28 °c
Yogyakarta
25 ° Tue
25 ° Wed
25 ° Thu
25 ° Fri
Monday, January 25, 2021
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontribusi
  • Pedoman Media Siber
  • Masthead
Warta EQ
  • Home
  • Warta
    Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

    Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

    Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

    Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

    Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

    Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

    Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

    Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

    Beramai-ramai Pindah ke Simaster

    Beramai-ramai Pindah ke Simaster

    Trending Tags

    • Pemilu
  • Berita
    • All
    • FEB
    • Jogja
    • Nasional
    • UGM
    Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

    Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

    Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

    Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

    FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

    FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

    Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

    Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

    Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

    Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

    Trending Tags

    • 2019
  • Ekspresi
    • All
    • FEB Menulis
    • Fokus
    • Sastra
    Bisa

    Bisa

    Patah Hati

    Patah Hati

    Puan

    Puan

    Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

    Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

    Pendidikan tanpa Filsafat

    Pendidikan tanpa Filsafat

    Trending Tags

  • Riset
    • All
    • Jelajah Pokok
    • Opini
    • Telusur Perkara
    Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

    Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

    Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

    Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

    Memilih Demokrasi

    Memilih Demokrasi

    Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

    Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

    Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

    Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

    Trending Tags

    • Produk Kami
      • EQ News
      • Majalah
      • Mini Research
    No Result
    View All Result
    Warta EQ
    • Home
    • Warta
      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

      Awali dengan Proteksi sebelum Berinvestasi

      Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

      Bekerja Saat Menjadi Mahasiswa, Buat Apa?

      Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

      Zoom Fatigue, Pernahkah Berada pada Fase Ini?

      Beramai-ramai Pindah ke Simaster

      Beramai-ramai Pindah ke Simaster

      Trending Tags

      • Pemilu
    • Berita
      • All
      • FEB
      • Jogja
      • Nasional
      • UGM
      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

      FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

      Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

      Closing Ceremony Porsenigama 2020: Penutup Manis Keseruan Laga Pertandingan

      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

      Trending Tags

      • 2019
    • Ekspresi
      • All
      • FEB Menulis
      • Fokus
      • Sastra
      Bisa

      Bisa

      Patah Hati

      Patah Hati

      Puan

      Puan

      Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

      Pentingnya Perencanaan Keuangan akibat Uang Elektronik

      Pendidikan tanpa Filsafat

      Pendidikan tanpa Filsafat

      Trending Tags

    • Riset
      • All
      • Jelajah Pokok
      • Opini
      • Telusur Perkara
      Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

      Sandwich Generation: Antara Bakti dan Derita

      Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

      Jalan Panjang Indonesia dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif

      Memilih Demokrasi

      Memilih Demokrasi

      Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

      Quo Vadis Wisata Storynomics Yogyakarta

      Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

      Regulasi Kantong Plastik dalam Jerat Kompleksitas Perilaku

      Trending Tags

      • Produk Kami
        • EQ News
        • Majalah
        • Mini Research
      No Result
      View All Result
      Warta EQ
      Home Berita

      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?

      Tim Redaksi by Tim Redaksi
      November 9, 2020
      in Berita, UGM
      0
      Debat Capresma Jilid Dua: Siapakah yang Terbaik?
      0
      SHARES
      124
      VIEWS
      Share on FacebookShare on Twitter
      ADVERTISEMENT

      Penulis: Putri Putu dan Rossa Ratri/EQ

      Euforia elektabilitas Calon Presiden Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (capresma UGM) kali ini cukup berbeda. Pelaksanaan Pemilihan Mahasiswa (pemilwa) tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang berlangsung secara terpusat di Daerah Istimewa Yogyakarta, atau lebih tepatnya di kampus tercinta, UGM. Di tengah kondisi pandemi Covid-19, mahasiswa UGM melaksanakan prosedur pemilihan capresma dari berbagai daerah tempat tinggalnya. Ramainya tagar yang diunggah berdampingan dengan konten pada penggunaan media sosial  dan platform daring lainnya menjadi salah satu bukti nyata adanya keseruan kampanye.

      Salah satu proses pelaksanaan pemilwa yang biasa dinanti oleh para pendukung capresma dan sebagai praktik nyata demokrasi mahasiswa adalah adanya debat capresma. Adanya keterbatasan akses komunikasi akibat pandemi tidak menghentikan langkah Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) UGM untuk menyajikan proses penting ini. Debat capresma yang biasanya dilaksanakan secara luring dan disaksikan secara langsung oleh para pendukung capresma, kini dialihlokasikan menjadi daring. Suksesnya implementasi Debat Calon Presiden Mahasiswa Jilid 1 secara daring oleh KPUM UGM membawa pelaksanaan debat capresma pada tahap selanjutnya. Proses Debat Calon Presiden Mahasiswa Jilid 2 ini disiarkan secara langsung melalui akun Youtube KPUM UGM pada pukul 13.00 hingga 16.45 WIB. Siaran langsung ini berlokasi di UGM yang dihadiri secara terbatas dan dengan mengikuti ketentuan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. 

