © 2019 Redaksi Digital

      No Result
      View All Result
      • Home
      • Warta
      • Berita
      • Ekspresi
      • Riset
      • Produk Kami
        • EQ News
        • Majalah
        • Mini Research

      © 2019 Redaksi Digital

      Login to your account below

      Forgotten Password? Sign Up

      Fill the forms bellow to register

      All fields are required. Log In

      Retrieve your password

      Please enter your username or email address to reset your password.

      Log In