Hari Sabtu (12/5), University Club Universitas Gadjah Mada (UC UGM) penuh dengan pemuda berjas hitam. Mereka adalah Organizing Committee Youth Speak Forum Yogyakarta 2018 yang diselenggarakan oleh Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales Universitas Gadjah Mada (AIESEC UGM). Beberapa dari mereka menggiring para wartawan masuk ke Ruang Nusantara untuk menghadiri konferensi pers yang dimulai pukul 08.30 WIB. Septriana Tangkary (Direktur Pemberdayaan Industri Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia), I Made Andi Arsana (Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa AIESEC UGM), dan Chaisar Ahmad (Organizing Committee President YouthSpeak) hadir di hadapan pers untuk menyampaikan pernyataan mengenai Youth Speak Forum Yogyakarta 2018 yang mengusung tema Activating Youth Through Socio-cultural Technology.
Youth Speak Forum merupakan sebuah acara nasional dari AIESEC yang diturunkan menjadi acara regional, termasuk di Yogyakarta. Pada tahun ini, acara yang menjadi agenda tahunan tersebut serempak digelar di tujuh kota berbeda. Khusus di Yogyakarta, acara yang dilangsungkan di UC Hotel UGM pada Sabtu (12/5) dibagi menjadi beberapa rangkaian acara, yakni seminar (keynote session), workshop (master class), dan kompetisi Youth Speak.
Berbagai tokoh dari praktisi, influencer, dan pemerintah hadir untuk mengisi acara tersebut. Sesi seminar diisi oleh Kevin Liliana (Miss International 2017), Samuel Abrijani Pangarepan B.Sc (Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia), dan Sayed Muhammad (Founder dan Chief Executive Officer Local.co.id). Sementara itu, rangkaian acara workshop terdiri dari digital marketing dengan pemateri Ossy Indra Wardhani (Head of Marketing and Corporate Relations GDP Venture), product development yang diisi oleh Guntur Sarwohadi (Head of Product Digitaraya), dan User Interface/User Experience (UI/UX) design bersama Arianti Sylvia (Digital Product Designer EMTEK). Tidak hanya itu, Youth Speak Forum juga mengadakan kompetisi mengenai “Digital Start-up Idea Competitions” yang menantang delegasi untuk memunculkan ide start-up, khususnya di bidang kebudayaan.
Dalam konferensi pers tersebut, Chaisar menjelaskan bahwa YouthSpeak Forum bertujuan untuk meningkatkan wawasan pemuda tentang bisnis start-up dan kemampuan mereka untuk menyelesaikan isu sosial, terutama di Yogyakarta. Chaisar berharap bahwa pemuda yang hadir dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan sektor bisnis khususnya start-up di Kota Yogyakarta. Tema acara tersebut diambil karena Yogyakarta terkenal dengan budaya Jawa (culture) dan kehidupan masyarakat (social life). “Banyak potensi sosial, banyak potensi budaya yang bisa kita kembangkan terutama di era digital,” ujar Chaisar.
Senada dengan yang diungkapkan oleh Chaisar, Andi dan Septriana menyoroti era disruptif sebagai sebuah celah bagi pemuda untuk menyinergikan potensi yang ada, khususnya dalam bidang kebudayaan dan kehidupan sosial di Yogyakarta. Dalam menyinergikan potensi tersebut, dibutuhkan ruang dan kepercayaan dari semua unsur yang ada (masyarakat dan pemerintah). Maka dari itu, pemerintah mendukung adanya kegiatan-kegiatan positif seperti Youth Speak Forum Yogyakarta 2018 sebagai sebuah wadah dalam menambah wawasan dan kemampuan pemuda untuk ikut berkontribusi dan menjadi agen perubahan di era digital.
(Metha Putri, Dira Zahrofati/EQ)
Discussion about this post