      Bertajukkan tema “Pergerakan Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai Artikulator Masyarakat dalam Menyikapi Isu Strategi Nasional”, debat jilid 2 melibatkan keempat capresma untuk saling memberikan aspirasinya. Capresma nomor urut 1 adalah Muhammad Fadhli Fathoni, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang mencalonkan dirinya melalui jalur independen. Nomor urut 2 diduduki oleh capresma yang berasal dari Fakultas Pertanian dengan Partai Bunderan sebagai pengungsungnya, yaitu Naufal Primaditya Adriansyah. Di urutan ketiga, ada Muhammad Farhan yang diusung oleh Partai Gotong Royong dan Partai Srikandi. Terakhir, kedudukan capresma nomor urut 4 dipegang oleh Reandy Summa Justitio dari Fakultas Hukum yang dibopong oleh Partai Kampus Biru dan Partai Sayang Mama.

      Debat capresma jilid 2 diawali dengan sambutan oleh Muhammad Yusuf Ridwan selaku Ketua KPUM UGM 2020. Ia menegaskan bahwa pemilihan ini dilakukan secara daring atau dikenal dengan e-vote berbasis platform SIMASTER yang disandang oleh DSSDI. Ridwan juga menjelaskan bahwa akan ada rangkaian simulasi untuk melakukan uji coba sistem pemilwa. Ia berharap dengan adanya sistem yang terjangkau ini, seluruh mahasiswa dapat mengoptimalkan hak demokrasinya dengan melakukan pemilwa pada 16 hingga 18 November 2020. 

      Pelaksanaan debat pemilwa jilid 2 ini dikawal oleh Abyan Irsyad selaku moderator dalam 4 segmen debat. Segmen pertama berisi pemaparan visi yang diikuti dengan misi strategis oleh para capresma. Pemaparan ini diawali oleh calon urut pertama, dilanjutkan dengan nomor urut dua hingga nomor urut empat. Selesainya prosesi segmen pertama diakhiri dengan video konferensi pers dari Ketua KPUM UGM, Komisioner Keuangan dan Kesekretariatan, dan Komisioner Verifikasi. 

      Baca Juga

      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

      Pada segmen kedua, terjadi interaksi tanya jawab antara capresma dan panelis. Tahap ini mewajibkan para capresma untuk menjawab pertanyaan umum seputar tema yang dipaparkan oleh panelis. Bobot dan jenis pertanyaan yang dipaparkan untuk semua capresma adalah sama. Pertanyaan pertama yang diutarakan oleh panelis adalah “Bagaimana mahasiswa mengelola gerakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah kritis dan mendasar untuk masa depan bangsa, negara, dan dunia dengan tetap mengedepankan hierarki organisasi dan etika?” Selanjutnya, para capresma menjawab secara normatif dan aplikatif atas pertanyaan panelis tersebut selama maksimal 5 menit. Strategi pendekatan yang mengesampingkan eksklusivisme diusung oleh Reandy. Selanjutnya, Fadhli menegaskan akan keprihatinannya terhadap participation rate dari mahasiswa terutama dalam kasus pemilwa ini. Strategi Open-mindedness dan collaboration yang ditekankan Naufal berbeda dengan Farhan yang mengedepankan pendekatan vertikal-horizontal. Setelah semua capresma menjawab pertanyaan, panelis memberi tanggapan dengan menyinggung pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam bentuk nonfisik di sosial media dan peran BEM KM yang inklusif dalam menangani persoalan mahasiswa difabel. Di akhir sesi, ditampilkan pula konferensi pers diskusi dengan Komisioner Acara, Komisioner Kampanye, dan Komisioner Relasi Publik sebagai selingan menuju segmen selanjutnya.

      Berbeda dengan segmen sebelumnya, pada segmen ini para capresma diberikan kasus yang beragam, acak, dan berbeda satu dengan yang lainnya. Kemudian, para calon yang mendapat giliran diminta untuk memberi tanggapan dan solusi nyata terhadap isu nasional yang telah diberikan. Segmen ketiga ini memberikan kesempatan kepada calon lainnya untuk melakukan interupsi sebanyak dua kali terhadap calon yang sedang memberi penjelasan. Segmen ini dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama adalah calon memberikan paparan mengenai tanggapan dan solusi yang ditawarkan. Kemudian, sesi kedua dibuka dengan tanggapan oleh calon presma dengan nomor selanjutnya terhadap pemaparan yang dijelaskan. Sesi terakhir ini mirip dengan sesi sebelumnya, tetapi si pemberi tanggapan adalah panelis. Setiap tanggapan dari setiap sesi, baik dari panelis maupun capresma lainnya, akan dilanjutkan dengan elaborasi lebih lanjut oleh capresma yang mendapat giliran.

      Isu nasional yang dibahas di antaranya seputar urgensi demo di tengah pandemi, dampak ekonomi akibat pandemi, sosialisasi kebijakan pemerintah,serta keberadaan berita hoaks yang meresahkan. Muhammad Fadhli Fathoni mendapat bagian untuk memberi tanggapan mengenai demo di kala pandemi. Menurutnya, demo yang merupakan sarana menyalurkan aspirasi tidak akan terjadi jika pemerintah mendengarkan permintaan rakyat. “Pemerintah seharusnya menyelesaikan permasalahan pandemi secara maksimal dulu, baru kemudian membahas UU yang kontroversial,” tutur Fadhli. Urgensi demo memang benar adanya karena pemerintah justru bersikap abai melalui tindakan nonfisik yang telah dilakukan sebelumnya, seperti pembuatan kajian dan hearing oleh akademisi. Selain itu, Fadhli juga menambahkan tanggapan dari Rachman Budiarto selaku panelis tentang cara mengukur keefektifan demo. Menurut Fadhli, demo merupakan pilihan terakhir sehingga sudah bukan kodratnya untuk mengukur keefektifannya.

      ADVERTISEMENT

      Naufal Primaditya Adriansyah diberikan isu mengenai peran yang dapat diberikan BEM KM dalam meminimalkan dampak ekonomi yang tertekan akibat Covid-19, khususnya UMKM di sekitar kampus. Solusi yang ditawarkan Naufal adalah melalui program kerja baru, yaitu UMKM Berdaya di bawah Kementerian Ekonomi Kreatif. Naufal juga membenarkan bahwa perubahan ekonomi yang terjadi menyebabkan masyarakat sulit beradaptasi sehingga membutuhkan peran eksternal seperti mahasiswa. Sebagai pribadi yang inovatif, peran mahasiswa adalah dengan melakukan digitalisasi UMKM, yaitu mengubah beberapa pola konvensional yang ada menjadi modern sesuai dengan tuntutan zaman.  Pemangkasan alur distribusi yang panjang juga dilakukan agar produk lebih cepat sampai ke pasar yang dituju. Menanggapi konsumsi yang juga ikut menurun selama pandemi, Naufal meyakini bahwa melalui riset pasar yang dilakukan UMKM Berdaya maka sektor UMKM yang potensial dapat terseleksi sehingga bantuan menjadi tepat sasaran. 

      Selanjutnya, isu yang didapatkan Farhan adalah mengenai mahasiswa yang merupakan penyambung lidah antara pemerintah dan masyarakat. Farhan  diminta memberi langkah yang dapat BEM KM tawarkan dalam mengedukasi kebijakan pemerintah ke masyarakat dan sebagai artikulator masyarakat terhadap pemerintah. Terjun langsung ke dalam masyarakat merupakan solusi utama yang diusung oleh Muhammad Farhan. Dalam rangka sosialisasi kebijakan nasional dan mengetahui masalah di masyarakat, teknis pelaksanaannya dengan memberlakukan target bagi kementerian di BEM KM untuk mendatangi RT (Rumah Tangga) dan angkringan untuk saling berdialog. Isu yang terkumpul nanti akan dikaji secara khusus di kementerian baru bernama Kementerian Jejaring. Penyeleksian dan pemaparan materi terhadap anggota BEM KM akan dilakukan terlebih dahulu sebelum turun ke masyarakat supaya kapabilitas dan napas intelek para mahasiswa dapat terjaga. “Jangan sampai kita menyuarakan ‘Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia’, tetapi kita tidak tahu apa yang diinginkan masyarakat,” tutur Farhan.

      Pertanyaan keempat membahas permasalahan polemik hoaks yang pelik, tidak berujung, dan memiliki eksistensi yang besar. Reandy diminta memberikan tanggapan dan tindakan yang menurutnya solutif. Berita hoaks timbul karena kurangnya pemahaman literasi digital sehingga masyarakat kesulitan memilih berita yang kredibel dan tidak. Solusi yang ditawarkan Reandy adalah melalui pencerdasan digital masyarakat serta membuat kajian yang sesuai dengan kaidah keilmuan terhadap konten isu sehingga BEM KM tidak menjadi produsen berita hoax dan secara berani dapat mempertanggungjawabkan hal tersebut. Dalam rangka memenangkan kepercayaan masyarakat untuk yakin terhadap BEM KM, maka ditempuh dengan beberapa cara yaitu mengelaborasikan narasi yang kredibel, konsistens menunjukkan keberpihakkan yang adil, serta berkomitmen tinggi mendistribusikan informasi yang benar. Dengan demikian dapat disayangkan bahwa hingga akhir dari sesi ini kesempatan hak interupsi sama sekali tidak dilakukan.Segmen ini diakhiri dengan commercial break dari Komisioner Legal, Komisioner IT, dan Komisioner MDP dan Kreatif.Sampailah di penghujung acara debat jilid dua ini  yaitu pada segmen keempat. Segmen terakhir ini terdiri atas rekapan pertanyaan oleh audience dan dilanjut dengan closing statement dari masing-masing calon. Berjalannya rangkaian Pemilwa KPUM yang ditempuh selama satu setengah hingga dua bulan ini sangat vital. Proses yang singkat ini akan menentukan arah pergerakan serta nilai budaya yang akan diemban oleh BEM KM selama satu tahun kedepan. Debat capresma jilid dua merupakan prosesi terakhir sebelum dilangsungkannya pemilihan mahasiswa, besar harapan untuk para mahasiswa menggunakan hak suara  dan menentukan pilihan terbaiknya sesuai hati nurani. BEM KM secara legal tidak dapat dikatakan sebagai wakil mahasiswa UGM karena tidak merepresentasikan setengah dari jumlah mahasiswa UGM. Meskipun begitu, dengan menggunakan hak pilih, maka kita ikut berkontribusi dalam menentukan presiden mahasiswa seperti apakah yang paling tepat dalam merepresentasikan kriteria sebagai penyambung lidah antara masyarakat dan pemerintah. Akhir kata, siapapun yang terpilih nantinya merupakan pilihan yang terbaik dalam menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. Walaupun begitu, arah perkembangan BEM KM tentu tidak berhenti di sini saja melainkan tetap dibutuhkan bantuan dari mahasiswa lainnya untuk BEM KM yang lebih baik lagi.

      Tags: debat capresma
      ADVERTISEMENT
      Tim Redaksi

      Tim Redaksi

      Redaksi Digital Badan Pers dan Penerbitan Mahasiswa Equilibrium dengan 12 awak yang terdiri dari Farid, Feby, Vima, Siro, Rere, Erin, Putu, Ratri, Deno, Bela, Lalita, dan Lia

      Related Posts

      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?
      Nasional

      Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

      January 20, 2021
      33
      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya
      UGM

      Charity Concert GMCO 2020: Berbagi Kasih Melalui Karya

      November 29, 2020
      49
      FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech
      Berita

      FSDE 2020: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Melalui Fintech

      November 22, 2020
      66

      Discussion about this post

      ADVERTISEMENT

      POPULAR NEWS

      • Unpaid Internship, Magang Dibayar Pakai Pengalaman

        Unpaid Internship, Magang Dibayar Pakai Pengalaman

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      • Teori Black Swan: Bercermin dari Angkuhnya Ketidakmungkinan

        4 shares
        Share 4 Tweet 0
      • Predikat 'Cum Laude' Merajalela, Kredibilitas Nilai Dipertanyakan?

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      • Kapitalisme: Kutukan bagi Demokrasi Ekonomi

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      • Mengulik Drama Start-Up: Realita atau Naskah Belaka?

        0 shares
        Share 0 Tweet 0
      ADVERTISEMENT
      Facebook Twitter Instagram
      Warta EQ

      BPPM Equilibrium adalah lembaga mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) yang berdiri pada tahun 1968.

      Yogyakarta, Indonesia
      Monday, January 25, 2021
      Thunderstorms
      28 ° c
      70%
      3.73mh
      -%
      26 c 23 c
      Tue
      27 c 22 c
      Wed
      27 c 22 c
      Thu
      27 c 22 c
      Fri

      © 2019 Redaksi Digital

      No Result
      View All Result
      • Home
      • Warta
      • Berita
      • Ekspresi
      • Riset
      • Produk Kami
        • EQ News
        • Majalah
        • Mini Research

      © 2019 Redaksi Digital

      Login to your account below

      Forgotten Password? Sign Up

      Fill the forms bellow to register

      All fields are required. Log In

      Retrieve your password

      Please enter your username or email address to reset your password.

      Log In